BAB 2

POV JEMIMA

"Kau datang ke Prestige Award sendirian? Tanpa bodyguard?" Cecar Ibra, direktur Magnolia Entertainment, agensi yang menaungi Jemima.

Saat ini Jemima sedang berada di ruangan Ibra karena sang direktur memanggilnya untuk membahas progres proyek single terbaru.

"Ayolah, Ibra. Rasanya berlebihan jika aku datang kesana dengan pengawalan Gery," jawab Jemima malas. Sungguh Ibra terlalu berlebihan memperkerjakan Gery, seorang bodyguard keturunan Turki untuk menjaganya.

"Tidak akan ada yang menculikku karena makanku banyak," canda Jemima santai.

"Bagaimana caranya membuatmu sadar bahwa kau adalah seorang diva?" Geram Ibra.

Ia tidak habis pikir Jemima masih saja lengah dengan statusnya sebagai seorang selebriti yang rawan akan gangguan jika ia berpergian seorang diri. Bukan hanya karena Jemima artis pemberi kontribusi terbesar di agensinya. Namun ia betul-betul khawatir dengan artisnya yang sudah ia bimbing selama sepuluh tahun itu.

"Jika aku merasa membutuhkan Gery akan ku beri tahu," ujar Jemima lagi.

"No. Aku yang memutuskan kapan Gery akan menjagamu. Aku tidak menerima bantahan," tegas Ibra.

Jemina menghela nafas. Ia tidak akan menang jika berargumen dengan Ibra.

"Apa ada lagi yang akan kita bahas? Hari ini jadwalku latihan vocal dan pilates," tanya Jemima sambil berdiri dari kursi, bersiap meninggalkan ruangan Ibra.

Ibra menggeleng. "Ah ya, selamat atas award yang kau menangkan. Sepertinya berakting bisa menjadi pilihan karirmu selanjutnya,"

Jemima tidak menjawab. Ia hanya melempar senyum dan segera berbalik menuju pintu keluar.

***

Hari sudah beranjak senja ketika Jemima selesai melakukan pilates di rumah dengan Irene, pelatihnya.

"Jemi, apa kau makan dengan baik?" Tanya Irene tiba-tiba saat ia akan keluar.

"Ya, tentu. Ada apa?" Tanya Jemima heran.

"Entah perasaanku saja atau kau terlihat lebih kurus," jawab Irene memperhatikan tubuh Jemi. "Apa agensimu menuntut badanmu agar lebih kecil lagi?"

Jemima tertawa. Irene memang sudah seperti kakak baginya.

"Akhir-akhir ini entah kenapa selera makanku berkurang. Aku hanya makan saat lapar,"

Irene mendengus. "Makanlah yang banyak. Kau mampu membayarku mahal. Gunakan juga uangmu untuk membeli makanan enak," ketus Inne gemas yang disambut tawa oleh Jemima.

"Kebetulan sekarang aku lapar. Aku akan memesan steak,"

"Tambahkan juga pizza. Lalu sesuatu yang manis,"

"Hey harusnya pelatih pilates memberi nasehat agar kliennya makan makanan sehat!"

"Kau pengecualian. Pesanlah. Lalu kirimkan fotonya padaku sebagai bukti. Aku pamit," ucap Irene seraya berlalu dan menghilang di balik pintu.

Sepeninggal Inne, Jemima langsung mandi setelah sebelumnya memesan makanan. Tak lama setelah mandi makanannya pun tiba. Ia baru saja akan menyuapkan steak ketika teringat kata-kata Irene yang menyuruhnya untuk mengirimkan foto makanannya. Jemima lalu mencari handphonenya dan kebetulan handphonenya berdering. Nama Tita sang manager tertera dilayar.

"Hey Tita. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jemima.

"Sebenarnya aku masih pusing tetapi seketika menjadi sehat saat melihat postingan terbaru Spill The Tea," ucap Tita menyebut media yang selalu mengungkap rahasia selebriti.

"Ada apa? Siapa lagi kali ini yang mereka posting?"

"Kau belum melihatnya? Itu kau, Jemi!"

Jemima terhenyak. Otaknya segera mengingat apa saja yang ia lakukan akhir-akhir ini hingga masuk pemberitaan Spill The Tea. Rasanya tidak ada yang aneh. Jemima memutus sambungan dengan Tita dan segera membuka akun instagram. Ia pun terbelalak melihat fotonya bersama Alezo saat kemarin mereka di parkiran apartemennya terpampang nyata.

Jemima dan Alezo berpacaran dunia nyata?

