Pagi pun tiba, Ranum terbangun lalu melihat pergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 07.49 waktu setempat. Dia pun terkejut saat mendapati gadis cantik itu tertidur di sofa, Ranum segera mengambil selimut lalu menyelimuti gadis itu, setelah itu dia menuju kamar mandi.
20 menit berlalu dengan cepat, Ranum keluar dari kamar mandi dan masih mendapati gadis cantik itu tertidur pulas di sofa, Ranum memutuskan untuk membiarkannya tidur lebih lama, Ranum segera turun untuk menemui James.
“James.” Ranum menyapa.
“Selamat pagi Tuan Muda, kenapa anda tidak menghubungi saya terlebih dahulu sebelum turun ?” James bertanya ke Ranum
“Siapkan sarapan sekitar 20 menit lagi, aku ingin ke kandang kuda dan tolong hubungi asistenku di pusat lalu tanyakan apa jadwalku hari ini.”
“Baik Tuan Muda.”
Ranum langsung menuju ke kandang kuda untuk melihat- lihat kuda milik keluarga Loshad. Sesampainya di kandang kuda, terlihat sosok pria tua yang sedang memberi makan kuda – kuda milik keluarga Loshad.
“Selamat pagi pak Victor.” Ranum menyapa pria tua tersebut.
“Wah selamat pagi juga Tuan Muda Ranum, anda sudah semakin dewasa.” Dengan suara serak pria tua itu membalas sapaan Ranum sambil mendatangi Ranum lalu memeluknya. Pria tua berusia 63 tahun itu sudah bekerja dengan keluarga Loshad dari tahun 80an, dia salah satu senior diantara para anggota keluarga Loshad lainnya, nama pria tua tersebut ialah Victor, dia menjadi pengurus di kandang kuda ini di 8 tahun terakhir setelah bertahun – tahun mengabdikan diri sebagai body guard keluarga Loshad.
“Kuda – kuda disini semakin indah semenjak anda yang mengurusnya pak tua.” Ranum tertawa.
“Biasa saja Tuan Muda, ini semua juga karena kuda – kuda ini berkualitas tinggi, jadi memang sudah indah dari pertama kali datang.” Victor sambil menatap ke arah kuda – kuda tersebut.
“Sebagus apapun kudanya jika dipegang dengan yang bukan ahli pasti tetap mati dengan cepat pak.” Ranum membalas sambil tertawa.
Percakapan berlanjut dengan obrolan ringan antara pak tua dengan Ranum. Disisi lain gadis itu terbangun, dia bingung kenapa ada selimut di tubuhnya dan saat melihat ke arah tempat tidur, dia tidak melihat keberadaan Ranum, gadis itu segera memakai mantelnya lalu keluar kamar untuk menemui Ranum. Saat sedang menuruni tangga gadis itu berpapasan dengan salah satu pegawai pacuan kuda, gadis itu menanyakan keberadaan Ranum. Setelah mengetahui keberadaan Ranum, gadis itu segera menuju ke kandang kuda untuk menemui Ranum.
“Tuan Ranum.” Gadis itu menyapa Ranum yang sedang menyisir rambut kuda.
“Oh, hai, kamu sudah bangun ?” Ranum bertanya sambil tersenyum.
“Anda tidak marah kepada saya Tuan ?” Gadis itu bertanya dengan ekspresi takut.
“Marah karena apa ?” Ranum bertanya bingung.
“Karena semalam tuan menunggu saya terlalu lama di kamar mandi, anda bosan menunggu hingga tertidur sebelum saya selesai membersihkan diri untuk anda.” Gadis itu menjelaskan.
Ranum tertawa “Aku memang tidak ada niatan untuk melakukan apapun, jadi kamu tenang saja. Jika hari ini kamu masih betah disini mulai lah tidur di ranjang, jangan disofa.” Ranum kembali tertawa.
“Jadi anda tidak marah kepada saya tuan?” Gadis itu bertanya memastikan.
“Aku sama sekali tidak marah kepadamu nona, kamu tenang saja.” Ranum meyakinkan gadis itu.
Disela – sela perbincangan Ranum dengan gadis itu, tiba – tiba James datang.
“Tuan Muda makanan sudah siap semuanya dan untuk hari ini jadwal anda kosong Tuan Muda” James menyela percakapan Ranum dan gadis itu.
“Oke aku akan segera ke ruang makan, terima kasih James” Ranum berbicara kepada James. “Mari nona kita sarapan terlebih dahulu.” Lanjut Ranum mengajak gadis itu untuk ikut sarapan.
“Baik tuan.” Gadis itu mengangguk.
Ranum berjalan menuju ruang makan, diikuti oleh gadis cantik itu.
