Lagi-lagi aku harus mengendalikan naf..su Daddy lagi. Bagaimana ini??!!
"Daddy?" panggilku saat Daddy memilih merebahkan badannya di sampingku, aku menatap Daddy.
Kenapa Daddy tidak menanggapi aku lagi, apa dia masih marah gara-gara aku menguping dia di kamar mandi tadi. Betah benget ngambeknya kayak anak kecil minta ponsel saja mau lihat aplikasi Vidio anak-anak saja.
Lagian apa salahnya sih sesekali mendengar suara main solo di kamar mandi? apalagi kalau lihat secara live.. pasti semakin uwuw.. perut Daddy dan itunya itu loh.. a.. malu aku. Terus.. terus.. gimana ya posisinya itu dan bentuknya, hoey.. Hima sadar Hima.. jangan berpikiran yang negatif kalau di sunduk beneran gimana?
Pasti sekarang pipiku merah merona, malu ini.. malu sekali. Sambil ku pukul pelan kedua pipiku secara bergantian agar sadar dulu akunya biar gak di hukum lagi oleh Daddy.
"Daddy.." sambil ku goncang kan badannya tapi percuma Daddy sengaja tidak mau membuka matanya malah sekarang suara dengkuran yang aku dengar.
"Geerrookk.. geerrookk.."
Pada akhirnya aku tutup telinga dan memilih meninggalkan Daddy, belum juga satu langkah ternyata kaki sebelah kiri Daddy menimpa badanku dan akhirnya aku terpaksa tidur di samping Daddy dengan menutupi kedua telingaku yang bisa bengkak kapan saja.
"YEESS..." Ups.. aku segera membekap mulutku sendiri, segitu bahagianya aku saat aku berhasil memindahkan kaki Daddy.
Di cuekin dan di tinggal ngorok aku jahil lin saja Daddy, aha.. aku ada ide. Pasti dengan begini Daddy terbangun dari tidurnya, aku mencoba menyentuh perut rata Daddy pasti akan terasa geli di tambah lagi, mana ya.. kemoceng sedari tadi aku cari gak nongol-nongol di kamar.
Perasaan aku letakkan di laci deh? apa mungkin di pindahkan oleh Daddy gara-gara aku sering gunakan benda itu untuk membangunkan Daddy.
"Daddy.. mana kemoceng nya?" aku berusaha membangunkan Daddy tapi percuma tak berguna.
Tapi di detik berikutnya aku melihat senyum terbit di kedua sudut bibir Daddy.
"Cari ini?"
"Haduh.. Daddy buat Hima terkejut, bisa gak sih Daddy kira-kira dulu situasinya seperti apa. Untung gak terkejut parah Daddy, bisa-bisa lain cerita!" aku pura-pura saja marah ke Daddy terus.. saat dia lengah aku ambil deh kemoceng nya.
Memang ideku ini selalu brilian dan tidak mengecewakan sama sekali.
"Iya.. daddy. Hima cari itu, kenapa di sembunyikan di situ Daddy apa gak kegelian?" tanyaku saat aku tau ternyata sedari tadi kemoceng itu berada di samping lengan kiri Daddy dengan sengaja di tutupi oleh selimut, dasar Daddy ini barang-barang jitu selalu di tutupi agar aku tidak tau ya, tapi beribu sayang sudah ketahuan sekarang Daddy.
"Buat apa coba Daddy tanya cari kemoceng? hem"
"Em.. buat bangunin daddy!" seketika aku menutup mulutku, lalu buat apa aku masih mencarinya jika Daddy sudah bangun.
Lebih baik aku kabur saja dari pada di terkam Daddy lagi, takut..
"Mau kemana?" genggaman tangan Daddy di pergelangan tangan ku terasa hangat dan tentunya kuat.
Aku menatap wajah Daddy.
"Aku.." haduh..., alasan apa coba jika sudah begini.
Aku menggigit bibir bawahku sambil memikirkan ide agar Daddy tidak bertanya dan tidak meminta pertanggungjawaban seperti tadi, bisa-bisa anak perawan seperti aku gak perawan lagi gara-gara Daddy tampan dan kaya seperti Afzal Ezra Permadani yang berada di sampingku.
"Kamu gak boleh pergi gadis kesayangan Daddy." Daddy menarikku kuat sampai aku terjatuh di atas dada bidang Daddy.
