5. Akta Cerai.

Wajah Pak Dibyo Tirta langsung memerah karena malu.

“Menurut Pak Dibyo dan Ibu Giatri, apakah itu yang disebut dijebak klien?”

“Kalau menurut saya itu lebih terlihat seperti orang yang sedang berpacaran dan bemesraan di tengah hari bolong,” kata Pak Rahmat dengan tenang.

“Maafkan anak kami, mungkin dia sedang khilaf. Beri dia kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya,” kata Pak Dibyo Tirta dengan memohon.

“Heh…khilaf, nanti dia pasti akan terus mengulanginya,” kata Pak Rahmat.

“Pak, Allah saja Maha Pemaaf. Masa Pak Rahmat tidak mau memaafkan anak kami,” kata Ibu Giatri.

“Terus bagaimana dengan keponakan saya? Hatinya hancur mendengar suaminya menghamili perempuan lain.”

“Saya sebagai pamannya, tidak tega melihat keponakan saya disakiti seperti itu. Apa yang harus saya katakan kepada mendiang orang tuanya, kalau saya telah menikahkan putri mereka dengan seorang ba-ji-ngan,” kata Pak Rahmat dengan menangis.

Ibu Giatri dan Pak Dibyo diam mendengar perkataan Pak Rahmat.

“Saya tidak akan mengulangi kesalahan untuk kedua kali. Sekarang tolong urus perceraian mereka. Atau Almira yang akan menggugat cerai dengan menggunakan bukti-bukti yang sudah ada,” kata Pak Rahmat.

Akhirnya Ibu Giatri dan Pak Dibyo Tirta pamit pulang setelah tidak berhasil meyakini Pak Rahmat.

*****

Tak terasa sudah sebulan Almira pergi meninggalkan rumah. Ia tinggal bersama dengan Mbok Silah di sebuah rumah kontrakan di luar kota Jakarta, lebih tepatnya Almirah tinggal di Tangerang Selatan sebuah kota kecil yang bersebelahan dengan Jakarta Selatan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Almira berjualan kue yang ia titipkan di toko-toko kue. Sebetulnya Almirah ingin melamar kerja ke kantor-kantor, hanya saja ia takut jika nanti kantor tempatnya ia bekerja milik teman atau kenalan atau saudara Tomy.

Sebetulnya Almira masih suka berhubungan dengan anak-anak pamannya yaitu Rafi dan Nina melalui email. Mendengar Almira kabur dari rumah suaminya, Rafi langsung mengirim email, ia minta maaf karena tidak langsung bercerita pada Almira ketika melihat Tomy masuk hotel bersama dengan seorang perempuan. Almira mengerti Rafi tidak bercerita karena tidak ingin mengganggu rumah tangga Almira. Rafi lebih memilih bercerita kepada ayahnya tentang hal ini.

Pak Rahmat dan Ibu Lia merasa senang ketika anak-anaknya memberitahukan kalau Almira baik-baik saja.

“Jangan suruh Teteh pulang dulu. Biarkan Teteh kalian menenangkan diri. Yang penting kita tau kalau Teteh dalam keadaan baik-baik saja,” kata Pak Rahmat kepada Rafi dan Nina.

Pada suatu malam Nina sepupunya mengirim email kepadanya. Isinya:

Teh, pulang! Mas Tomy sudah memberikan akta cerai Teteh ke Ayah.

Almira langsung mengucapkan, “Alhamdullilah,”

Akhirnya ia bukan istri Tomy lagi. Keesokan harinya Almira langsung menceritakan hal ini kepada Mbok Silah.

“Mbok,” panggil Almirah.

“Ya, Non,” jawab Mbok Silah lalu menghampiri Almirah.

“Ada apa, Non?’ tanya Mbok Silah.

“Akhirnya Almira sudah resmi bercerai,” jawab Almirah dengan bahagia.

“Alhamdullilah, syukurlah Non. Semoga Non cepat mendapatkan jodoh lagi,” kata Mbok Silah.

“Nggak mau ah, Mbok. Almira nggak mau menikah lagi. Nanti dibohongi lagi,” kata Almira sambil cemberut.

“Hei…nggak semua laki-laki seperti Den Tomy, Non. Masih banyak yang ganteng, soleh, baik dan setia,” kata Mbok Silah.

“Tapi kan nggak mudah dapatin yang seperti itu, Mbok.”

“Ya, harus rajin minta ke Allah. Nanti pasti dikasih sama Allah,” kata Mbok Silah yang tidak putus asa memotivasi Almira.

“Almirah tidak mau nikah lagi. Almira mau angkat anak aja, Mbok,” jawab Almira.

“Jangan, Non!!! Nanti Non dibilang perempuan nggak laku atau nanti dibilang Non Almira hamil diluar nikah,” seru Mbok Silah.

“Ah, masa sih?” tanya Almira tidak yakin.

“Iya, Non. Orang kan suka usil ngomongin orang lain,” jawab Mbok Silah.

Almira diam mendengar kata-kata Mbok Silah. Bener juga kata Mbok Silah orang-orang mulutnya suka usil. Sekarang Almira ingin bersenang-senang setelah selama sebulan ia tidak pernah pergi kemana-mana. Paling hanya pergi ke toko kue, pasar dan toko bahan-bahan kue. Kebetulan ada beberapa bahan untuk membuat kue yang sudah habis. Almira mau membelinya di supermarket di sebuah mall.

“Mbok, bagaimana kalau besok kita jalan-jalan ke mall? Almira mau membeli bahan-bahan kue di supermarket di mall,” kata Almira.

“Non aja yang pergi, Mbok banyak kerjaan,” jawab Mbok Silah.

“Ah, Mbok. Mbok mah nggak asyik. Nggak bisa bisa diajak bersenang-senang,” sahut Almira.

“Non pergi sendiri saja, siapa tau nanti di mall ketemu jodoh,” kata Mbok Silah.

“Mbok kenapa sih ngomongin jodoh terus?” tanya Almirah sambil cemberut.

“Omongan itu doa, siapa tau nanti doa Mbok dijabah oleh Allah,” jawab Mbok Silah.

“Mbok, Almira masih dalam masa iddah. Mana boleh menikah dalam waktu dekat,” kata Almirah.

“Yang penting ketemu jodoh dulu. Nikahnya nanti setelah selesai masa iddah,” kata Mbok Silah yang masih saja memaksa.

“Terserah, Mbok deh. Udah ah, Almira mau pergi dulu nganterin kue ke toko.” Almira bersiap-siap untuk mengantarkan kue ke toko kue tempat ia menitipkan kuenya.

.

.

nanti malam diteruskan lagi

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓳𝓭 𝓹𝓮𝓷𝓰𝓮𝓷 𝓵𝓲𝓪𝓽 𝓣𝓸𝓶𝓲 𝓪𝓷𝓬𝓾𝓻

2023-04-18

0

Maria Lay

Maria Lay

khilaf lagi yg disalahin

2022-04-22

1

mega keyna

mega keyna

nah ini awal yg agak masuk akal dan realita,,, jgn karna laki2 1 dan cinta jd bodoh,lanjut kan hidup km almira,,, jgn kyk maaf novel2 lain yg ujing2nya balik ke MANTAN,,,, hahahaha kayak ngk laku aja,alasan anak lah ini lah itu lah,,,, kl bodoh ya bodoh aja,perempuan jg hrs berfikir realita dan maju,,,,

2022-04-15

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!