Begitu penjelasan foto yang tertera. Sialnya foto yang ditampilkan adalah saat Jemima meraih handphone yang disodorkan Alezeo sehingga terlihat seperti bergandengan tangan.

"Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan?"

Jemima ketakutan karena ia tau betul fans Alezo selalu menyerang artis perempuan manapun yang diberitakan dekat dengan sang idola. Bahkan Adila, lawan main terakhir Alezo yang hanya mengunggah foto berdua saat ia berulang tahun harus menutup akunnya karena tidak tahan dengan hujatan. Apalagi jika fotonya bersama Alezo seperti saat ini? Setelah menguatkan hati dan memikirkan kemana ia akan pergi jika ia tak kuat membaca hujatan, Jemima pun membuka kolom komentar.

"Pasangan sempurna!"

"Enyah kalian para artis yang menginginkan Alezo. Jemima adalah yang terbaik. Dia sempurna!"

"Berita yang sangat kutunggu setelah film mereka tayang,"

"Mereka pasti sedang jatuh cinta,"

"Aku sudah menduga mereka akan mengalami cinta lokasi. Ingat bagaimana mereka berciuman di film. Sungguh seperti pasangan yang dimabuk cinta!"

"Tidak masalah Jemima lebih muda tujuh tahun. Mereka serasi sekali,"

"Aku harap mereka menikah,"

Jemima mengernyitkan dahi membaca komentar yang diluar dugaan justru mendukungnya. Tidak ada komentar negatif maupun hujatan sama sekali. Ia bahkan mengucek matanya memastikan ia tidak salah baca, namun komentarnya tidak berubah. Para fans ternyata senang dengan kabar ia berkencan dengan Alezo.

Jemima tersentak ketika handphonenya berdering. Ia mengigit jari ketika nama Ibra muncul di layar. Setelah menghela nafas ia lalu menjawab panggilan direkturnya itu.

"Ada yang mau kau jelaskan padaku?" Tanya Ibra di ujung sana.

"Kami tidak berkencan," jawab Jemima singkat.

"And then?"

"Alezo mengantarku pulang karena mobilku mogok dan aku harap kau tidak lupa bahwa aku tidak berani naik taksi sendirian,"

"Lalu berpegangan tangan?" Selidik Ibra.

"Alezo memberikan handphoneku yang ketinggalan lalu aku meraihnya. Bahkan kulit kami tidak bersentuhan!" Jelas Jemima frustasi.

Hening sejenak. Jemima merasa bersalah berbicara dengan suara keras pada Ibra. Apa ia akan tersinggung dan memarahinya?

"Baiklah. Aku percaya padamu," tukas Ibra sejurus kemudian. "Istirahatlah,"

Sambungan terputus. Jemima meletakkan handphonenya di atas nakas dengan kasar. Sebenarnya ia tidak yakin apa yang membuatnya gusar. Tidak ada hujatan dan Ibra percaya pada penjelasannya. Alezo pasti tetap akan profesional meski mereka akan sering bertemu karena pekerjaan. Tidak akan ada masalah. Lalu apa yang membuat hatinya mengganjal? Seketika selera makannya hilang. Lagi-lagi ia melewatkan waktu makan. Irene akan menceramahinya tetapi siapa yang sanggup menelan makanan ketika hati sedang tidak tenang?

***

Satu Minggu setelah kabar ia berkencan dengan Alezo, Jemima hampir setiap hari menerima laporan dari Tita bahwa banyak wartawan yang menantikan klarifikasinya. Mereka meminta Jemima muncul di media menjelaskan apakah benar mereka sedang menjalin hubungan.

"Biarkan saja. Nanti mereka juga akan lupa,"

"JEMI! Berapa kali ku katakan mereka tidak akan berhenti mengejar kalian berdua. Apa kau tidak sadar pemberitaan tentang kalian dibahas setiap hari di infotainment dan media sosial?"

Tita menarik nafas. Ia kelepasan membentak Jemima yang notabenenya adalah bosnya. Ia benar-benar tidak tahan dengan sikap Jemima yang sering lupa dengan statusnya sebagai selebriti. Ia bekerja dengan seorang diva. Tapi ia lebih  merasa mengasuh adik daripada melayani seorang mega bintang.

"Besok jadwalmu pemotretan The Vow Magazine. Aku tidak bisa menjamin kau aman dari incaran wartawan," ucap Tita serius.

Jemima mengangguk. Besok pertama kalinya ia bertemu Alezo setelah rumor mereka berkencan berhembus. Sama sepertinya, Alezo tidak muncil di media manapun untuk klarifikasi. Bagaimana aku harus bersikap besok, rutuknya dalam hati.

