Bar kecil itu berada di dekat sungai Yarra, Melbourne. Bar ini memiliki nuansa yang menenangkan, sangat ramah dan bersahabat, ciri khas bar Irlandia sangat kental terasa didalam bar kecil ini. Ornamen – ornamen yang terpasang di bar kecil ini juga sangat memanjakan mata, membuat setiap pelanggan yang datang akan sulit untuk bosan.
“Wow, Irish bar ?” Ranum bertanya.
“Iya, ini salah satu bar favoritku, walaupun kecil tapi tempatnya sangat nyaman.” Alexa menjawab dengan tersenyum. “Ayo, Kamu pasti menyukainya.” Lanjut Alexa sambil menarik tangan Ranum.
Mereka berdua memasuki bar Irlandia tersebut, lalu mereka memilih untuk duduk di bar counter yang berhadapan langsung dengan bartender.
“Hallo Alexa, sudah lama kamu tidak kemari, bagaimana kabarmu?” Bartender itu menyapa Alexa dengan hangat “Siapa pria tampan yang bersamamu ini Alexa?” Lanjut bartender itu.
“Kabarku baik – baik saja Anthony, perkenalkan Anthony ini Ranum, Ranum ini Anthony.” Alexa mempekenalkan antara Ranum dan bartender tersebut.
“Hai senang berkenalan denganmu tuan.” Ranum menjulurkan tangan untuk bejabat tangan dengan bartender tersebut.
“Senang juga berkenalan denganmu Ranum.” Bartender itu membalas jabat tangan Ranum.
“Maaf aku harus meninggalkan kalian berdua, pesanan sedang menumpuk, silahkan pesan yang kalian inginkan, aku harus mengurus pesanan lainnya terlebih dahulu.” Anthony memotong.
Ranum mengangguk sambil tersenyum.
“Aku takut ke bar Irish bukan karena aku tidak suka, tetapi karena rata – rata bar seperti ini melarang rokok.” Ranum menjelaskan ke Alexa.
“Kamu tenang saja Ranum, aku tahu Kamu suka merokok, jadi aku membawamu ke bar yang memperbolehkan pelanggannya untuk merokok.” Alexa menjelaskan. “Aku akan memesankan hidangan terbaik disini.” Lanjut Alexa tersenyum.
Ranum mengangguk sambil mengelurkan sebungkus rokok dari sakunya lalu membakar rokok tersebut.
Beberapa saat kemudian hidangan yang telah dipesan pun datang, Alexa memesan steak wagyu, rusuk sapi, dua burger dan dua beer, serta satu botol whiskey mizunara 15yr pabrikan rabbit hole.
“Wow, masakan disini lezat – lezat.” Ranum memakan burger yang telah dihidangkan dengan lahap.
“Syukurlah kamu menyukainya, setidaknya aku tidak memilih tempat yang salah untukmu.” Alexa tersenyum sambil menatap wajah Ranum.
Ranum menyantap semua makanan yang dihidangkan dengan lahap, dan mereka menutupnya dengan menikmati mizunara 15yr.
“Ini pertama kali aku merasakan produk rabbit hole, ternyata enak juga.” Ranum tertawa.
“Ini salah satu whiskey terbaik yang ada di bar ini.” Alexa menjelaskan.
“Aku rasa aku akan kesini setiap malam.” Ranum tertawa.
Disela – sela percakapan antara Ranum dan Alexa, tiba – tiba ada sekelompok geng motor yang datang, geng motor itu memarkirkan motornya didepan pintu masuk bar tersebut. Kelompok itu tidak kurang dari sepuluh orang. Lima orang anggota geng motor itu berjaga didepan pintu bar, lalu lima orang lainnya masuk ke dalam bar. Salah seorang dari mereka menghampiri bar counter tersebut.
“Panggilkan Anthony.” Anggota geng motor itu berseru ke salah satu bartender, lalu duduk disebelah Ranum. “Hey pelayan, berikan aku gelas kosong.” Anggota geng motor itu kembali berseru.
Pelayan itu memberikan gelas kosong untuk anggota geng motor tersebut, yang mungkin orang ini adalah ketua geng motor tersebut. Setelah gelas diberikan, ketua geng motor ini langsung mengambil botol mizunara 15yr milik Ranum.