BRUGH
"Aw," badanku terasa mau rontok saat tubuh ini menubruk Daddy.
Ternyata badan Daddy lumayan sakit juga saat aku terjatuh di badannya, kenapa bisa jadi keras begitu badannya apalagi ini kenapa jadi keras, Daddy jaga badan untuk siapa. Aku tatap perut Daddy yang mulai berbentuk rapi sepertinya akan ada roti sobek. Asik.. roti... roti.. roti.. yee.
Atau jangan-jangan Daddy mau pedekate dengan wanita berpakaian minim kemarin, oh.. no.. tidak aku tidak akan membiarkan Daddy kenal lebih jauh dengan wanita itu.
Sedangkan Ezra hanya menatap Himalaya dengan tatapan yang sudah kemana-mana.
"Daddy punya wanita incaran ya, apa wanita yang kemarin datang ke kantor dengan pakaian kurang bahan?" tanyaku pada Daddy.
Daddy bukannya menjawab pertanyaan ku malah dia tersenyum selebar itu, apa maksudnya coba ih.. Daddy bikin emosi saja.
Daddy memperbaiki posisi tidurku dan mencari kenyamanan di dekatku.
"Ha.. maksudnya apa? Daddy benar-benar bodo* dan tidak mengerti loh, sama sekali bahkan" aku memang melihat Daddy bingung, tapi masa sih Daddy gak ngerti juga apa yang aku maksudkan, aneh.
"Alasan Daddy, iya kan.. biar Daddy bisa peluk-pelukan dengan wanita itu tanpa sepengetahuan aku, lagian ya Daddy buat apa sih Daddy dekat-dekat dengan wanita ondel-ondel berjalan kurang bahan itu, ya kali bodynya bagus kayak punya Hima gak apa-apa. Kurus kerempeng gitu rata semua mau pegang sana sini mana bisa Daddy, di tambah lagi Daddy gak bisa kontrol naf..su Daddy. Takutnya tuh wanita gak bisa ngimbangin naf..su Daddy lagi." Aku ini bicara apa adanya loh ya jika Daddy ku ini gak bisa mengontrol ini itu.
Aku barusan gak sopan sebab nunjuk-nunjuk Daddy. Takut.. jika di usir Daddy dadakan sebab aku berani, tapi.. mana mungkin Daddy mengusirku Daddy saja tidak bisa lepas ko dari pesonaku, santai Hima.. santai.. tenangkan pikiran kamu jangan panik oke.
Ambil nafas.. tahan sebentar lalu hembuskan pelan-pelan.
"Terus.. tadi barusan itu apa gadis kesayangannya Daddy, buat apa cari kemoceng. Pasti mau membangunkan Daddy, sudah bangun nih tegak banget"
Daddy ku mulai ngelantur lagi, apa coba yang tegak. Keadilan maksudnya, tapi kalau terpojok terus menerus bukannya ini tidak adil untuk aku.
"Iya.. niatnya untuk membangunkan Daddy tapi gak jadi Daddy takut Daddy minta pertanggungjawaban padaku lagi, bibir aku sakit Daddy.. Daddy hisap terus seperti penyedot debu." Aku lihat Daddy tertawa kecil.
Puft
"Kali ini Daddy tidak akan hisap bibir kesayangannya Daddy," dengan mengedipkan mata sebelah kanan.
Apa ini maksud Daddy, haduh.. jangan-jangan Daddy mau buka segel aku lagi. Oh.. no Daddy aku gak mau kalau begini.
Aku berpindah tempat dan berusaha menjauh.
"Sudah Daddy bilang jangan pergi masih ngeyel kamu ya." Daddy membalikkan posisinya dan sekarang aku di bawah kung..kungan Daddy.
Aku panik sepanik-paniknya.
Dag dig dug dag dig dug.
Jantungku rasanya mau copot ini.
"Dad.. mau apa? Daddy jangan huh..."
*
Kira-kira sama Daddy nya diapain ya??
yuk kirimkan dukungannya agar emak semangat up, terimakasih banyak 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Asmainiati Pelis
bingung aq membacanya
2022-06-02
2
Eka Aphalah Aphalah
cerita yg membagong kan
2022-02-15
0
Ide'R
Dady sama anaknya gesrek apa kebangetan polos deh Hima nya..lanjuut
2022-01-29
0