Nabila melihat Maura dan Siska masuk kelas. Dia tidak ingin mereka juga ikut – ikutan kepo.
“Ntar deh gue ceritain.” Putus Nabila.
Bersyukur Cheryl tidak bertanya lagi, tumben anak ini cepat tanggap.
“Tumben kalian udah datang?” tanya Maura, duduk disamping Cheryl.
“Loe aja kali yang datangnya kelamaan.” Balas Nabila.
“Masa sih?” Siska melihat jam tangannya.
“Gue mah, emang jam segini nyampe sekolah.” Lanjut Siska.
“Jenifer, yang tumben belum datang?” ujar Cheryl.
“Hi, pada nungguin gue ya?” Teriak Jenifer dengan percaya diri. Dia baru saja masuk ke kelas.
“PeDe banget loe.” Balas Maura, mencibirkan lidahnya kepada Jenifer.
“Ya elah Ra, segitunya, kan loe suka nyariin, kalau gue ga ada.” Kekeh Jenifer sambil memeluk Maura.
“Apaan sih, geli gue, gue masih suka cowok ya.” Sungut Maura, menahan dada Jenifer dengan tangannya.
“Kirain loe suka sama gue.” Becanda Siska.
“Secara loe kan agak tomboy diantara kita.” Sambil ketawa mengejek Maura. Yang lain sontak tertawa dengan yang diomongin Siska.
“Tampilan gue aja, tapi gue masih normal lah.” Maura semakin sewot.
“Eh Bu Winy, udah datang tu.” Beritahu Cherryl.
******
Waktu istirahat Nabila, meninggalkan sahabat – sahabat dan menuju perpustakaan. Dia juga singgah di kantin untuk membeli beberapa cemilan dan minuman. Nabila menyapukan pandangannya untuk mencari keberadaan Nathan. Dia tidak melihat Nathan ditempat duduk yang tadi pagi dia gunakan. Nabila menyisir perpustakaan berharap bertemu dengan Nathan. Dia masih menyukai Nathan walaupun dia telah mengetahui kalua Nathan hanya anak sopir keluarga terpandang.
Nabila telah memutuskan untuk mengejar Nathan. Nabila bisa melihat Nathan orang yang baik, walaupun sedikit tidak ramah dan dingin. Tidak seperti laki – laki lain yang hanya menyukainya karena wajah dan kepopuleran Nabila, juga menurut Nabila laki – laki sekolah yang dia kenal, kebanyakan cowok – cowok manja yang hanya bisa bergaya dan sok kaya.
Akhirnya Nabila menemukan Nathan diujung lorong lemari buku, sepertinya Nathan sedang memilih buku yang akan dia baca.
“Kak.” Tegur Nabila sambal menepuk pundak Nathan. Namun Nathan hanya diam dan tidak mengacuhkan Nabila. Dia masih sibuk membolak – balikan halaman buku yang sedang dipegangnya.
Kemudian dia meninggalkan Nabila menuju meja dan kursi baca. Nabila mengikuti dan duduk didepan Nathan.
“Ini buat kak Nathan.” Nabila menyerahkan cemilan dan minuman yang dibawanya. Nathan tetap diam saja.
Mau Nabila bukakan?” tanya Nabila lagi. Nathan melirik Nabila sejenak, kemudian kembali focus membaca bukunya. Nabila membuka roti dan menyodorkannya ke mulut Nathan.
“Apa- apaan sih.” Sungut Nathan kesal, menepis roti dari tangan Nabila.
“Nabila kan cuma mau kasih roti ke kak Nathan.” Ucap Nabila, dia takut juga kalau Nathan marah.
“Kamu mau apa?” tanya Nathan datar dan dingin.
“Gak ada sih kak, cuma mau ketemu sama kak Nathan aja.” Senyum Nabila.
“Saya tidak ingin ketemu kamu.” Balas Nathan dengan dingin. Tidak mengalihkan matanya dari buku yang dibacanya.
“Nabila juga sekalian mau bilang kak, jaket kakak kemaren masih sama Nabila, mau dicuci dulu, nanti kalau udah selesai dicuci Nabila kasih ke kak Nathan ya.” Jelas Nabila.
“Gak usah, buat kamu aja.”
“Benar kak?” Tanya Nabila tidak percaya, dia akan menyimpan jaket itu dengan baik.
“Nanti pulang sekolah, Nabila bisa nebeng sama kak Nathan?”
“Gak.” Jawab Nathan singkat.
“Kenapa?” tanya Nabila polos.
“Saya bukan supir kamu.”
“Kan Nabila gak bilang kak Nathan, supir.” Nabila merasa tidak enak hati, apa Nathan berpikir mentang – mentang dia anak supir, makanya Nabila menyuruh dia buat mengantarkan Nabila. Nabila tidak bermaksud merendahkan Nathan.
“Kamu kan punya supir, ya jemputlah sama dia.” Ketus Nathan.
“Mang Udin lagi gak bisa jemput kak.” Alasan Nabila.
“Saya gak bisa antar kamu pulang karena saya ada kerja part time.”
“Kakak kerja dimana, Nabila tungguin aja sampai kak Nathan pulang kerja.” Nabila masih ngotot untuk pulang bareng Nathan.
“Pokoknya saya bilang gak bisa.” Nathan semakin kesal dan meninggalkan Nabila, dia tidak mau membuat skandal, apa lagi tadi Cakra sempat bilang Nabila cewek terkenal di sekolah dan banyak yang suka padanya, Nathan harus menghindari tipe gadis seperti itu.
Nabila hanya bengong melihat Nathan pergi. Bersyukur perpustakaan tidak banyak pengunjung. Jadi mereka tidak begitu menjadi pusat perhatian.
