Jangan lupa sebelum membaca like, lalu setelah selesai membaca tekan love dan bintang lima di atas sinopsis sampul ya, terimakasih banyak.
•
"Pesona mu membangkitkan naf..su Daddy, Hima. Maukah kamu menerima Daddy apa adanya yang seperti ini?"
"Maksud Daddy apa sih? kenapa Daddy ngelantur?" aku balik bertanya lagian kenapa sih Daddy bertingkah aneh ke aku.
Saat aku sentuh dahi Daddy tidak panas dan aku cium bau nafasnya tidak ada bau alkohol sama sekali, terus..
Pertanyaan Daddy ini bisa membuat orang salah sangka, haduh.. jangan-jangan Daddy mau melamar wanita itu lagi. Tapi tunggu dulu kenapa ada kata-kata naf..su nya segala?
Bukannya cari istri yang benar tapi malah asik dengan kegiatannya yang selalu menggoda aku. Sebal deh.
Selain itu Daddy gak menjawab, berarti benar Daddy cuma niat prank aku doang.
"Huh.. Daddy.. jangan." Aku berusaha menutupi bajuku tapi terlambat bajuku sudah hilang di telan tempat baju kotor.
Di sela-sela pembicaraan Daddy ternyata sangat mahir membuat tubuhku terasa terbakar, panas tapi juga geli.
"Jangan apa coba? Hem. Jangan berhenti begitu maksudnya?"
terus saja Daddy menggodaku gimana kalau aku jatuh cinta dengan Daddy sedangkan Daddy tidak. Broken heart dong namanya.. hiks.
"Berhenti dad.. u..h!" tangan Daddy nakal sekali.
Aku berusaha menyingkirkan tapi tetap tidak bisa pakai kekuatan apa sih Daddy staminanya kuat banget, pasti gara-gara keseringan olah raga pagi dan malam hari.
Tok
Tok
Tok
"Sial... siapa yang ganggu sih."
Daddy beranjak pergi dengan ekspresi wajah marah.
Aku tertawa saat melihat Daddy marah, bagiku sangatlah lucu ketika naf..su Daddy di ubun-ubun namun terhenti. Kasihan juga Daddy tapi bagaimana dengan masa depanku, jika aku mudah terlena oleh siasat Daddy bagaimana di tambah lagi pesona Daddy yang luar biasa, selain itu aku juga ingin balas budi pada Daddy.
"Ada apa?"
Ketusnya Daddy pada asisten pribadinya itu terdengar dari dalam kamar yang lumayan jauh dan berbelok antara sekat kamar dan pintu keluar kamarku, kasihan sekali dia.. pasti nanti setelah di omel lin Daddy akan lapor ke aku dan menyuruh aku sambil memohon-mohon agar tidak di pecat lagi dan marah-marah lagi.
"Maaf pak, apa saya ganggu bapak malam ini?" gerogi dan sepertinya hampir ngompol.
Aku masih cekikikan sendiri membayangkan jika asisten Daddy yang bernama Aan itu di siksa lahir batin oleh Daddy, aku penasaran pada akhirnya aku memakai pakaianku dahulu lalu menyusul Daddy dan asistennya itu.
"Ganggu banget, tau gak sih kamu ini ganggu pakai banget! mau aku kirim ke negara terpencil di dunia mau, biar bingung gak bisa nakal ke gadis-gadis polos yang kamu goda kemarin di kantor, siapa itu namanya. Siapa namanya?" aku melihat Daddy berdecak pinggang sambil menunjuk-nunjuk Aan.
Ya ampun kejamnya Daddy ku ini, apa salahnya sih jika Aan mau menemuinya pasti ada masalah penting di kantor.
Aku lihat Aan cuma menggeleng dan menundukkan kepalanya, pasti sekarang Aan sedang senam jantung.
Dan ada satu cerita lagi kenapa aku memanggilnya hanya Aan saja terkadang asisten Aan padahal dia lebih tua dariku delapan tahun, alasannya cuma satu yaitu Daddy melarang ku untuk memanggilnya dengan sebutan kakak,
katanya jika aku berani memanggil dengan sebutan kakak sebab Daddy menganggap itu panggilan yang sangat mesra dan manja untuk seseorang yang bukan siapa-siapa nya, jadi aku harus panggil langsung namanya saja atau pakai nama gelarnya asisten Aan, jika tidak dia akan langsung pindah pekerjaan dan akan terblokir dari perusahaan manapun.
