Cinta

Cinta

Episode 1

Akhirnya aku pulang juga ke Kota ini. Kota yang sudah aku rindukan selama 5 tahun ini.

Hari ini adalah hari ulang tahun Tomy yang ke-28. Aku berencana memberikan Tomy sebuah kejutan dengan

kepulanganku yang tidak di ketahuinya.

Setelah penerbangan yang cukup lama, akhirnya pesawatku

lepas landas juga.

Ting… ( bunyi sms masuk )

“ Beb, aku tungguin kamu di luar pintu kedatangan ya. See you babe!”

Setelah membaca sms dari Nina, aku melangkahkan kaki keluar dari pintu kedatangan dan langsung menemukan sosok gadis mungil yang sedang berdiri di samping mobilnya sambil melambaikan salah satu tangannya kemudian

dia pun berlari kecil menghampiriku dan memelukku dengan erat sebagai lepas kerinduan.

“Akhirnya kamu pulang juga Ri! Aku kangen banget tau sama kamu!“ Seru Nina.

“Kalo sebentar lagi pelukanmu tidak di lepas, aku akan mati karena tidak bisa bernafas!” Ucapku sengaja kemudian pelukannya pun di lepas oleh Nina dengan cengengesan..

“Siapa suruh kamu sekali pergi langsung 5 tahun aku kan jadi kangen tau!” Sewot Nina yang sengaja membuatku merasa bersalah.

“Hey, setidaknya selama kepergianku kita tetap ada komunikasi oke!” seruku tidak mau kalah.

“Iyakan sajalah.” Ujarnya kemudian membantuku membawa koper yang berada di tanganku ke bagasi mobil. Setelah memasukkan koper-koperku, Nina kembali berbicara.

"Sekarang waktunya kita meluncur mencari pangeranmu dulu kalo tidak kita akan terlambat.” Ujar Nina sambil berjalan ke pintu mobil penumpang kemudian dia membukakan pintu mobil dan mempersilahkanku masuk dan berkata sambil cengar cengir.

“Silahkan masuk tuan putriku, kita akan segera meluncur mencari pangeranmu.”

“Apaan sih kamu! Kok jadi lebay gitu?” Ujarku dengan tertawa kecil sambil memasuki mobil.

Perjalanan dari bandara ke resort milik keluarga Tomy butuh waktu sekitar 1 jam lebih, selama dalam perjalanan kami bertukar cerita setelah sempat tidak berkomunikasi selama 1 tahunan. Saat mobil berhenti di persimpangan lampu merah, aku melihat layar besar yang berada di atas bangunan itu sedang merilis berita wawancara sebuah perusahaan dengan seorang lelaki tampan yang angkuh dan berwajah dingin. Nina yang juga melihat layar tersebut

dengan antusias dia berkata

“Astaga, martin kok ganteng banget sih.“

Dengan wajah kebingungan aku menatap kearah Nina, Nina yang menyadari tatapanku itu kemudian menoleh dan berkata.

“Hey, itu loh yang ada di layar itu. You don’t you know him?” dengan heran dia menatapku.

Aku kembali memastikan orang yang berada di dalam layar tersebut beberapa saat sebelum lampu hijau menyala. Setelah memastikannya aku mengangkat kedua bahuku. Nina yang mengerti maksudku langsung membuang napas dengan berat sebelum menceritakannya.

“Haaiss, kamu hanya tahu dan mengenal pangeranmu saja!“ Ucapnya sambil meluruskan pandangannya ke depan.

Mendengar ucapannya barusan dengan sengaja aku memajukan bibirku pertanda bahwa aku sedang cemberut. Nina yang sekilar melirik dan melihat wajahku yang sedang cemberut membuatnya terkekeh kemudian melanjutkan pembicaraannya.

“Namanya Martin Goh. Dia adalah CEO dari GROUP DRAGON EMPIRE dan di kenal sebagai raja iblis dalam dunia bisnis karena ketegasan dan kekejamanya. Dia juga memegang kekuasaan dalam dunia bisnis di Kota ini dan beberapa Negara lainnya.”

Mendengar cerita Nina yang begitu detail soal Martin membuatku penasaran kemudian memotong  pembicaraannya.

“Bentar, kenapa kamu tau detail banget? Jangan-jangan kamu stalker dia yah?” tanyaku spontan.

“Enak aja. Aku tau juga karena kak Vino kerja disana. Lagipula wajah tampan miliknya itu membuat semua wanita ingin berada disisinya. Sayangnya aja sampai saat ini belum ada wanita yang berhasil.” Ujar Nina lagi.

“Oh begitu.” Ucapku sambil mengangguk pelan.

Beberapa menit kemudian, Nina memberhentikan mobilnya di depan lobby hotel yang berada di dalam resort tersebut.

“Finally! Kita nyampe juga Ri. Ayok turun!” ajaknya.

Kami berdua menuruni mobil dan berjalan ke bagasi mobil untuk mengeluarkan koper milik Nina dan salah satu koperku yang sudah ku siapkan untuk hari ini kepada Bell Boy hotel.

“Kenapa sih setiap tahun Tomy harus rayain ulang tahunnya disini? Gak tau apa kalo ini tuh jauh dari kota.” Sewotnya Nina sambil berjalan memasuki hotel dan berjalan kearah resepsionis untuk pengambilan kartu kamar.

“Tamu undangannya pak Tomy, Kamar atas nama Nina ya. Terima kasih” Ucap Nina sopan kepada resepsionis.

Setelah mengambil kartu kamar, Nina memberikannya kepada Bell Boy dan berkata

“Tolong masukkan koper kami ke kamar ya dan kartunya nanti di titipkan ke resepsionisnya aja.”

“Baik bu.” Ucapnya dengan sopan.

Aku dan Nina berbalik meninggalkan lobby dan menaiki buggy car ke villa dimana acara itu dilangsungkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!