“Apa kamu keberatan anak muda ?” Ketua geng motor itu tersenyum ke Ranum sambil menuang whiskey milik Ranum ke dalam gelasnya.
Ranum hanya tersenyum ke ketua geng motor itu, lalu lanjut menghisap rokok dan meminum whiskey yang ada digelasnya.
“Maafkan aku tuan Aaron karena membuatmu menunggu lama.” Anthony si baretender sekaligus pemilik baru tersebut datang dari dapur. “Ini bagianmu bulan ini tuan Aaron.” Anthony memberikan amplop coklat yang cukup besar ke Aaron.
“Anthony, Anthony, kau sangat beruntung kali ini, suasana hatiku sedang baik karena pria manis ini memberikan aku mizunara yang nikmat, lain kali jika kau membuatku menunggu, bar ini akan rata dengan tanah, apa kau mengerti orang tua?” Aaron berdiri lalu melotot ke Anthony sembari mengambil amplop coklat tersebut.
“Aku mengerti tuan, aku tidak akan mengulanginya.” Anthony menunduk.
“Bagus kalau kau mengerti, oh iya pria disampingku ini sangat baik sekali, jadi aku akan mengambil wanita disebelahnya juga, sebagai imbalan atas kebaikan pria manis ini, dia tidak akan keberatan.” Aaron menarik lengan Alexa. “kemari gadis cantik.” Lanjut Aaron. Aaron adalah ketua geng motor itu, geng motor milik Aaron adalah salah satu geng motor terbesar di Melbourne. Mereka suka memeras toko – toko kecil di seluruh Melbourne. Sebagai imbalannya geng motor ini tidak akan merusak toko – toko kecil tersebut.
“Tunggu tuan.” Ranum sambil tetap menatap display bar didepannya “Apa kamu ingin ikut dengannya Alexa?” lanjut Ranum bertanya ke Alexa.
“Aku tidak mau Ranum.” Alexa menjawab dengan wajah sedikit kesakitan karena lengannya yang dicengkram ketua geng motor tersebut.
“Apa kamu mendengarnya tuan?” Ranum kembali bertanya ke Aaron lalu menenggak whiskeynya.
“Ambil gadis tak bergunamu ini!” Aaron berseru sambil mendorong Alexa. “Sebaiknya kalian berdua pergi dari sini, sebelum ku patahkan tulang leher kalian!” Aaron kembali berteriak ke arah Ranum.
“Kamu baik – baik saja Alexa?” Ranum bertanya lalu berdiri dari kursinya sambil melihat lengan Alexa.
“Aku baik – baik saja.” Alexa menjawab “Sebaiknya kita segera pergi dari sini Ranum.” Lanjut Alexa.
“Nanti kita akan pulang Alexa, kamu tenang saja.” Ranum meyakinkan Alexa. “Sekarang pergilah ke toilet.” Ranum meminta ke Alexa.
“Tapi Ran-”
“Ke toilet sebentar oke?” Ranum memotong sambil tersenyum ke Alexa.
Alexa mengangguk lalu segera ke kamar mandi, sedangkan Ranum tersenyum ke arah Aaron.
“Maaf semuanya, hari ini kami tutup lebih cepat.” Ranum berseru ke para pelanggan yang ada di bar sambil tetap tersenyum. Para pelanggan berlarian keluar dari bar tersebut, karena para pelanggan panik melihat anggota geng motor itu memegang revolver dan glock.
“Apa yang ingin kau lakukan anak muda ?” Aaron berteriak ke Ranum.
“Boss kalian membutuhkan tenaga kalian.” Ranum memanggil sisa anggota geng motor yang berada di luar untuk masuk ke dalam bar. Sisa anggota geng motor itu pun bergegas masuk ke dalam bar. Setelah memastikan semua anggota geng motor itu masuk ke dalam bar, Ranum pun kembali masuk ke dalam bar Irlandia itu. Ranum menutup pintu bar tersebut dan membalikkan tanda didepan pintu masuk dari open menjadi closed.
“Kau pikir bisa mengalahkan kami hah!” Aaron berteriak ke arah Ranum.
Dengan sigap Ranum langsung meraih dua buah pistolnya, dengan cepat Ranum menembak semua pistol yang berada di tangan anak buah Aaron. Semua pistol yang digenggam anak buah Aaron pun terjatuh ke lantai bar, beberapa tangan anak buah Aaron tertembak dan membuat mereka kesakitan.
