"Apa hanya ini saja kemampuan kalian? Ayolah, jangan bermain-main lagi, aku tahu kalian memiliki kekuatan yang lebih dari ini" ucap Lin Feng.
Lagi-lagi, Lin Feng menunjukkan sisi yang lain dalam dirinya saat sedang bertarung, yang sangat senang menghina dan meremehkan lawannya agar terpancing emosi. Akan tetapi, meski terkesan sangat meremehkan lawan-lawannya, namun sebenarnya Lin Feng sangat berhati-hati dalam setiap pertarungan.
Misalnya saja saat ini, dia sengaja melontarkan perkataan seperti itu untuk memprovokasi lawannya, tapi didalam hatinya, ia tidak pernah menurunkan kewaspadaan sedikitpun. Selain itu, ia juga memperhatikan setiap gerak-gerik lawannya, sehingga saat lawannya melakukan serangan mendadak, ia langsung bisa mengantisipasinya.
"Jangan meremehkan kami, sialan!"
"Kenapa aku tidak boleh meremehkan kalian? Bukankah kalian memang pantas untuk itu?"
"Cukup! Aku sudah muak dengan ocehan orang ini, habisi dia sekarang juga!" ucap Dewa Kematian.
Kemudian, mereka bersembilan menyatukan kekuatannya di udara dan membentuk sebuah bola energi raksasa, lalu, mereka melemparkan bola energi yang merupakan gabungan kekuatan mereka ke arah Lin Feng.
Tidak hanya itu saja, karena setelah bola energi raksasa itu melesat ke arah Lin Feng, mereka kemudian melanjutkan serangannya dengan menembakkan puluhan bola energi berukuran kecil kearah Lin Feng, lalu diikuti oleh serangan menggunakan teknik terkuat yang mereka kuasai.
"Ini baru menarik" gumam Lin Feng, sembari mengarahkan pedangnya ke langit.
Seketika itu juga, dari langit muncul petir berwarna merah yang langsung menyambar pedang Lin Feng, lalu setelah itu, Lin Feng menebaskan pedangnya kearah depan, hingga menciptakan energi pedang berwarna merah yang sangat besar.
Dhuaarrr!
Ledakan yang sangat dahsyat terjadi ketika dua serangan itu saling beradu, dampak yang tercipta dari ledakan itu sangatlah besar dan menyebabkan seluruh kekaisaran Wu berguncang hebat, suaranya yang sangat kencang berhasil membangunkan orang-orang yang tengah tertidur lelap, bahkan suaranya sampai terdengar ke seluruh wilayah kekaisaran Wu.
"Mustahil! Bagaimana mungkin dia berhasil menahan serangan gabungan kita hanya dengan satu tebasan saja?!"
Sembilan Dewa itu benar-benar kaget dan tidak bisa percaya pada apa yang baru saja mereka saksikan. Bagaimana tidak, serangan gabungan yang seharusnya mampu membuat satu kekaisaran rata dengan tanah, malah berhasil ditahan hanya dengan satu tebasan saja, bukankah ini sangat mustahil?
"Hahahaha, ini benar-benar menyenangkan. Bagaimana? Apakah kalian siap untuk babak selanjutnya?"
"Cukup! Jangan diteruskan lagi" suara seseorang terdengar dari langit dan sontak membuat mereka semua mengarahkan pandangannya ke sumber suara tersebut.
"Hormat kami, yang mulia" ucap para Dewa seraya memberikan hormat pada sosok yang tidak lain adalah raja mereka.
"Jika aku tidak salah, kau pasti raja para Dewa atau penguasa dimensi ini" ucap Lin Feng.
"Benar, aku adalah raja dan penguasa di dimensi ini, lalu siapa kau sebenarnya?"
"Sebagian orang menyebutku sebagai Raja Malam, dan sebagian lagi menyebutku sebagai Asura" jawab Lin Feng.
"Asura, apa tujuanmu datang ke dimensi ini?"
Lin Feng tersenyum remeh, "Aku yakin kau sudah mendengar pembicaraan kami tadi, jadi aku tidak perlu menjelaskan apapun lagi padamu, kecuali kau memiliki pendengaran yang buruk" ucapnya.
"Jaga ucapan mu, bocah sialan!" karena melihat wajah Lin Feng yang masih sangat muda, para Dewa itupun hanya menganggapnya sebagai seorang bocah.
"Hahahaha" Lin Feng tertawa lantang, "Apa aku tidak salah dengar? Kau menyebutku sebagai bocah? Lantas, kalian yang tidak mampu menghadapi serangan seorang bocah ini pantasnya disebut sebagai apa?"
Baik raja para Dewa ataupun para Dewa itu sendiri tidak seorangpun dari mereka yang dapat menjawab perkataan Lin Feng, karena apa yang dia katakan memanglah benar adanya, mereka baru saja menyebutnya sebagai bocah, namun mereka masih belum mampu membuatnya bertekuk lutut.