***

Ucapan Tita menjadi kenyataan. Mereka baru tiba di gedung kantor The Vow Magazine dan langsung diserbu oleh wartawan.

"Jemi apa kau benar berkencan dengan Alezo?"

"Sudah berapa lama?"

"Apa kalian berkencan setelah syuting atau saat syuting?"

Pertanyaan bertubi-tubi dari wartawan hanya dibalas senyuman oleh Jemima yang terus berjalan untuk masuk ke gedung. Ia pun bernafas lega terbebas dari wartawan setelah berada di lobby. Kedatangan Jemima disambut hangat pimpinan redaksi The Vow Magazine. Setelah perjamuan singkat, Jemima pun kemudian bersiap untuk make up dan berganti pakaian sesuai tema pemotretan hari ini.

Jemima sudah siap dengan riasan dan outfitnya saat Alezo baru tiba. Mata mereka beradu dan seketika jantung Jemima berdebar.

"Hai. Sorry terlambat. Ada urusan mendadak yang harus kuselesaikan," ujar Alezo meminta maaf pada semua staff.

Ia pun lalu bersiap dengan outfit dan sedikit polesan sebelum pemotretan dimulai. Pemotretan kali ini masih mengusung tema film mereka sehingga pose mereka pun diarahkan sebagai pasangan kekasih.

"Hai," sapa Jemima kikuk saat mereka akan mulai.

"Hai. How are you?"

"Fine as you see. Hehe,"

Mereka berdua lalu berpose sesuai instruksi pengarah gaya. Semua berjalan lancar karena mereka sudah terbiasa pemotretan bersama. Namun konsentrasi Jemima hampir buyar saat mereka harus bertatapan. Biasanya bukan hal sulit menatap bola mata hitam Alezo meski dadanya bergemuruh. Namun kali ini ia betul-betul merasa terintimidasi dengan tatapan teduh itu.

"Maaf. Akan kuulangi," ucap Jemima saat ia lagi-lagi gagal menahan tatapannya dengan Alezo.

"Ada apa denganmu? Apa ada sesuatu di mataku?" Canda Alezo sambil menyentuh sudut matanya.

Semua kru tertawa. Pemotretan terus berjalan lalu dilanjutkan dengan wawancara. Wawancara hampir selesai namun ternyata Risa, sang jurnalis melemparkan pertanyaan pamungkasnya.

"Baru-baru ini kalian berdua dikabarkan berkencan. Apa itu benar?"

Jemima dan Alezo refleks saling memandang satu sama lain.

"Ah pertanyaan bagus. Kami berdua bisa sekaligus klarifikasi di sini. Aku dan Alezo menjadi sepasang kekasih hanya di film. Di dunia nyata kami partner kerja. Partner banting tulang..."

Ucapan Jemima disambut tawa sang jurnalis dan Alezo sendiri.

"Sayang sekali. Padahal fans kalian sangat mendukung. Kabar berkencan seolah menjadi lanjutan ending dari film kalian," tukas Risa lagi.

"Malam itu aku hanya mengantar Jemima pulang dan handphonenya tertinggal sehingga aku turun untuk mengembalikannya. That's it," timpal Alezo. Suaranya tenang tanpa beban.

"Ah begitu rupanya. Baiklah terimakasih atas waktu kalian untuk hadir di sini. Aku harap kita dapat kembali bekerja sama," ucap Risa.

Jemima lalu beranjak setelah beberapa kali berfoto bersama staff The Vow Magazine. Begitupun dengan Alezo. Mareka lalu berjalan beriringan dengan manager masing-masing yang membuntuti dari belakang.

"Aku masih tidak menyangka menjadi korban Spill The Tea," rutuk Jemima saat mereka berada di dalam lift.

Alezo tertawa kecil. "Kau harus hati-hati. Sepertinya mereka masih berada di sekitar apartemenmu,"

"Benar juga. Apalagi mereka juga menulis dengan jelas nama apartemenku di caption foto,"

Pintu lift terbuka. Tita dan manager Alezo  segera keluar untuk menyiapkan mobil di depan lobby, sementara Jemima dan Alezo duduk menunggu di sofa. Jemima begidik melihat para wartawan yang masih menunggu mereka di luar. Jumlahnya pun lebih banyak dibandingkan saat tadi ia baru tiba.