“Sial banyak yang meleset.” Ranum mengumpat dalam hati karena tembakannya meleset mengenai tangan anak buah Aaron, padahal niatnya hanya menembak ke arah pistol mereka. Ranum langsung lari dengan cepat dan menghajar anak buah Aaron yang berada dipaling depan tepat diwajahnya. Dalam hitungan sepersekian detik kaki kiri Ranum langsung lincah di ayunkan ke pundak salah satu anak buah Aaron untuk tumpuan, lalu kaki kanannya menendang kepala anak buah Aaron yang lainnya. Salah satu anak buah Aaron berhasil meraih revolver miliknya dan langsung menembak ke arah Ranum, tembakan itu berhasil mengenai pelipis Ranum dan membuat goresan yang cukup dalam di pelipisnya. Tembakan itu sama sekali tidak menggoyahkan Ranum, Ranum semakin gesit, Ranum melempar salah satu anggota geng motor itu ke anggota geng yang memegang revolver tersebut, lalu menembak mereka berdua tepat dikepalanya. Dua anak buah Aaron sudah tumbang, masih ada delapan lagi yang harus Ranum hadapi, Ranum kembali menembakkan dua peluru ke arah anak buah Aaron, yang satu berhasil dihindari anak buah Aaron, tetapi yang satunya berhasil mengenai pipi bagian kiri anak buah Aaron. Dengan sangat cepat Ranum langsung menendang salah satu anak buah Aaron yang sedang mencoba meraih glock yang tergeletak dilantai. Sig Sauer P226 milik Ranum kembali memuntahkan peluru, kali ini tidak ada yang meleset, dua peluru tersebut berhasil mengenai dua kepala anak buah Aaron sekaligus. Total 5 anggota geng motor itu telah tumbang. Tapi yang jadi masalah adalah pistol milik Ranum hanya berisi masing – masing 10 peluru. Sedangkan dia sudah menembakkan total 16 peluru. Tidak sempat berpikir Ranum langsung dihajar telak oleh Aaron tepat di kepala bagian kanan, Ranum terpelanting ke jendela bar, belum sempat mengelak, Aaron langsung mencengkram leher Ranum dengan kuat, Aaron memukuli wajah Ranum hingga babak belur, setelah pukulan ke sekian, Ranum berhasil menahan pukulan Aaron, lalu mengangkat kakinya dan menendang tubuh Aaron hingga terlempar, tidak menunggu lama empat anak buah Aaron langsung menyerang Ranum. Tanpa berpikir panjang Ranum langsung lompat mengambil pistolnya di dekat jendela, Ranum langsung menarik pelatuk dengan cepat dan berhasil menumbangkan empat anak buah Aaron dengan empat peluru terakhirnya. Dua peluru tertanam di kepala, satu peluru tertanam di dada bagian kanan dan satu peluru lagi masuk tepat kedalam mulut salah satu anak buah Aaron. Aaron masih tersungkur di sebelah meja membelakangi Ranum, dengan tertatih Ranum mendekati Aaron, tiba – tiba Aaron berbalik dan menembakkan peluru ke arah Ranum, tiga peluru berhasil mengenai bagian dada dan perut Ranum yang membuat Ranum terdorong kebelakang, tapi Ranum tetap berusaha untuk berdiri, tidak butuh waktu lama Ranum langsung mengayunkan kaki kanannya sekuat tenaga dan menghantamkannya ke kepala Aaron, satu tendangan itu mengakhiri semuanya, leher Aaron patah hingga merenggut nyawanya.
“Tulang leher siapa yang patah hah?” Ranum memegang luka bekas tembakan sambil bertanya ke mayat Aaron. “Maaf Tuan Anthony membuat bar mu kacau.” Ranum berbicara ke Anthony sambil mengeluarkan uang pecahan 100 dollar AUD berjumlah 1000 lembar.
“Tolong bersihkan semua ini sebelum Alexa kembali, dia tidak akan suka melihat kekacauan ini.” Ranum tersenyum sambil memegang dadanya.
“Uang ini terlalu banyak Ranum, dan lagi kami harus mengurusmu dulu, kamu terkena banyak tembakan.” Anthony berbicara ke Ranum.
“Ambil saja tuan dan tolong singkirkan mayat – mayat ini segera.” Ranum meminta sambil menahan rasa sakitnya.
