2

"Apa salahku, Tuhan...? Kenapa hidupku jadi begini...?" Lirih Rin. Dia terus saja berjalan tanpa arah menyusuri gelapnya malam.

Langkahnya mendadak terhenti ketika dirinya melihat beberapa orang yang tampak seperti preman berdiri hadapannya. Rin menelan saliva nya, apalagi yang akan terjadi pada dirinya.

"Hei cantik.... sedang apa sendirian di sini?" Tanya salah satu dari mereka. Rin diam saja, dia merasa sangat takut sekarang.

"Nona, bagaimana kalau kau ikut kami saja? Kita bersenang-senang bersama?" Goda lelaki itu lagi dengan seringai mesumnya, membuat Rin bergidik ketakutan.

"Tuan, tolong jangan ganggu saya. Biarkan saya pergi..." Rin mengatupkan tangannya seiring dengan kakinya yang melangkah mundur.

"Kenapa mundur Nona? Kemari lah ikut kami, kita bersenang-senang." Ketiga lelaki itu terus maju mendekati Rin, Rin semakin ketakutan, ia memutar langkahnya dan berlari secepat mungkin. Dan ternyata para preman itu malah ikut mengejarnya.

"Ya Tuhan... Tolong aku... Aku tidak ingin di lecehkan lagi... " Rin tak hentinya merapalkan doa sambil terus berlari. Rin menoleh ke belakang ternyata para preman itu sudah semakin dekat.

"Tuan Reiz... Ku mohon kembalilah...." Rin semakin ketakutan, hanya nama Reiz yang ada di pikirannya. Berharap Reiz akan datang kembali dan menolongnya lagi. Tiba di tikungan jalan tubuh Rin terjingkat kaget karena menabrak seseorang.

"Jangan apa-apakan saya... Saya mohon...." Rin yang ketakutan menutup wajahnya sambil berjongkok, tanpa melihat siapa yang ditabraknya.

"Hei kau...! Serahkan dia pada kami!" Ketiga preman itu sudah ada berdiri tak jauh dari mereka.

"Dia milikku!"

Rin menurunkan tangannya mendengar suara yang sepertinya tak asing baginya. Matanya berbinar melihat siapa yang berdiri di hadapannya. Ia segera bangkit mendekati lelaki itu.

"Tuan Reiz...?" Lirihnya. Antara percaya dan tidak, pria itu datang kembali untuk menolongnya. Reiz menarik lengannya, menyembunyikan tubuh Rin di balik punggungnya.

"Jangan ikut campur urusan kami, Tuan. Sebaiknya segera berikan gadis itu pada kami!" Seru preman itu lagi.

"Bukankah sudah ku katakan kalau dia milikku?" Suara Reiz terdengar begitu dingin. Dan nampaknya para preman itu tidak terima dengan ucapannya.

"Kau menantang kami rupanya." Salah satu dari mereka maju dan mulai menyerang Reiz. Tentu saja Reiz tak tinggal diam, tak akan ia biarkan para preman itu melukainya walaupun sedikit saja.

Dengan cepat Reiz mengunci tangan dan melayangkan pukulan juga tendangannya hingga membuat preman itu terjatuh tak sadarkan diri. Melihat temannya yang begitu cepat di kalahkan, kedua preman lainnya segera kabur meninggalkan mereka begitu saja.

Reiz membalikkan tubuhnya, di tatapnya Rin yang masih terlihat gemetar sambil memeluk tubuhnya sendiri. Reiz melepaskan jas yang dipakainya, ia melangkah mendekati Rin. Segera ia memakaikan jasnya pada Rin, membuat Rin menatapnya dengan mata berkaca-kaca,

"Tuan, terima..." Belum sempat Rin melanjutkan perkataannya, Reiz sudah lebih dulu memotongnya.

"Cepat masuk ke dalam mobilku." Ujar Reiz sambil melangkah menuju mobil yang terparkir tak jauh dari sana.

