Mike menatap gadis di atasnya. Begitu juga gadis itu yang juga membalas tatapannya. Hingga entah berapa lama tatapan mereka saling mengunci satu sama lain.
Gadis itu mulai mengedipkan kedua mata sembabnya dengan sangat lucu, hingga tanpa sadar membuat bibir Mike terangkat dan membentuk sebuah senyuman.
"Apa senyaman itu tidur di atas tubuh gue?" tanya Mike yang mulai merasa pegal saat harus tiduran di atas lantai rooftop sembari manahan beban tubuh gadis di atasnya.
"Haish, siapa juga yang nyaman tidur di atas tubuh lo. Lo kali yang keenakan peluk-peluk tubuh gue." Gadis itu berdiri lalu menatap tajam ke arah Mike.
"Harusnya lo berterimakasih sama gue. Bukan malah melototin gue kayak gitu," ketus Mike yang kini sudah berdiri dan menepuk celananya yang kotor karena berdebu.
"Gue gak salah denger?" tanya gadis itu sembari memegang daun telinganya. "Yang ada elo yang harusnya minta maaf sama gue." Gadis itu berkata ketus sembari menunjuk wajah Mike.
"What? Gue minta maaf sama elo? Emang salah gue apaan?" Mike menatap aneh ke arah gadis didepannya. Sudah di tolong bukannya terimakasih malah meminta dirinya untuk berterimakasih. Dasar gadis gila. Kalau tahu begini lebih baik Mike biarkan saja gadis itu terjun bebas dari atas gedung rumah sakit.
"Pake nanya lagi. Jelas-jelas lo peluk-peluk tubuh gue tanpa izin sampe akhirnya gue jatuh di atas tubuh lo. Lo mau curi-curi kesampatan kan?" Gadis itu menatap sengit ke arah Mike. "Ehh, tunggu dulu. Elo bukannya cowok yang tadi nabrak gue di koridor lantai lima?" Mike menganggukan kepalanya saat kembali mengingat gadis dihadapannya adalah gadis yang sama dengan yang dirinya tabrak tadi.
"Jadi dari tadi lo ngintilin gue? Jangan bilang lo penjahat gituan." Gadis itu mundur tiga langkah dengan raut wajah ketakutan dan tatapan nyalang.
Mike mengerutkan dahinya. "Penjahat gituan? Maksud lo apaan?" Mike balas menatap gadis itu dengan sorot mata tajamnya. Dan justru membuat gadis itu terlihat semakin ketakuan bahkan tubuhnya bergetar hebat.
"Lo selalu cari kesempatan. Tadi di koridor nepuk-nepuk paha gue. Sekarang gak ada angin gak ada hujan lo peluk-peluk gue. Apa namanya kalau bukan penjahat gituan?" Gadis itu itu berkata ketus dan semakin memundurkan langkahnya bahkan kini tubuhnya sudah membentur pembatas rooftop.
"Astaga. Pikiran lo jahat banget sama gue. Emang tampang gue mencerminkan sebagai seorang pria gak bener?" tanya Mike kesal atas pemikiran tak masuk akal gadis itu.
Gadis itu menatap Mike dengan seksama dari atas sampai bawah lalu kembali lagi keatas. Lalu tanpa dia sadari, dirinya justru menggelengkan kepalanya. Wajah pria di hadapannya itu terlihat manis, kalem dan sedikit imut.
Tapi bukankah ada pepatah yang mengatakan Don't judge a book by its cover (Jangan menilai buku dari sampulnya). Bisa jadi kan tampilan luarnya bagus tapi isi hati penuh dengan rencana jahat. Dan dia harus berhati-hati. Apalagi pertemuan pertama mereka sudah meninggalkan kesan negatif di ingatannya.
"Bisa jadi kan lo itu srigala berbulu domba. Luarnya aja sok baik. Tapi di dalam hati udah ada seribu satu rencana," tuduh gadis itu. Sejujurnya dia sudah sangat takut berada di posisi terjepit seperti ini. Tapi dengan sekuat tenaga dia berakting sekuat mungkin agar tidak terlihat lemah di hadapan pria imut itu.
