Tiga Bulan Pertama

Drr .... Drrr...

Lika mengambil ponselnya di dalam tas. Sebuah pesan WhatsApp dari Gide masuk kedalam ponselnya.

"Hi Sayang ... Sedang apa?"

"Baru keluar kelas, Sayang. Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Hanya saja aku ingin ketamu kamu"

"Ada hal penting?"

"Tidak. Aku jemput ya?!"

"Oke!"

Lika meletakkan kembali ponselnya dalam tas. Dia menunggu kedatangan Gide di pelataran gedung fakultasnya sambil merancang susunan acara untuk siarannya nanti malam.

Tin ... Tin ...

Gide memarkirkan motor besarnya di halaman parkir. Lalu segera menemui Lika.

"Hi, Sayang ... Sibuk sekali "

"Hi ... Aku pikir kamu masih lama datangnya. Jadi aku sedang men-set ulang rancangan siaranku nanti"

"Pekerjaanmu banyak sekali, Sayang. Bagaimana kamu membagi waktu mu nanti?"

"Aku sudah biasa dengan semua ini. Kuliah sambil bekerja"

"Lalu aku?" tanya Gide.

"Eehh... " Alika menghentikan sejenak kegiatannya. Dia menoleh pada Gide yang sejak tadi menatap Lika yang sejak tadi asyik dengan kertas dan penanya.

"Maksudmu?" tanya Lina lugu.

"Ayolah, Sayang ... Bukankah aku ini pacarmu?"

"Hmm..."

"Lalu?" tanya Gide.

"Aku tahu itu" jawab Lika lagi.

"Iya, lalu?"

"Lalu apa?" tanya Lika yang tak mengerti pembicaraan mereka.

"Lalu bagaimana denganku. Kapan kamu punya waktu untuk ku?"

"Bukankah kita sering bertemu, Sayang?"

"Memang, tapi sebagai pacarku apakah kita tidak bisa melakukan hal normal selayaknya orang yang berpacaran?"

"Maksudmu?" Lika mulai paham arah pembicaraan Gide, namun dia berpura-pura tidak tahu.

"Ooo... Come on, Lika. Kamu ini sudah dewasa bukan. Kamu pasti paham maksudku"

Lika mengerutkan keningnya. Dia tau arah tujuan Gide sebenarnya. Sudah tiga bulan mereka berpacaran. Namun Lika tak pernah mengizinkan Gide menyentuh bibirnya apalagi tubuhnya. Gide hanya boleh menciumnya dipipi atau di keningnya. Namun Gide meminta lebih padanya.

"Baiklah kalau begitu, aku harus kembali ke basecamp. Ada jadwal latihan sore ini?"

"Oke. Hati-hatilah ... "

Laki-laki tampan itu menunggangi motornya menuju utara kota, tempat dia biasa menghabiskan waktunya bersama teman-teman band nya disana, tempat yang biasa mereka sebut basecamp. Lika pernah beberapa kali diajaknya kesana. Tempat yang pengap dan penuh asap rokok. Sangat berantakan. Mata Lika sangat risih melihatnya. Apalagi saat melihat teman-teman Gide yang menatapnya penuh nafsu. Lika merasa tidak nyaman disana. Namun Gide meyakinkan bahwa mereka adalah orang-orang yang baik.

Bagi Lika kali ini adalah kali pertamanya jatuh cinta pada seorang laki-laki. Mungkin juga bisa dibilang cinta pertamanya.

Tapi bagi Gide, Lika adalah perempuan yang kesekian yang berhasil dia taklukkan. Baginya perempuan hanya sebagai hiburan pembunuh kebosanannya saja. Setelah dia puas dia akan tinggalkan perempuan itu begitu saja.

******

Sore itu Alika sudah siap menuju stasiun radio. Jadwal siarannya kali ini lebih panjang dia memegang dua sessi acara. Mulai pukul 16. 00 wib sampai pukul 20. 00 wib.

Dan seperti biasanya sepulang siaran Lima langsung memacu motornya menuju rumah untu beristirahat.

"Lika .. kamu sudah tidur, Nak?" panggil Bude dari luar kamar.

Cekreeeeekkk ...

"Ada apa, Bude?"

Bude masuk kedalam kamar dan duduk ditepi tempat tidur.

"Bude mau melihat Retno, tadi padi dia baru melahirkan. Jadi sepertinya kamu harus dirumah sendirian. Kamu tidak apa-apa kan, Bude tinggal?"

"Tidak apa-apa,Bude. Tidak usah khawatir"

"Justru karena pacarmu yang playboy itulah, Bude khawatir padamu"

"Bude ... " ucap Lika sedikit merajuk.

"Dengar Lika, Bude ingatkan padamu. Gide itu bukan laki-laki baik-baik. Bude liat dari cara dia menatapmu sangat liar. Bude takut dia berbuat macam-macam padamu. Kamu itu anak perempuan, Lika"

"Iya, Bude. Lika paham maksud Bude. Tenang saja bude, tidak usah khawatir. Lika bisa jaga diri kok"

"Bude, percaya padamu" Bude keluar dan menutup pintunya perlahan. Lika kembali merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Membenamkan pikirannya ketempat yang ternyaman. Membuai raganya yang lelah dalam kenyamanan tidur malamnya yang nyenyak. Sampai matahari pagi menyapanya esok pagi.

******

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

cara pendekatan mu Gide seperti ingin memiliki tubuh Alika... jangan sampai Alika terlena dengan pujuk rayu nya Gide..

2025-04-21

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Gide ni cara pendekatan lain macam... seperti nya Gide ingin berdekatan terus...hati² Alika Gide bukan lelaki yang baik..

2025-04-21

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

apa yang dikatakan oleh Bude mu,memang betul Alika...

2025-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!