Rin tersenyum menatap punggung Reiz, walaupun pria itu terkesan dingin tapi ia adalah pria yang baik. Terbukti sudah dua kali Reiz menolongnya, padahal mereka baru bertemu malam ini dan tidak saling mengenal.

"Apa kau mau aku tinggal lagi?!" Suara Reiz menyadarkan Rin dari lamunannya. Ia melihat Reiz sudah berdiri di samping mobilnya.

"Tunggu aku, Tuan..." Rin berlari kecil menghampiri Reiz. Segera ia masuk ke dalam mobil Reiz. Selama perjalanan keduanya membisu, Rin ingin menanyakan kenapa Reiz kembali lagi, tapi diurungkan karena takut akan di turunkan lagi di jalanan seperti tadi.

**********

Begitu mobil yang mereka kendarai sampai di sebuah apartemen, Reiz memintanya untuk turun. Rin berjalan di belakang Reiz, dalam hatinya bertanya-tanya kemana Reiz akan membawanya. Tapi Rin percaya, kalau Reiz tidak akan berbuat yang tidak-tidak padanya. Apalagi tampilannya yang memang sudah berantakan, ia yakin Reiz tak akan tertarik padanya.

"Tuan Reiz Anderson, selamat malam. Anda sudah kembali dari luar kota?" Sapa seorang satpam begitu melihat Reiz.

"Iya pak, saya sudah kembali siang tadi. Tapi saya tinggal di hotel dulu karena ada meeting." Jawab Reiz. Satpam mengangguk mendengar jawaban Reiz, kini pandangan beralih pada seorang gadis di belakang Reiz.

"Siapa Nona ini, Tuan? Apakah teman atau kekasih Tuan?" Tanyanya heran, karena selama ini Reiz tak pernah membawa siapapun ke apartemennya kecuali keluarganya.

Reiz mengalihkan pandangannya pada Rin.

"Dia... Bukan siapa-siapa, jangan di hiraukan." Jawabnya. Rin melebarkan matanya mendengar jawaban datar Reiz, ia memang bukan siapa-siapa lelaki itu. Tapi tak bisakah Reiz menyebutnya sebagai teman, setidaknya itu lebih baik daripada sekarang ia harus menerima tatapan aneh dari satpam itu.

"Nama saya Rinata Andara, Pak. Saya tadi kebetulan bertemu dengan Tuan Reiz di jalan. Lalu Tuan Reiz membawa saya kemari." Rin mencoba menjelaskan agar ia tak mendapat tatapan aneh itu lagi.

Tapi justru sekarang sang satpam malah menatapnya curiga. Satpam itu pasti berpikir ia bukan wanita baik-baik di lihat dari pakaiannya yang masih terlihat lumayan minimalis walaupun sudah tertutup jas Reiz, karena ayah tirinya tadi yang memintanya memakai pakaian itu, tapi ia tidak merasa curiga sama sekali, apalagi berfikir ayah tirinya mau menjualnya. Dan tadi ia bilang bertemu Reiz di jalan, pasti membuat satpam itu semakin curiga.

"Saya wanita baik-baik, Pak. Jangan memandang saya seperti itu." Ujar Rin datar.

"Maaf Nona, saya hanya heran saja karena Tuan Reiz tidak pernah membawa orang lain kemari selain keluarganya." Satpam itu merasa tak enak.

"Kalau begitu kami permisi, Pak." Reiz menutup percakapan yang baginya tak penting itu.

"Oh iya... Silahkan Tuan Reiz dan Nona..." Ucapan satpam itu terputus.

"Rinata, Pak..." Sambung Rin.

"Ya Nona Rinata... Selamat malam."

Terpopuler

Comments

Tieny Roesmiasih

Tieny Roesmiasih

klo diliat tatanan kalimat dn alur ceritanya.. aku mulai suka nich... mudah² an bagus 💪💖💪

2022-02-15

0

Anastasia Anastasia

Anastasia Anastasia

pastinya Reis laki" yg arogan

2022-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!