"Ckk.. oke, gue minta maaf soal kejadian di koridor tadi. Tapi gue beneran gak ada niat aneh-aneh apa lagi berbuat gak sopan sama lo. Itu semua terjadi karena reflek waktu gue liat celana lo yang kotor." Mike kembali menjelaskan jika dirinya bukan seorang pria yang mencari kesempatan dalam kesempitan. Semua itu terjadi murni karena ketidak sengajaan. Dan sama sekali tak ada niatan terselubung didalamnya.
"Oke fine. Kalau yang tadi gak sengaja. Tapi gimana dengan yang sekarang? Lo dengan sengaja peluk-peluk gue. Dan itu gak mungkin ketidak sengajaan untuk yang kedua kalinya." Gadis itu berkata dengan senyum sinis di bibirnya.
Wajah boleh ganteng manis. Tapi kita gak tau kan isi hati dan pikirannya. Cukup Jordy saja yang membuat dirinya merasa bodoh karena tertipu oleh wajah tampannya. Tapi untuk kali ini dia tak akan tertipu lagi dengan pria ganteng model begini.
"Idihh....PD (Percaya Diri) banget sih lo. Siapa juga yang sengaja peluk-peluk lo?" Mike menatap gadis itu seolah jijik. "Gue cuma gak mau di hantuin rasa bersalah karena udah ngebiarin cewek gila kayak lo bu*nuh diri," sambung Mike menjelaskan.
Gadis itu mengerutkan dahinya sembari menatap Mike dengan raut wajah bingung."Bunuh diri? Siapa yang mau bunuh diri?"
"Ya elo lah. Kan elo yang nangis-nangis sambil rentangin tangan," sahut Mike. "Lo mau lombat dan terjun ke bawah sana kan?" Mike yang entak sejak kapan sudah berdiri di sisi tembok pembatas, kini terlihat menatap ke bawah gedung rumah sakit. Mike tiba-tiba bergidik ngeri saat membayangkan gadis itu melompat ke bawah dan tubuhnya saling terpisah satu sama lain.
Dan hal yang lebih di takutkan oleh Mike adalah gadis itu menjadi hantu gentayangan dan menerornya setiap malam. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kudu Mike berdiri. Apalagi jika itu benar-benar terjadi.
Gadis itu tiba-tiba tertawa. Membuat Mike yang tadi fokus ke bawah kini menatap gadis itu dengan tubuh merinding. "Lo salah paham," ucap gadis itu setelah menghentikan tawanya.
Gadis itu kini menatap Mike. Sepertinya dia bisa sedikit yakin jika pria itu bukan orang jahat. Apalagi dia sudah peduli padanya. Ya walaupun kepeduliaannya tak masuk akal.
"Gue gak mau bu*nuh diri. Gue belum mau mati dan gue masih pengen hidup lebih lama." Gadis itu tersenyum lalu mendudukan tubuhnya di atas lantai rooftop. Terlalu lama berdiri ternyata membuat kakinya sedikit pegal.
"Maksudnya?" Mike yang belum mengerti maksud gadis itu, kini terlihat bingung.
"Dari pada gue masuk neraka lewat jalur prestasi (bu*nuh diri), lebih baik gue memperbaiki diri biar gak masuk neraka terdalam," sahutnya sambil terkekeh seolah tanpa beban.
"Jadi lo tadi nangis-nangis di sisi bukan mau lompat ke bawah?" tanya Mike memastikan.
Lagi-lagi gadis itu terkekeh saat mendengar pemikiran Mike. "Tentu saja. Gue cuma lagi pengen teriak-teriak aja biar hati gue lega," ucapnya semakin lirih di akhir kalimat seolah-olah ada luka dan beban berat yang menghimpit dadanya.
Mike menghela nafas lega. Setidaknya gadis itu masih sedikit waras untuk tak mengakhiri hidupnya dengan sia-sia.
"Floryn. Floryn Angelica," gadis itu mengulurkan tangannya ke arah Mike. Tanpa memberi tahu nama belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Wirda Wati
lanjuut
2023-05-26
0
Alula Shahin Lashirania
lajut kak penasaran
2022-04-19
2
Rhiedha Nasrowi
calon jodoh nya Mike 😁😁
2022-02-13
1