Beberapa saat kemudian mereka berdua tiba diruang makan. Para pelayan mulai melayani mereka dengan lincah, tidak lupa para pelayan membuka 1 botol wine dan 1 botol champagne. Ranum dan gadis itu mulai menikmati hidangan yang telah disajikan, mulai dari pie daging, roti lapis, barramundi bakar dan berbagai hidangan lainnya yang dapat memanjakan lidah.
“Apa hari ini kamu ada kegiatan lain nona?” Ranum bertanya ke gadis itu.
“Tidak tuan.” Jawab gadis itu singkat.
“Bisa temani aku menikmati melbourne hari ini ?”
“Dengan senang hati tuan.” Gadis itu menjawab sambil tersenyum.
“Oke, hari ini kamu akan menjadi pemandu turku, bawa aku ke tempat – tempat yang menyenangkan di kota ini.”
“Baik tuan Ranum.”
Mereka berdua melanjutkan menyantap hidangan mereka.
Setelah mereka selesai menyantap sebagian hidangan yang telah disajikan, Ranum mempersilahkan gadis itu untuk menuju kamar terlebih dahulu. Gadis itu langsung bergegas menuju kamar Ranum untuk bersiap – siap, sedangkan Ranum pergi menemui James.
“Tolong siapkan 1 mobil untukku James.”
“Baik Tuan Muda akan segera saya siapkan mobil anda, dan saya ingin memberikan informasi bahwa pesanan Master Wu akan tiba di sini sekitar 2 hari lagi.” James memberikan informasi tentang senjata – senjata yang dipesan Master Wu.
“Semakin cepat, semakin baik.” Ranum tersenyum. “Dan satu lagi, kirim koordinat seluruh gudang senjata milik Master Wu yang kamu ketahui, kirimkan segera.”
“Baik Tuan Muda.”
Ranum langsung meninggalkan James dan menuju kamarnya.
Setelah Ranum dan gadis cantik itu selesai bersiap – siap, mereka berdua langsung keluar dari kamar dan menuju ke lobi utama, didepan pintu lobi utama pacuan kuda itu terparkir 1 unit subaru BRZ berwarna biru. Mobil itu adalah mobil yang akan dipakai Ranum untuk menikmati kota Melbourne hari itu. Ranum membukakan pintu untuk gadis tersebut, dilihat sekilas kasta mereka memang jauh berbeda, tapi bagi Ranum semua manusia sederajat dan semua manusia harus diperlakukan sama. Ranum menyalakan mobilnya dan mulai memacu mobil tersebut keluar dari area pacuan kuda.
“Kemana kita sekarang nona?” Ranum bertanya ke gadis cantik itu.
“Kalau ke kebun binatang apa anda tertarik Tuan ?” Gadis itu bertanya.
“Kebun binatang ya, ide yang menarik.”
“Apa anda tidak menyukainya Tuan?” Gadis itu bertanya dengan ekspresi tegang. “Jika anda tidak menyukainya kita bisa ke tempat lain Tuan.” Lanjut gadis itu.
“Bukan, bukan, aku menyukai idemu, aku hanya lupa kapan terakhir kali aku pergi ke kebun binatang.” Ranum meyakinkan Gadis itu bahwa dia menyukai ide tersebut. “Kita sudah hampir 24 jam bersama tapi aku belum mengetahui namamu.” Lanjut Ranum.
“Maaf saya lupa memperkenalkan diri tuan, nama saya Alexa.”
“Oke, aku Ranum Anatoly.” Ranum menjawab lalu tersenyum. “Sudah berapa lama kamu bekerja dengan Master Wu ?” Lanjut Ranum.
“Mungkin sekitar satu tahun tuan, saya diambil Master Wu saat beliau sedang berada di Singapura, saya berasal dari kota kecil di Singapura. Saat itu Master Wu sedang ingin membangun pabrik di area permukiman saya tuan, beliau membutuhkan lahan seluas 7 hektar, seluruh warga dipermukiman itu tanahnya dibeli dengan harga rendah oleh Master Wu, awalnya semua warga menolak, tapi satu persatu warga yang menolak mulai dihabisi oleh Master Wu, hingga pada akhirnya seluruh warga mau menjual tanah mereka sesuai harga yang sudah ditentukan Master Wu. Saat semua warga sudah mulai tunduk pada Master Wu, ayah saya tetap bersikeras untuk mempertahankan rumah kami, karena rumah itu adalah warisan peninggalan orang tua ayah saya, hingga suatu hari saya sedang berbelanja ke swalayan, Master Wu dan para anak buahnya datang kerumah kami, mungkin karena ayah saya sudah lelah dengan perlakuan dan paksaan yang dilakukan Master Wu, dia mengeluarkan senapan untuk melakukan perlawanan terhadap Master Wu, ayah saya berhasil melumpuhkan dua anak buah Master Wu, tapi karena kalah jumlah dan ayah saya membuat Master Wu semakin marah, akhirnya keluarga saya dibantai habis, saat saya pulang dari swalayan, saya melihat salah satu anak buah Master Wu sedang memegang kepala ayah saya yang sudah terlepas dari tubuhnya. Saat itu saya hanya terkulai lemas melihat anggota tubuh keluarga saya yang tergeletak di lantai. Dan saat itu juga Master Wu memerintahkan anak buahnya untuk membawa saya ke Australia.” Alexa menjelaskan dengan mata berkaca – kaca.