Arogan sekali Daddy mentang-mentang pemilik perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian bermerek dan juga makanan ringan, tapi meski begitu yang aku heran kan kenapa juga tak sedikitpun orang yang ingin menjadi orang-orang kepercayaannya Daddy, aneh.
Aku saja yang setiap hari dengannya merasa horor, takut di apa-apa kan.
"Citra pak bos!" dengan suara lirih.
Haduh.. Daddy ini, bisa gak sih gak usah menampilkan ekspresi poker dan arogan andalannya, kehilangan Aan bakalan kehilangan bisnis dimana-mana loh Daddy.
Padahal selama ini hanya Aan yang bekerja sedangkan Daddy cuma ungkang-ungkang kaki seenaknya jidat sendiri bahkan hampir semua waktunya untuk aku.
"Nah.. namanya sudah saya ingat dan kantongi, jika kamu berani macam-macam dan mengganggu saya lagi kamu saya kirim ke tempat terpencil tanpa ampun, plus bonus mu akan saya coret dari daftar. Biar gak nakal lagi, biar gak bisa bertemu dengan pegawai magang yang namanya Citra.. Citra itu."
Aan mengangguk cepat.
"Iya pak bos.. iya.. saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, saya bersumpah." Aan hendak pergi tapi tangan kokoh yang berada di pundaknya menghentikan langkahnya.
"Ada.. apalagi pak bos?" takut.
Aku hanya bisa tersenyum, biarkan kali ini Aan menerima pekerjaannya dengan ikhlas tanpa batuan dariku. Nanti ujung-ujungnya aku di hukum sebagai gantinya, sudah lelah ini bibir dan tangan di hukum terus.
"Mana pekerjaannya?"
"Pak bos jadi bekerja, syukurlah!" gembira riang padahal hari kiamat untuknya akan datang.
"Cepat," Daddy membalikkan badannya dan langsung menghampiriku dan mengusap pipiku dengan lembut sebelum ia mendaratkan kecupannya di dahi.
"Gadis kesayangannya Daddy, Daddy kerja dulu jangan nakal oke. Jangan lupa besok ke kantor lagi dengan Daddy."
Wlek..
"Gak janji Daddy," ucapku sambil berteriak sebab jejak Daddy dari kamarku cepat sekali menghilangnya.
Ezra berada di ruangan kerjanya bersama dengan Aan dan juga beberapa orang bodyguard pribadinya dan juga beberapa orang mafia.
"Bagaimana pekerjaan kalian, sukses?"
Ezra menatap tajam semua anak buahnya yang sudah ia kerahkan dari sekitar setengah tahunan.
"Beres bos, bahkan mereka semua sudah kami masukkan ke dalam rumah dengan pengawasan yang ketat bos!" jawab ketua dari Mafia yang bernama Austin.
"Good, jangan sampai meninggalkan jejak sedikit pun. Apalagi sampai gadisku tau, kalian akan habis di tanganku." Ezra beranjak pergi setelah ia melihat beberapa bukti yang sudah di simpan di flashdisk miliknya.
Mereka mengangguk.
Aan yang masih setia mengikuti bosnya.
Ezra membalikkan badannya.
"Ngapain ngikutin saya, mau ngintip saya dengan Hima?"
"Tidak pak bos!" melambaikan kedua tangannya dan langsung berlari tanpa berpamitan dengan Ezra.
"Ngapain balik lagi, beneran mau ngintip hah." Ezra yang geram melepas sendalnya dan langsung melempar ke arah Aan tapi Aan beruntung tidak terkena lemparan sendal milik Ezra.
"Gak kena bos, ini sendalnya bos," sopan sekali sikapnya, sudah di lempar pakai sendal tapi gak pergi juga.
Senang sekali ya Aan ini menjadi pengganggu.
"Dalam hitungan 3 tiga kalau kamu gak pergi benar-benar saya kirimkan kamu ke negara terpencil baru nyahok kamu. Mau kesana hari ini?"
Habis sudah kesabaran Ezra.
"Tidak pak bos, saya akan segera pergi. Selamat malam pak bos!" bisa-bisanya ia tersenyum mengejek.
•
Like nya jangan lupa ya, terimakasih banyak 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Mamad Cici
next
2022-01-24
1
xixi
pertanyaannya adalah?? hima anak siapa....
2022-01-24
3
Berlian An
lanjut thor
2022-01-22
0