Ranum berjalan menuju toilet untuk menemui Alexa, Ranum mengetuk pintu kamar mandi.
“Alexa apa kamu masih di dalam?” Ranum bertanya dari luar toilet.
Alexa membuka pintu toilet perlahan.
“Apa yang terjadi kepada anda tuan!” Alexa histeris melihat keadaan Ranum. Wajah Ranum babak belur, pelipisnya terdapat luka yang cukup dalam dan ditubuhnya ada 3 buah lubang peluru.
“Tadi kami hanya sedikit berbincang saja, kamu bisa keluar sekarang.” Ranum tersenyum, lalu kembali berjalan menuju mejanya. Ranum duduk lalu membakar rokoknya dan menuangkan whiskeynya lagi, sedangkan wajah Alexa masih pucat dan tubuhnya lemas karena melihat keadaan Ranum.
Seluruh mayat anggota geng motor itu sudah di bawa ke belakang bar oleh para pegawai bar, didalam bar sudah bebas dari mayat, tapi bercak darah masih tersisa di bar itu, dan para pegawai sedang sibuk membersihkannya.
“Sebaiknya kita pulang tuan.” Alexa berbicara ke Ranum dengan wajah masih pucat.
“Aku belum menghabiskan whiskeyku Alexa,” Ranum melihat pergelangan tangannya “Dan ini baru pukul 18.25, kita masih bisa menikmati hari ini lebih lama.” Ranum tersenyum.
Alexa menatap wajah Ranum dalam – dalam, tiba - tiba Alexa mencium bibir Ranum.
Ranum terdiam. Itu adalah ciuman pertamanya, baru kali ini dia merasakan lembut bibir seorang wanita. Ranum membeku sambil menatap Alexa, ciuman itu membuat Ranum melupakan semua rasa sakit yang sedang dia rasakan.
“Maafkan aku tuan.” Alexa langsung menunduk.
Ranum masih terdiam melihat ke arah Alexa.
“Kamu benar, sebaiknya kita pulang sekarang.” Ranum melihat billnya lalu menaruh uang di meja.
Ranum berjalan keluar bar diikuti Alexa, di perjalanan pulang sama sekali tidak ada percakapan apa – apa, situasinya sangat canggung hingga mereka tiba di pacuan kuda. Subaru BRZ itu berhenti didepan lobi pacuan kuda, Ranum masih mematung dan tidak langsung keluar dari mobil, lalu Ranum menatap Alexa, Alexa menatap Ranum dengan wajah takut. Ranum langsung mencium Alexa.
“Terima kasih untuk hari ini, aku benar – benar menikmatinya.” Ranum tersenyum.
“Seharusnya saya yang berterima kasih tuan, karna anda bersedia mengajak saya.” Alexa membalas senyum. “Maafkan saya tuan karena sudah lancang.” Alexa meminta maaf.
“Berhenti meminta maaf, aku juga sudah menciummu, jadi kita impas sekarang.” Ranum bergurau.
Ranum turun lalu membukakan pintu untuk Alexa.
“Astaga Tuan Muda, apa yang terjadi dengan anda!” James terkejut melihat kondisi Ranum. “Mari saya antarkan ke ruang medis Tuan muda.”
“Tidak perlu, hanya latihan biasa James, kamu tenang saja.” Ranum tersenyum. “Aku akan beristirahat lebih cepat, dan terima kasih atas data yang telah kamu kirimkan, aku sudah melihat semuanya.” Lanjut Ranum.
“Baiklah Tuan Muda.” James mengangguk.
Ranum dan Alexa berjalan menuju kamar mereka. Ranum langsung pergi ke kamar mandi, dia langsung menanggalkan semua pakaiannya, di baju pelindungnya terdapat 3 peluru yang hampir menembus tubuhnya. Badannya penuh lebam akibat hantaman peluru, setelah membersihkan tubuhnya, Ranum langsung mengenakan pakaian dan memutuskan untuk tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
fiendry🇵🇸
mulai seru....
2022-02-07
5
Karyati Sholapari
masih nyimak... tp kayak ada yg kurang pas nih cerita nya
2022-02-06
2
EY
Aneh sm ceritanya udah kena tembak 3 peluru tapi masih bisa ngerokok minum whiskey trs nyetir pula
2022-02-06
0