Mike menatap ke arah Floryn yang kini tengah tertawa namun ada tetesan air yang merembes keluar di kedua sudut matanya.
"Dia menangis sambil tertawa?" batin Mike yang tak percaya bagaimana bisa ada orang mengangis sambil tertawa.
Bahkan Mike dapat melihat luka yang tergambar gelas dari sorot mata Floryn yang basah. Luka yang Mike tahu sangatlah dalam.
Bagaimana tidak? Dia baru saja mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Bahkan sahabatnya itu kini sedang mengandung dan mereka akan segera menikah.
Gila. Dua pasangan selingkuh itu benar-benar gila. Kalau saja kekasih gadis itu sekarang ada di hadapannya, sudah bisa Mike pastikan dia akan babak belur karena bogeman Mike.
Mike sangat membenci perselingkuhan. Dia sangat tahu bagaimana rasa sakitnya di selingkuhi. Karena papa Jo juga merasakannya. Bahkan setelah sepuluh tahun berlalu, papa Jo tak pernah lagi membuka hatinya untuk perempuan manapun. Bahkan karena perselingkuhan juga yang membuat Mike berniat untuk tak menikah selamanya.
"Jika yang bersama dan yang mendampingimu sekarang bukanlah jodohmu, maka tuhan akan membuat dia menyakitimu terus menerus. Dan ketika kamu lelah sudah lelah, maka kamu akan melepaskannya dengan ikhlas," ucap Mike yang tiba-tiba saja berkata sok bijak. Dan entah darimana dia mengcopy kata-kata tersebut.
Floryn terdiam. Dia mencoba mencerna kata-kata yang baru saja di ucapkan oleh Mike. Dan dia merasa itu sebuah kebenaran. Karena sejak beberapa bulan terakhir Jordy memang bersikap berbeda.
Kekasihnya itu mudah marah, terlalu banyak alasan saat di ajak bertemu dan kata-katanya terkesan kasar. Namun baru sekarang Floryn tau jika kekasihnya itu memang tak pantas untuk dipertahankan.
"Menangislah kalau kamu mau menangis," ucap Mike sembari menatap Floryn yang kini juga balas menatap ke arahnya.
"Menangis? Untuk apa aku menangis?" Floryn balik bertanya sembari mengusap kedua pipinya yang basah karena air matanya yang keluar begitu saja tanpa permisi. Dia bukan menangisi hubungannya dengan Jordy. Tapi lebih menangisi kebodohannya karena sudah jatuh cinta pada pria menjijikan seperti kekasihnya itu.
"Aku tahu itu sangat menyakitkan. Dikhianati oleh orang yang kita sayangi," sahut Mike yang kini sudah memalingkan wajahnya. Karena entah kenapa dadanya tiba-tiba berdebar saat tatapan mereka saling bertemu.
"Ckk.. itu memang menyakitkan. Tapi aku tak akan buang-buang tenaga untuk menangisi manusia yang gak pantas untuk di tangisi," jawab Floryn tegas.
Mulutnya memang mengatakan hal itu dengan sangat lancar. Namun lagi-lagi air mata itu keluar dengan seenaknya sendiri hingga membuat Floryn mengusap pipinya dengan kasar. Diapun juga memalingkan wajahnya ke sembarang arah agar Mike tak melihat dirinya yang lemah.
Bagi Floryn, sangat di haramkan terlihat lemah di hadapan orang lain. Karena dia tak ingin di kasihani.
Floryn menatap jam di pergelangan tangannya yang kini sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam. "Udah malem, gue juga udah ngantuk. Gue balik dulu ya Mike. Makasih udah mau dengerin gue cerita," ucap Floryn sambil tersenyum. Gadis itu benar-benar pandai menutupi lukanya.
"Are you okey?" tanya Mike yang saat ini memperhatikan wajah Floryn yang terlihat pucat.
"Yes, I'm okey Mike."
"Mau aku anter pulang?" tawar Mike. Dia merasa kasihan melihat gadis itu. Tampilannya yang sudah berantakan. Wajah sembab dan pucat. Tapi anehnya gadis itu masih bisa tersenyum manis. Bahkan sampai memperlihatkan dua lesung pipinya.
"Gak perlu Mike. Dan termakasih untuk tawarannya." Floryn berdiri dari duduknya. Menepuk-nepuk celananya yang kotor. Dan sedikit merapikan rambut panjangnya yang mungkin saat ini sudah sangat acak-acakan.