Jemima menggaruk pipinya. Sebenarnya ia paling tidak suka membahas hal pribadi dengan media. Sebelumnya selama ini ia tidak pernah mengalami desakan wartawan yang ingin mengetahui kehidupan pribadinya karena memang Magnolia Entertainment bekerja keras menutup akses kehidupan pribadinya dari media.  Namun kali ini Ibra pun tak dapat berkutik karena berkaitan dengan Alezo, sang mega bintang. Pemberitaan tentang Alezo selalu menyedot perhatian publik. Bahkan mampu mengalihkan isu politik yang sedang berlangsung.

"Apa kau terganggu dengan rumor yang beredar?" Tanya Alezo pada Jemima.

Gadis itu menoleh. "Sejujurnya...hmm...iya. Apalagi itu tidak benar,"

"Apa agensimu tidak bertindak?"

"Ibra angkat tangan karena wartawan  menuntut pernyataan itu keluar dari bibirku,"

Alezo tertawa. "Then just do it. Keluar dan katakan bahwa itu tidak benar,"

"Agensimu sendiri bagaimana?" Tanya Jemina penasaran.

Hexagon Entertainment, agensi yang menaungi Alezo satu level lebih di bawah  Magnolia. Mereka pun sama sekali tidak mengeluarkan statement apapun.

"Mereka menyerahkan padaku,"

"Kalau begitu ayo kita klarifikasi sekarang dengan para wartawan. Aku ingin hari ini menjadi yang terakhir mereka mencecarku," tukas Jemima sambil berdiri dan menarik tangan Alezo.

Mereka lalu bersama-sama berjalan menuju pintu keluar untuk menemui wartawan. Seketika mereka lalu kerubuti dan ditodong microfon.

"Apa kalian benar-benar berkencan?" Tanya wartawan.

"Tidak, kami tidak berkencan. Foto yang beredar memang benar itu adalah kami berdua. Namun tidak seperti yang diberitakan. Alezo hanya mengantarku pulang karena ada masalah dengan mobilku," jelas Jemima panjang lebar.

"Ya, kami tidak berpegangan tangan. Jika kalian perhatikan itu aku sedang memberi handphonenya yang tertinggal. That's it," timpal Alezo.

Tentu saja wartawan tidak serta merta puas dengan jawaban mereka.

"Lalu apakah Jemima tipe idealmu?"

Alezo tersenyum. "Aku kira semua pria menjadikan Jemima sebagai tipe ideal," candanya.

"Lalu apa ada kemungkinan kalian akan berkencan?" Oh Tuhan kenapa wartawan begitu penasaran, pikir Jemima.

"Untuk saat ini kami sebatas partner kerja. Aku tidak bisa memprediksi kemungkinan yang kau tanyakan," jawab Jemima setenang mungkin. "Kami hanya bekerja profesional,"

Usai berkata demikian, Jemima dan Alezo pun berlalu meninggalkan kerumunan wartawan yang masih berusaha bertanya tentang hubungannya dengan Alezo. Beruntung mobil mereka sudah siap sehingga dapat segera menghindar.

"Aku harap mereka berhenti bertanya tentang rumor sialan itu," umpat Jemima kesal.

"Apa kau baru saja mengumpat?" Tita terkesiap. Ini kali pertama ia mendengar Jemima mengumpat. Biasanya Jemima akan mengamuk jika ada orang yang berkata kasar.

"Did I?"

"Entah kenapa rumor ini sepertinya membuatmu begitu gelisah,"

"Hmm...Aku tidak pernah membayangkan tertangkap Spill The Tea. Kau tahu itu sangat menakutkan," jawab Jemima begidik.

Ia ingat betul ketika Amber Sharia, penyanyi muda yang baru saja naik daun terpaksa kehilangan popularitasnya ketika tertangkap kamera masuk ke sebuah club malam bersama seorang pria. Sebenarnya hal biasa. Tapi netizen selalu menuntut artis untuk sempurna tanpa cela. Padahal lagu milik Amber sedang trending namun tidak ada yang mengundangnya.

"Tapi kasusmu berbeda. Bukannya hujatan, malah fans kalian berdua mendukung. Bahkan sudah banyak akun fanbase kalian berdua!"

Tita lalu menunjukkan akun-akun instagram yang memajang fotonya dengan Alezo. Bahkan ada yang mengunggah adegan ciumannya dengan Alezo.

"Astaga!!!!" Pekiknya menyingkirkan handphone Tita.

Tita tertawa. "He is a good kisser, right? Lihat tangannya saat menyentuh pipimu. Sepertinya ia sungguhan ingin menenggalamkan dirimu dengan bibirnya,"

"Tita stop! Harusnya aku menolak adegan itu," keluh Jemima.

"Lebih tepatnya kau harus bersyukur," canda Tita yang membuatnya ditimpuk bantal oleh Jemima yang merengut.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!