Episode 4

Aku membulatkan kedua mataku kemudian tanpa aku sadari air mataku jatuh membasahi kedua pipi ini. Aku menyaksikan mereka berciuman dengan mataku sendiri bahkan aku tidak melihat penolakan dari diri Tomy.

Jantungku terasa tiba-tiba berhenti berdetak dan aku merasa sesak bahkan sulit untuk bernafas. Hati ini sungguh terasa sakit dan ada rasa asam yang tidak mengenakkan di dalam sini. Perasaan seperti ini sungguh tidak enak dan menyesakkan.

Nina dengan emosi mau menghampiri Tomy tetapi dengan cepat aku menahannya dan menggelengkan kepalaku dengan pelan. Nina mengerti apa yang aku maksud kemudian berkata

“Ayok, kita pergi dari sini Ri!” ujarnya kemudia menarik tanganku pergi meninggalkan tempat itu.

 Kevin berjalan dari arah lain dan menyadari keberadaan kami.

“Riana!” ucapnya dengan lantang.

Tomy mendengar Kevin menyebut namaku langsung mendorong Joan lalu berbalik dan mengikuti tatapan mata Kevin tetapi tidak mendapatkan keberadaanku hanya ada Sam dengan wajah gelap yang berdiri disana.

Tomy berjalan kearah Kevin dan menarik kera baju Kevin dengan kasar.

“Barusan lo sebut Riana kan? Di mana dia? apa dia ada disini?” Tanya Kevin dengan tidak sabar.

“Iya! Barusan yang jalan keluar itu Riana dan kejutan serta tamu special hari ini juga adalah Riana!” Jawab Kevin dengan nada emosi dan menepis cengkraman Tomy dengan kasar.

Sam yang dari tadi berdiri diam kemudian berjalan ke sana dan melayangkan satu pukulan ke wajah Tomy hingga dia terjatuh.

 “Apaan sih lo Sam!” Ujar Joan yang buru-buru memapah Tomy untuk berdiri.

 “Pergi!” Perintah Tomy kepada Joan dengan kasar.

Joan menangis dan pergi dengan berlari kecil meninggalkan ketiga lelaki tersebut.

“Jauhin Riana kalo lo gak sanggup batalkan pertunangan lo!” Ujar Sam dengan dingin kemudian pergi meninggalkan Tomy dan Kevin berdua.

“Apa barusan dia juga melihatnya?” Tanya Tomy kemudian melonggarkan dasi yang masih terpasang rapi di lehernya itu.

“Ehm!” jawab Kevin singkat.

Dengan cepat Tomy melangkahkan kakinya keluar dari villa untuk mengejarku. Tomy menahan tanganku dari belakang dan berkata dengan lembut.

 “Tunggu sayang!”

Aku berhenti dan memunggunginya. Aku tidak berbicara sepatah kata maupun menoleh kearahnya. Perlahan

dia mendekatkan tubuhnya dan memelukku dari arah belakang, dengan kasar aku membuka kedua tangannya yang memelukku kemudian berbalik dan melayangkan tanganku ke pipinya.

 PLAK! Aku menamparnya dengan keras.

Dengan sorot mata kecewa dan jijik aku menatapnya kemudian pergi meninggalkan villa itu dengan air mata yang terus menerus mengalir keluar. Tomy mengulurkan tangannya bermaksud ingin menahanku lagi tapi Nina melarangnya dan berkata dengan ketus

 “Jauhi dia.”

Aku terus berjalan hingga tiba di sebuah pantai. Kedua kakiku tidak dapat menopang tubuhku lagi hingga aku terjatuh di atas pasir dengan air mata yang masih terus mengalir. Nina yang sejak tadi mengikutiku pun

merasakan sakit di dalam hatinya. Nina duduk di sampingku kemudian berkata

“Menangislah hingga kamu merasa enakan Ri.”

Aku mengubah posisi dudukku dengan menekuk kedua kakiku lalu memendam kepala di sela-sela lutut kemudian memeluk kedua kakiku dengan erat. Aku menangis tersedu-sedu dan berkata dengan terisak

 “Hatiku sakit banget Nin, sakit banget! Huhuhu..”

“Aku tau Ri.. Menangislah hingga kamu merasa agak baikan! aku akan menemanimu disini.“ ucap Nina kemudian memelukku dari samping dan mengelus punggungku dengan lembut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!