"Aku duluan," ucap Floryn setelah memastikan tampilannya sudah serapi mungkin untuk saat ini.
Mike hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. Lalu dia memilih menatap ke arah langit malam setelah melihat Floryn berjalan menjauh.
Brug
Mike tersentak lalu dengan reflek menatap ke arah sumber suara. "Floryn!"
Mike bangkit dari duduknya saat melihat Floryn tak sadarkan diri. "Flo...." Mike berjongkok sembari menepuk-nepuk pipi gadis itu. Hingga tangan Mike dapat merasakan suhu dingin di tubuh Floryn.
"Flo bangun. Gue tahu lo udah ngantuk. Tapi jangan tidur disini juga kali." Mike sudah terlihat sangat panik. Tapi dia masih menganggap ini hanyalah lelucon gadis itu. "Flo... jangan bercanda. Ini gak lucu sama sekali."
Kini Mike semakin panik saat meyakini jika saat ini Floryn benar-benar pingsan. Dan tanpa menunggu lama, Mike mengulurkan tangannya kebelakang tubuh Floryn agar bisa membopong tubuh gadis itu.
"Astaga...." Mike terjungkal ke belakang saat merasakan sesuatu yang empuk dan kenyal menyentuh telapak tangannya. "Apa tadi?"
Mike menatap tubuh Floryn. Hingga pandangannya menatap ke dua gundukan di dada gadis itu. "Apa yang empuk tadi itu?" Mike bermonolog sembari menatap salah satu gundukan yang sepertinya sempat dia pegang tanpa sengaja.
Mike menelan salivanya dengan susah payah saat pikiran-pikiran kotor itu mulai berseliweran di kepalanya. Dia pria normal dan tentu saja hal itu sedikit memancing gai*rahnya. Bahkan tiba-tiba keringat dingin juga ikut merembes di dahi Mike. Hingga berkali-kali Mike menggelengkan kepalanya agar pikiran-pikiran kotor itu hilang dari kepalan.
"Sorry Flo, tadi gue gak sengaja pegang itu kamu. Sumpah," ucap Mike dan kembali mengangkat tubuh Floryn. Dan kali ini dia akan fokus agar tak kembali menyentuh gundukan berharga milik gadis di gendongannya.
Dengan langkah sedikit tergesa-gesa. Mike membawa Floryn turun ke IGD agar gadis itu segera mendapat pertolongan.
Mike tak ingin gadis itu mati sia-sia. Apalagi Floryn sudah berkata masih ingin hidup lebih lama lagi karena tak mau masuk neraka jalur prestasi.
"Bagaimana keadaan dia dok?" tanya Mike pada dokter jaga yang menangani Floryn.
"Pasien mengalami gejala hiportermia ringan. Sepertinya dia terlalu lama berada di tempat dingin dan hanya mengenakan pakaian yang cukup tipis," ucap dokter itu. "Pasien juga dalam kondisi kelelahan dan perut kosong," sambung doker itu kembali menjelaskan.
Mike tak lagi mendengarkan penjelasan-penjelasan dokter karena fokusnya kini hanya tertuju pada gadis cantik yang tengah tertidur lemah di ranjang pasien.
"Jika pasien sudah sadar, berikan minum hangat. Berikan juga obat yang ada di atas nakas. Dan jangan lupa minta dia untuk makan terlebih dahulu."
"Baik dok," jawab Mike sebelum akhirnya dokter itu pergi meninggalkan Mike dan juga Floryn.
Setelah menunggu cukup lama, kini kedua mata Floryn terlihat bergerak gelisah. Pertanda gadis itu akan terbangun dari pingsan panjangnya.
Dan benar saja, beberapa saat kemudian Floryn membuka kedua kelopak matanya. Mengerjapkannya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya yang cukup menyilaukan kedua matanya.
"Kamu udah bangun?" tanya Mike. Hingga Floryn yang tengah menatap ke sekelilingnya, beralih menatap ke sumber suara.
"Kamu siapa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Wirda Wati
akan pacarmu jawab mike
2023-05-27
0
Ummy Elliza
jodoh mike tu dek
2022-07-30
0
Nani MinYoongi
Mike...jodohkan aja papa Jo dgn mamah Nani,di jamin mamah pasti setia😉😊
2022-07-10
0