Mengelak Dari Kenyataan

Brakkkk....

Alika mundur beberapa langkah dan terhenti saat ujung tumitnya menabrak pintu. Deru nafasnya makin cepat, tangannya terasa dingin dan wajahnya pias melihat apa yang ada dihadapannya.

Tanpa basa-basi Lika meninggalkan ruang latihan Gide, langsung menuju motornya. Gide berlari sekuat tenaga mengejarnya, akhirnya dia berhasil menahan laju Lika. Gide tak membiarkan Lika pergi, tangannya menggenggam erat tangan dingin gadis itu.

"Lepaskan aku, Gide" pintanya pada Gide

"Aku tak akan melepaskanmu"

"Gide ...!?" teriak Lika.

"Hmm.."

"Lepaskan aku, Gide. Aku muak dengan semua ini"

"Apa maksudmu, Sayang?!"

"Berhenti memanggilku Sayang. Aku sudah tak ingin mendengar kata-kata itu lagi"

"Kamu cemburu?" tanya Gide dengan seringainya yang mengerikan.

"Lalu kamu pikir apa?!!"

"Ya, cemburu!"

"Berhenti bercanda Gide! Lepaskan aku. Aku muak melihat mu selalu menganggap aku tiada. Dan asyik bersenang-senang dengan perempuan lain" Lika mendorong tubuh Gide dengan sebelah tangannya, sehingga dia bisa melepaskan diri dari laki-laki itu.

"Kamu salah paham, Sayang. Aku tadi hanya terbawa suasana. Aku hanya sedikit tergoda. Dia hanya seorang fans" bela Gide.

"Fans??" Lika memandang tajam pada Gide.

Namun laki-laki itu tetap tenang dan menarik tangan Alika. Membawanya keruangan atas. Disana ada sebuah ruangan kecil dengan meja besar di tengahnya, seperti sebuah mini bar.

"Tunggu disini sebentar" pinta Gide.

Lalu dia turun kelantai bawah dan menemui lagi perempuan yang tadi dicumbunya itu. Tak lama Gide kembali ke atas menemui Alika.

"Maaf Sayang, aku membuatmu menunggu" Gide meletakkan segelas air mineral dihadapan Lika.

"Kamu berhutang penjelasan padaku, Gide" cecar Lika pada Gide.

"Baiklah, apa yang perlu aku jelaskan"

"Semuanya!"

Huuuuh ... Gide melenguh. Alika hanya terdiam menunggu jawaban dari Gide.

"Perempuan itu hanya seorang fans. Tidak lebih"

"Fans?!" tanya Lika tak yakin.

"Ya" jawab Gide singkat.

"Lalu apa yang kamu lakukan tadi terhadap fans mu tadi, Gide" cecar Lika yang masih tak terima dengan apa yang dia lihat tadi.

"Kami hanya berciuman. Lalu ya terbawa suasana ... "

Lika membelalakkan matanya. Sesantai itu Gide menjawab pertanyaannya. Hatinya terasa sakit melebihi sayatan pisau pada ujung kulit arinya.

"Dan nyaris melakukan dosa itu, bukan?"

"Lalu apa masalah mu?"

"Apa masalahmu, katamu? Enteng sekali kamu mengatakan itu"

"Lalu apa guna nya aku punya seorang pacar kalau aku tak bisa mendapatkan kesenangan bersama mu" protes Gide.

"Maksudmu?" lagi Lika mengerutkan kedua alisnya.

"Semua itu normal bukan bagi orang yang berpacaran?" Gide menarik ujung bibirnya, senyuman penuh ejekan yang tak dipahami Lika.

"Kau gila!! Serendah itu kamu anggap semua perempuan dimatamu, Gide"

Gide hanya diam. Matanya menatap kosong kedepan. Dia tak menggubris perkataan Alika. Dia hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"Baiklah kalau itu mau mu. Aku ingin kita putus. Mulai saat ini tidak ada hubungan apapun diantara kita" ucap Lika.

"Putus?" tanya Gide.

"Ya, Kita putus" tegas Alika.

"Tidak bisa"

"Apa?!!!" Lika membelalakkan matanya.

"Yang bisa memutuskan hubungan hanya aku. Aku yang berhak menentukan kita putus atau tetap bersama. Kamu dengar itu!!!" bentak Gide sambil memegang dagu Lika kasar.

"Terserah apa katamu, yang jelas aku tak ingin lagi bertemu denganmu. Diantara kita bukan siapa-siapa lagi" Alika berlari menuruni tangga dan bergegas menghidupkam motornya. Dia cepat-cepat ingin meninggalkan laki-laki berengsek itu. Dia memacu kendaraannya menuju rumah Rina. Hanya satu tempat yang membuat Lika merasa dirinya dimanusiakan selain dirumahnya sendiri.

Tok... Tok...

Cekreeeeekkk ...

"Sore, Bi" sapa Lika pada asisten rumah tangga Rini.

"Sore Non Lika" jawab Bibi.

"Rini ada?"

"Non Rini ada dikamarnya"

"Kalau begitu aku kekamarnya saja ya, Bi"

"Silakan, Non. Oiya... Non Lika mau dibawakan minuman apa?" tanya Bibi lagu.

"Jus dingin saja, Bi. Terima kasih"

Rini sedang berada dikamar mandi saat Lika masuk kekamarnya. Tak lama bibi datang membawakan pisang goreng panas dan jus jeruk dingin buat mereka. Rini yang sudah berganti pakaian terkejut melihat kedatangan Lika yang tiba-tiba dikamarnya. Rini tahu pasti ada yang terjadi dengan sahabatnya, raut wajah Alika yang pias dan seperti orang linglung itu membuatnya bertambah yakin.

******

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

tergoda atau senang kerana dapat perempuan lain yang boleh memuaskan nafsu mu Gide 😡

2025-04-21

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Gide beranggapan perempuan hanya tempat untuk melampiaskan nafsu mu 😡😡😡

2025-04-21

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

syabas Alika.... jangan mudah terpujuk dengan rayuan nya Gide

2025-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!