“Aku turut berduka cita atas kehilanganmu, maafkan aku telah bertanya.” Ranum meminta maaf sambil mengeluarkan sapu tangan dari sakunya lalu memberikannya kepada Alexa.
“Tidak apa tuan, anda juga tidak akan menyangka jika ceritanya akan seperti itu.” Alexa menjawab sambil menerima sapu tangan dari Ranum. “Terima kasih Tuan.” Alexa tersenyum.
Akhirnya mereka tiba di kebun binatang Melbourne. Mereka membeli tiket untuk masuk ke kebun binatang tersebut, setelah masuk ke dalam kebun binatang Ranum menyuruh Alexa untuk menunggu sebentar di cafe dekat kandang suricata, setelah itu Ranum langsung bergegas menuju ke toko souvenir. Ranum membeli satu topi dengan sablon Melbourne Zoo dibagian depan, satu topi berbentuk koala, satu boneka harimau putih dan satu boneka harimau oranye, serta beberapa pernak – pernik lainnya. Setelah berbelanja di toko souvenir, Ranum langsung menuju ke tempat Alexa.
“Pakailah ini.” Ranum datang tiba – tiba dan langsung menyodorkan topi berbentuk koala ke Alexa.
Alexa terkejut lalu tertawa “Anda yakin tuan, saya harus memakai ini ?” Alexa masih ragu dengan keputusan Ranum.
“Aku sangat yakin, aku juga membeli sebuah topi, walaupun tidak berbentuk hewan.” Ranum sambil mengeluarkan topinya dari tote bag “Dan panggil saja namaku, jangan menggunakan tuan, ini tempat umum.” Lanjut Ranum sambil mengenakan topinya.
“Oke Ranum, terima kasih atas topinya.” Alexa memakai topi berbentuk koala tersebut sambil tertawa.
“Dan ini ada boneka dan souvenir lainnya untukmu.” Ranum memberikan 2 boneka harimau tersebut dan 2 tote bag lainnya yang berisi pernak – pernik lainnya.
“Apa ini tidak terlalu banyak Ranum?” Alexa bertanya dengan wajah bingung.
“Bukankah ini masih kurang?” Ranum balik bertanya dan dia ikut bingung. “Aku pikir ini kurang, hanya saja ditoko itu sudah tidak ada barang yang menarik menurutku, makanya aku hanya membeli ini.” Lanjut Ranum.
“Apa kamu tidak pernah berkencan dengan wanita Ranum?” Alexa bertanya sambil tertawa.
“Apakah ini disebut kencan?” Ranum balik bertanya “Sejujurnya Aku belum pernah berkencan, semasa aku sekolah dulu, aku selalu menjadi biang masalah disekolah, jadi aku yakin tidak ada wanita yang menyukaiku, jangankan menaruh perasaan, mungkin melihatku pun mereka sudah muak.”
Alexa tertawa “Aku baru menemukan pria seperti dirimu Ranum, aku rasa kamu tipe pria yang langka di muka bumi ini.” Lanjut Alexa sambil tertawa.
Ranum terdiam dengan wajah bingung.
“Ayo kita mulai jalan – jalan.” Alexa menarik tangan Ranum sambil tersenyum.
Mereka mulai menjelajahi kebun binatang Melbourne, mereka menyambangi semua hewan yang ada dikebun binatang itu, mereka mengobrol dengan seru, tertawa bersama, bersenda gurau, mereka benar - benar menikmati perjalanan di kebun binatang itu. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.12 waktu setempat.
“Ranum, apa kamu sudah mulai bosan?” Alexa bertanya kepada Ranum.
“Tidak, tapi jika Kamu memiliki tempat lainnya yang lebih seru, mungkin kita harus kesana.” Ranum menjawab sambil tersenyum.
“Aku kenal satu tempat yang menjual bourbon terlengkap di kota ini, apa kamu menyukainya ?”
“Bourbon adalah salah satu jenis whiskey kesukaanku, antarkan aku ke tempat itu.” Ranum menjawab dengan wajah antusias, karena sudah hampir sehari lidah Ranum tidak merasakan whiskey favoritnya tersebut.
“Baiklah kita akan kesana.” Gadis berusia 20 tahun itu tersenyum.
Mereka keluar dari kebun binatang Melbourne lalu bergegas menuju parkiran, lalu Ranum segera memacu Subaru BRZnya ke bar kecil yang dimaksud Alexa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
fiendry🇵🇸
begitu awalnya ketemu Alexa
2022-02-07
5
Cut Nyak Dien
ternyta
2022-01-30
1