Episode 3

Aku dan Nina sudah berada di bawah tangga dan berjalan menuju ke ruang tengah yang sudah di padati oleh tamu.

Kami berdua melewati kerumunan dan berdiri di barisan paling belakang supaya tidak kelihatan oleh Tomy.

Sam juga berjalan ke tempat kami berdiri dan menemani kami disana. Mata Kevin mulai menelusuri kerumunan orang, setelah dia menemukan keberadaanku tanpa basa basi yang panjang, Kevin berbicara menggunakan mic yang ada di tangannya.

“Hey buddy, hari ini adalah hari ulang tahun lo dan pastinya sebagai sahabat lo gue juga mau memberikan sesuatu yang special buat lo. Oleh karena itu gue sengaja mengundang seseorang untuk menjadi tamu special kita hari ini. Mari kita sambut bersama tamu special kita hari ini?” Ujar Kevin dengan antusias dan di sambut oleh tepuk tangan para tamu.

Aku tersenyum dan melangkah melewati kerumunan. Baru setengah perjalanan langkah kakiku berhenti, perlahan senyum di wajahku memudar karena ada seorang wanita berjalan ke samping Tomy dengan elegan dan mengalungkan tangannya di lengan Tomy.

Sam buru-buru berjalan mendekatiku dan menarikku pergi dari ruang tengah. Baru berjalan beberapa langkah, aku melepas genggaman tangan Sam. Aku dapat merasakan bahwa saat ini Sam sedang marah dan berharap aku dapat meninggalkan tempat itu segera mungkin.

Mata Kevin terbelalak kaget saat melihat Sam tidak berhasil membawaku pergi. Aku menatap Sam dengan lekat kemudian aku bertanya.

“Apa ada yang kalian sembunyikan dariku?”

Sam tidak menjawab tapi dia memilih menghindari tatapan mataku.

“Apa kamu tau sesuatu?” tanyaku lagi.

Dadaku sudah mulai panas dengan sikap Sam yang tidak seperti biasanya. Aku menoleh kearah Kevin yang masih berada di depan tapi dia juga menghindar dengan cara menundukkan kepalanya sedangkan Tomy masih tidak menyadari keberadaanku dan membiarkan wanita itu mengalungkan tangan di lengannya.

Kevin dengan cepat kembali berkata menggunakan mic.

“Mari kita dengar kata sambutan dari Tomy.”

Tomy tersenyum dan menerima mic tersebut.

“Terima kasih buat tamu-tamu yang sudah meluangkan waktu kalian untuk hadir dan aku harap kalian semua dapat bersenang-senang disini.” Ujarnya sambil tersenyum kemudian terdengar suara tepuk tangan para tamu.

Aku menatap Tomy dengan heran. Setauku Tomy tidak pernah izinkan siapapun menyentuhnya kecuali aku dan mamanya tapi kenapa wanita itu bisa berdiri di sampingnya dan mengalungkan tangannya di lengan Tomy. Berbagai pertanyaan dan jawaban mulai muncul di otakku hingga Sam menggenggam tanganku dengan kasar dan menarikku

pergi.

Sam menarikku ke taman yang berada di samping villa tersebut.

“Minumlah dan tenangkan dirimu dulu.” Ujarnya sambil menyodorkan segelas air.

“Apa menurutmu aku tidak pantas mendapatkan penjelasan?” tanyaku sambil menatap kedua matanya.

Sam menghela napas dengan kasar kemudian menyesap air minum yang tadi dia tawarkan hingga habis.

“Aku tau kamu pasti tau sesuatu dan menyembunyikannya dariku. Aku tidak akan memaksamu tapi aku akan bertanya langsung kepadanya.” Ujarku sambil menatap ke depan.

Sam mengikuti pandanganku dan menemukan Tomy dan wanita itu sedang berjalan kearah belakang taman. Dia menoleh dan menyadari bahwa aku dan Nina sudah berjalan kearah Tomy, Sam segera mengejar dan menghentikan kami.

“Tunggu Ri.” Tahannya dengan genggaman tangan di lenganku.

Aku tidak menoleh tapi aku sedang menyaksikan kejadian yang ada di depan mataku.

“APA YANG KAU LAKUKAN DISINI! APA KAU KIRA KARENA TADI AKU DIAM BERARTI AKU TIDAK  MEMPERMASALAHKANNYA!” teriak Tomy dengan marah.

Melihat perlakuan Tomy, Mata wanita itu berkaca-kaca kemudian berkata dengan lirih.

“Apa aku ada salah sebagai tunanganmu apa aku tidak boleh berada di sini?

Jarak dimana tempat aku berdiri dengan mereka tidak terlalu jauh sehingga percakapan Tomy dengan wanita itu masih bisa terdengar olehku.

Deg! Mataku terbelalak saat mendengar kata tunangan itu. Perasaanku mulai merasa tidak enak dan mulai timbul rasa asam yang tidak mengenakkan.

“Are you okay?” Tanya Nina saat dia menyadari genggaman tanganku pada telapak tangannya mulai mengerat.

“Hmm.. i'm fine.” Ujarku

“Dia Joan. Tomy di jodohkan oleh kakeknya 1 tahun yang lalu. Hanya itu yang aku ketahui Ri.” Ujar Sam dengan pelan setelah melihat perubahan di wajahku.

“Kenapa lo baru bilang sekarang! Dari tadi Riana tanya kenapa gak kamu jawab?” cetus Nina dengan kesal.

“Ri, aku rasa kamu lebih tau sifat Tomy dari siapapun jadi aku tidak bisa bilang apa-apa kecuali kamu mendengarkan darinya sendiri.” Ucap Sam berusaha menjelaskan.

“Aku ingin mendengarkan penjelasannya.” ucapku datar.

Tatapanku tidak lepas dari tempat dimana Tomy berdiri. Dari wajahnya Tomy kelihatan banget kalo dia sedang terlihat marah dan frustasi, sedangkan Joan terlihat menyedihkan karena dari tadi dia berusaha mendekati Tomy dan menggenggam tangannya walau sudah mendapatkan penolakan beberapa kali.

Akhirnya hati Tomy meluluh saat melihat Joan menangis tersedu-sedu karena dia pikir ini bukan sepenuhnya salah Joan.

“Maaf. Aku tadi terlalu emosi.” Ucapnya kemudian mengusap wajahnya dengan kasar.

Joan menatap mata Tomy sesaat lalu memeluk Tomy dan menangis di pelukannya. Tomy hanya terdiam dan membiarkan Joan menangis di dalam pelukannya hingga Joan merasa tenang. Setelah beberapa saat Joan mulai tenang, dia melepas pelukan tersebut kemudian dia perlahan mendekati wajah Tomy dan MEREKA BERCIUMAN.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!