*****
“Dari mana loe.” Tanya Siska.
“Perpustakaan.” Jawab Nabila, dengan tidak semangat.
“Ngapain, tumben gak ngajak kita?” tanya Jenifer.
“Gue cuma mau nyari referensi buat karya Ilmiah, buat mading sekolah minggu depan.” Bohong Nabila.
Nabila dan sahabat – sahabatnya memang juga mengelola madding sekolah, selain madding offline mereka juga membuat mading versi digital alias elektronik yang bisa diakses semua siswa.
“Biasanya kita juga nyari referensi di mbah google.” Ucap Maura.
“Mungkin Nabila pengen beda kali, makanya nyari referensi di perpus.” Bela Cheryl.
“Loe benar Cher, gue emang mau nyari dari buku – buku lama.” Lega dengan pembelaan Cheryl.
“Owh.” Ucap Jenifer, Siska dan Maura.
“Tadi saat loe pergi Kak Evan datang nyariin loe Nab.” Beritahu Siska.
“Ngapain dia nyariin gue?” tanya Nabila.
“Kayaknya dia mau ngajak loe kencan.” Sahut Jenifer.
“Ogah gue.” Mengedikan bahunya.
“Kenapa? Kan bagus Nab, secara loe cewek populer dan dia cowok popoler, kalian pasangan serasi.” Ujar Maura.
“Emang harus ya cowok populer sama cewek populer?” tanya Cheryl polos.
“Please deh Cher.” Kesal Maura.
“ Ya emang gak harus sih Cher, cuma kan yang cocok jadi pacarnya sahabat kita ini, hanya kak Evan.” Jelas Siska merangkul Nabila.
“Kalau gue mah, nyari cowok atau pacar, bukan karena cocok dilihat orang, tapi karena gue emang suka sama tu orang.” Jelas Nabila diplomatis.
“Kayak pujangga aja loe.” Ujar Jenifer, menoyor kepala Nabila, untung Nabila cepat menghindar.
*****
Pulang sekolah Nabila terpaksa pulang dengan supirnya, dia menunggu mang Udin untuk menjemputnya. Sahabat – sahabatnya yang lain telah dijemput dan pulang, kecuali Nabila dan Cheryl. Cheryl memang dijemput supir, sedangkan Cakra lebih memilih membawa motor gedenya sendiri.
“Kalian belum dijemput?” tiba – tiba Cakra telah didepan mereka, disusul Nathan dengan motor bututnya, perbedaan yang sangat mencolok.
“Belum dijemput bang.” Jawab Cherryl.
Nabila memperhatikan Nathan dengan wajah sumbringah. Nathan hanya diam aja.
“Gue langsung balik ya Cak.” Beritahu Nathan kepada Cakra tanpa menoleh kepada Nabila dan Cheryl.
Cheryl sempat melihat perubahan raut wajah Nabila, saat Nathan dan Cakra datang dia senang namun saat Nathan pergi dia cemberut.
Tadinya Cheryl ragu siapa yang membuat wajah Nabila cerah? Cakra atau Nathan? Sekarang dia telah mengetahuinya.
“ Oke bro.” melambaikan tangan kepada Nathan. Nathan langsung meninggalkan mereka.
“Emang teman kak Nathan mau kemana, kok buru – buru.” Tanya Nabila sebiasa mungkin.
“Biasa kerja part time.” Balas Cakra.
“Dimana?” Nabila keceplosan.
“Kok loe pengen tau?” selidik Cakra curiga.
“Nabila jadi ingat mau buat Peole of the month buat mading sekolah, jadi kalau ada siswa yang memiliki kehidupan lain dari anak- anak lain, kan bisa diwawancara dianya.” Elak Nabila.
"Nah kebetulan kak Nathan kan siswa yang selain sebagai pelajar juga bekerja, jadi patut dicontoh tuh, kan sesuatu yang positif.” Lanjut Nabila.
“Emang mading kita bakal buat itu Nab?” tanya cheryl polos, lemotnya kembali. Nabila menginjak kaki cherryl.
“Aw, kok loe injak kaki gue.” Nabila dibuat kesal dengan kelemotan Cheryl. Udah bagus ni anak tadi bisa bantu eh sekarang balik lagi, batin Nabila.
“Itu baru planing gue Cher, rencana besok baru mau gue bahas sama kalian.” Elak Nabila
“Owh gitu, bagus juga sih.”
“Jadi Kak Nathan kerja dimana bang?” Nabila lanjut bertanya kepada Cakra, dan tidak menghiraukan Cheryl yang masih bingung.
“Café Milenial yang ada di Gatot Subroto.” Info Cakra.
“Boleh Nabila minta nomor telepon kak Nathan, bang? Buat wawancara dia?” Nabila mulai mencari celah.
“Gak bisa Nab, aku harus tanya dia dulu, dia ga suka nomornya sembarangan dikasih.”
“Owh ya udah.” Putus Nabila, toh nanti dia mau tanya sama orangnya lansung aja.
“Ya udah abang juga balik sana, bentar lagi kami juga dijemput.” Usir Cheryl, dia pengen dengar cerita Nabila yang tertunda tadi dan dengan kejadian barusan membuat Cheryl kepo.
“ Loe Cher, gue kan mau nawarin tumpangan ke Nabila.” Sedikit kesal dengan adiknya yang tidak pengertian.
“Cheryl benar bang, bentar lagi Nabila dijemput kok.” Ucap Nabila.
Dengan terpaksa Cakra meninggalkan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Hizs Hizs
nice story
2022-06-19
0
cia chiko
semangat Nabila
2022-03-21
1
NandhiniAnak Babeh
baca trs ah
2022-03-19
1