4. Bukti.

Sementara itu di kediaman Paman Almirah, Tomy sedang menunduk karena mendapatkan tatapan yang tajam dari Pak Rahmat. Kedatangannya ke rumah Paman Almirah adalah untuk mencari Almira, namun ia malah yang ditanya oleh Pak Rahmat.

“Keponakan saya tidak akan pergi meninggalkan rumah tanpa sebab. Apa yang telah kamu lakukan hingga Almira pergi dari rumah? KDRT? Atau perempuan?”

Tomy langsung kaget mendengar pertanyaan Pak Rahmat.

“Maafkan saya, Mamang,” kata Tomy yang masih saja menunduk.

Pak Rahmat menatap Tomy dengan tajam. Purnawirawan angkatan darat itu benar-benar dibuat kesal oleh suami keponakannya.

“Kamu belum menjawab pertanyaan saya.”

“Maaf.” Hanya itu yang terucap dari mulut Tomy.

“Maaf saja tidak cukup. Kamu benar-benar sudah menyakiti keponakan saya,” kata Pak Rahmat.

“Kamu tidak usah mencari keponakan saya. Saya yang akan mencarinya, tapi bukan saya kembalikan kepadamu, tapi saya akan mengurus perceraian kalian,” kata Pak Rahmat sekali lagi.

“Ayah!!!” seru Ibu Lia.

“Ayah jangan berkata seperti itu!!! Kita belum tahu penyebab Almira meninggalkan rumah,” seru Ibu Lia.

Pak Rahmat menoleh ke istrinya.

“Tidak usah menunggu sampai Almira pulang untuk mengetahui penyebabnya. Ayah sudah tau penyebab Almira pergi, karena perempuan lain.”

“Bukan begitu, Tomy?” tanya Pak Rahmat dengan tajam.

Tomy mengangkat wajahnya.

“Bu…bu…bukan karena perempuan, Mamang,” jawab Tomy dengan gugup.

“Ayah, tidak boleh suudzon!  Nanti jatuhnya fitnah,” seru Ibu Lia.

“Ayah tidak suudzon, Mah. Ayah punya buktinya, anak kita Rafi yang melihat sendiri kalau ba-ji-ngan ini sedang merangkul pinggang perempuan dan membawanya ke hotel,” jawab Pak Rahmat.

Wajah Tomy langsung pucat mendengar perkataan Pak Rahmat.

“Ayah punya buktinya?” tanya Ibu Lia.

“Ada dan itu akan ayah gunakan untuk mengurus gugatan cerai Almira,” jawab Pak Rahmat.

Sekarang Ibu Lia yang menatap tajam Tomy.

“Orang tuamu harus mengetahui kelakuan be-jatmu!!!  Agar mereka tidak menyalahkan Almira yang kabur dari rumah,” seru Ibu Lia.

“Kalau mereka ke sini untuk menjelek-jelekkan Almira, saya yang akan membongkar ke-be-jat-anmu di depan orang tuamu!!!”

“Sekarang pergi dari sini dan jangan datang lagi ke sini!!!”

“Kamu hanya boleh datang dengan surat sertifikat cerai kalian!!!” seru Ibu Lia dengan tajam.

Merasa tidak diterima lagi di rumah itu, Tomy langsung permisi pulang.

“Mamang Bibi, Tomy pamit pulang. Assalamualaikum.” Tomy langsung pergi meninggalkan rumah paman Almirah.

“Waalaikumsalam,” jawab Pak Rahmat dan Ibu Lia.

Setelah Tomy pergi Pak Rahmat langsung duduk di kursi dengan lemas. Lelaki itu menangis.

“Maafkan Rahmat, Kang. Rahmat tidak bisa menjaga Almira baik,” kata Pak Rahmat dengan berlinang air mata.

Ibu Lia mendekati suaminya lalu mengusap punggung suaminya.

“Itu bukan salah Ayah. Itu memang sudah menjadi takdir Almira. Sekarang lebih baik kita doakan semoga Almira dalan keadaan baik- baik saja dan menemukan jodoh yang terbaik untuknya,” kata Ibu Lia.

“Aamiin ya robialamin,” ucap Pak Rahmat.

*****

Beberapa hari kemudian Ibu Giatri dan Dibyo Tirta orang tua Tomy datang ke kediaman Pak Rahmat.

“Pak tolong anak saya, kasihaan dia hancur ditinggal Almira. Dia bisa mati tanpa Almira. Kembalikan Almira kepada anak kami, Pak.” Ibu Giatri memohon kepada Pak Rahmat.

“Kalau Almira tidak mau menerima anak Tomy dari perempuan lain tidak masalah. Kami masih bisa membayar orang untuk mengurus anak itu,” kata Ibu Giatri.

Pak Rahmat dan Ibu Lia terkejut mendengarnya, mereka mengira Almira kabur karena Tomy selingkuh dengan perempuan lain. Namun ternyata dugaan mereka salah, ini lebih dari soal perselingkuhan.

“Apa? Coba Ibu ulangi lagi perkataan Ibu!!!” seru Pak Rahmat.

“Kata Tomy, Almira marah tidak terima Tomy yang telah menghamili Tita. Ia bahkan tidak mau menerima anak Tomy yang di dalam kandungan Tita.”

“Kalau soal Tita kami bisa bereskan. Yang penting Almira mau kembali kepada Tomy,” kata Ibu Giatri.

Pak Rahmat tersenyum mengejek.

“Jadi ini bukan hanya soal main perempuan. Tapi juga soal menghamili perempuan. Pantas saja kalau Almira pergi dan menghilang, ternyata anak kesayangan Ibu menghamili perempuan lain.”

“Dia dijebak, Pak. Oleh kliennya,” sangkal Ibu Giatri.

“Dan Ibu percaya dengan omongan anak Ibu?” tanya Pak Rahmat dengan tatapan tajam.

Ibu Giatri diam mendengar pertanyaan Pak Rahmat.

“Mah, tolong ambilkan foto Tomy di laci  meja kerja Ayah,” kata Pak Rahmat kepada istrinya.

Ibu Lia langsung bangun dan pergi ke ruang kerja suaminya. Tak lama kemudian Ibu Lia datang membawa foto hasil jepretan Rafi.

“Ini buktinya,” kata Pak Rahmat sambil memberikan foto yang tadi dibawa Ibu Lia.

Ibu Giatri mengambil foto yang diberikan Pak Rahmat. Di foto itu Tomy sedang berdiri di depan resepsionis hotel sambil merangkul pinggang Tita dengan mesra. Muka Ibu Giatri berubah menjadi pias setelah melihat foto tersebut.

“Coba Papah lihat,” kata Pak Dibyo Tirta lalu mengambil foto itu dari tangan istrinya.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓰𝓸𝓸𝓭 𝓳𝓸𝓫 𝓹𝓪𝓶𝓪𝓷 𝓡𝓪𝓱𝓶𝓪𝓽 𝓼𝓪𝔂𝓪 𝓼𝓾𝓴𝓪 𝓭𝓷𝓰𝓷 𝓽𝓲𝓷𝓭𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓽𝓮𝓰𝓪𝓼 𝓪𝓷𝓭𝓪 👏👏👏👏

2023-04-18

1

TePe

TePe

haissss.....lelaki kurang garem

2023-03-31

1

Partha Nara

Partha Nara

enak ya punya paman rasa ayah

2022-11-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!