Meski begitu, harga diri mereka masihlah terlalu tinggi untuk membenarkan perkataan Lin Feng barusan, dan alih-alih menyadari dimana letak kesalahannya, mereka semua malah menganggap Lin Feng terlalu sombong dan begitu berani menghina Dewa dari dimensi kedua ini.
"Bocah! Kau benar-benar tidak tahu diri, kau tidak hanya tidak mau menuruti peraturan yang ada di dimensi ini, tapi kau juga telah menghina kami para Dewa, aku rasa, kematian adalah hukuman yang pantas untukmu."
Lin Feng terdiam, tatapan matanya menjadi sangat tajam, aura yang begitu besar mendadak keluar dari dalam tubuhnya, perkataan yang dilontarkan oleh Dewa Kematian itu benar-benar membuat amarahnya semakin memuncak.
"Tidak mematuhi peraturan? Apa kau pikir aku ini bodoh? Jika saja sejak awal kalian mau mendengarkan penjelasan ku dan tidak memperpanjang masalah ini, maka semua ini tidak akan mungkin terjadi" ucapnya dengan penuh amarah.
"Dan sekarang, kalian ingin menghukum ku dengan kematian? Maaf saja, tapi kalian semua tidak pantas, termasuk dirimu" lanjutnya sembari menunjuk wajah Raja Dewa.
"Lancang! Beraninya kau bersikap kurang ajar pada raja kami!"
"Bukankah kalian ingin membunuhku? Majulah, akan aku ladeni kalian semua!" sahut Lin Feng.
Memang benar, awal dari permasalahan ini adalah karena Dewa Kematian yang begitu angkuh dan menolak penjelasan Lin Feng, bahkan ia dengan santainya menyerang Lin Feng terlebih dahulu tanpa mempertimbangkan apa yang sudah ia jelaskan.
Selain itu, raja para Dewa juga ikut ambil bagian dalam masalah ini, karena saat mengetahui Dewa Kematian bertarung dengan Lin Feng, ia tidak langsung menghentikannya dan malah memberikan izin kepada Dewa lain untuk membantu Dewa Kematian dalam menghadapi Lin Feng.
Sekarang, mereka malah menuduhnya melanggar peraturan dan ingin menghukumnya atas kesalahan yang sebenarnya tidak ia lakukan, jadi, wajar saja jika Lin Feng marah dan tidak menghargai mereka sebagai seorang Dewa, karena sejak awal, mereka juga tidak menghargai dirinya.
"Ada apa, kenapa malah diam saja?"
Meski Lin Feng sudah menyatakan tantangannya, namun para Dewa itu masih belum bergerak dari tempatnya, karena tidak mungkin bagi mereka untuk menyerang tanpa perintah dari sang raja.
Lin Feng tersenyum sinis ketika mengetahui situasi yang tengah terjadi saat ini, "Hei, kau pak tua..." ucap Lin Feng seraya menunjuk raja para Dewa, "izinkan mereka bertarung melawanku, atau begini saja, bagaimana kalau kau juga ikut membantu mereka?"
Raja Dewa mengepalkan tinjunya, ia benar-benar sudah muak dan sangat kesal dengan sikap Lin Feng yang tidak memiliki sopan santun sedikitpun, "Tidak perlu, karena aku sendirilah yang akan melawan mu!"
"Bagus, kalau begitu aku akan menghadapi mu dengan serius dan aku harap, kau tidak membuatku kecewa!" sahut Lin Feng.
Keduanya diam selama beberapa saat, kemudian, mereka berdua tiba-tiba menghilang dari pandangan dan seketika itu juga, suara dentingan bilah pedang yang beradu terdengar menghiasi kesunyian malam di puncak gunung tersebut.
Bersamaan dengan itu, dua aura kekuatan yang sangat dahsyat juga menyebar ke seluruh gunung hingga membuatnya berguncang, bahkan sembilan Dewa yang ada di sana harus menggunakan kekuatannya untuk melindungi diri mereka dari tekanan intimidasi yang tercipta karena dua aura kekuatan tersebut.
"Benar-benar sulit dipercaya, siapa sebenarnya pemuda itu? Kenapa dia bisa memiliki kekuatan yang setara dengan yang mulia raja?"
"Sekarang aku baru mengerti kenapa yang mulia datang secara langsung untuk menghentikan pertarungan kita" ucap Dewa Kehidupan.
"Memangnya kenapa?"
"Karena kita bukanlah tandingannya" jawab Dewa Kehidupan.
Terdiam dan tercengang, hanya itulah yang tergambar di raut wajah para Dewa setelah mendengar penjelasan Dewa Kehidupan, walaupun sulit bagi mereka untuk percaya, tapi pertarungan yang tengah terjadi saat ini sudah bisa menjadi bukti perkataannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Imam Sutoto
good job Thor lanjut
2024-04-02
2
Darwito
5 in d
2024-03-20
0
hcomrusnam meila
supendek
2024-01-22
1