Sore hari Reyna telah berada dikediaman Hermawan, suasana masih lengang. Ruang tamu yang nantinya akan diselenggarakan akad sudah dikosongkan. Sesuai kesepakatan rumah Hermawan hanya untuk pelaksanaan akad sedangkan resepsi sederhana di laksanakan di kediaman orang tua Satria mempertimbangkan rekan usaha kedua wali adalah orang yang sama dan tentunya rumah Pak Wiji jauh lebih besar untuk menyambut tamu.
Reyna membersihkan diri dan merebahkan badannya ke ranjang. Dia mainkan ponselnya dan mengunggah foto dengan Bianca siang tadi. Penat dan kantuk seketika menyerang, baru saja hendak terpejam ponsel nya berbunyi
ting ting
Hai calon Nyonya Satria, cantik juga kalau dandan.
Satria mengirimkan pesan mengomentari postingan foto Reyna
Hai juga calon suami pura-pura ku
Balas Reyna
Reyna bersiap untuk merias ketika hari menjelang siang. Mbak May yang nampak mondar mandir tersenyum puas melihat hasil riasannya. Berkali-kali melirik jam dipergelangan tangannya lalu berbisik sebentar lagi. Hanya berselang sekian menit, rombongan mempelai pria datang.
Hermawan telah bersiap di meja penghulu. Mas Gandhi yang mengantarkan Rey menemui Satria di meja pelaminan, bisa Rey rasakan genggaman tangan pria itu yang dingin bagai es.
Dari jauh mata Rey bertubrukkan dengan mata Satria yang takjub memandangnya
argh kenapa jantungku berdegub kencang bukankah semua ini hanya pura-pura, Reyna cantik bukan.... hemmm ya dia cantik sekali gumam Satria.
Syahhhhhh... teriakan para saksi membahana, Reyna menatap Hermawan dan Mbak May yang menitikan air mata haru, sedangkan Mas Gandhi menatapnya dengan mata sendu.
ahhhhh demi mereka aku rela mengoyak hatiku batin Reyna
Selepas acara beramah tamah rombongan pengantin segera diboyong ke kediaman Pak Wiji. Dengan sedikit tergesa team WO segera memapah kedua pengantin untuk segera berganti kostum karena tamu akan datang sebentar lagi.
"Kau capek Reyna??" tanya Satria melirikku yang gelisah disampingnya.
"Pegel pake high heels" sahut Reyna sekenanya ''Tamunya nggak berhenti-berhenti, banyak banget" gerutunya
"Nanti malam aku pijit, kalau perlu semua badanmu kupijit" Satria mencoba menggoda untuk menghiburnya.
Reyna membelalakan matanya lebar-lebar "Jangan harap!"
Sesi pemotretanpun tiba dan mengundang gelak tawa para kerabat terdekat yang masih berada di kediaman Pak Wiji.
Satria tak henti-hentinya menjahili Reyna yang nampak canggung disentuhnya.
"Jangan sok sok cari kesempatan deh ah!" mencubit punggung tangan Satria yang sengaja meraba-raba punggung bawahnya.
"Ayo Mbak nya Mas nya yang mesra, latihan dulu buat nanti malam" seru fotografer.
"Tuh dengar, aku cuma mau totalitas" sahut Satria dengan santai dan menarik tubuh Reyna mendekat.
.
.
.
"Ga lucu deh kamu" Reyna mendorong tubuh Satria saat memasuki kamar pengantin dan menutup rapat pintu kamar. Reyna menjatuhkan dirinya ke sisi ranjang dan melepas high heels dari kakinya, memijit betisnya sambil meringis kesakitan.
"Hemm kita kan cuma pura-pura, jangan masukin hati kenapa" Satria menanggalkan satu persatu pakaiannya dan melempar kesana kemari.
"Heh.. yang sopan dong ,sana ganti bajumu ke kamar mandi" Reyna mendorong kuat punggung Satria kearah kamar mandi.
"Bawel!" Satria melempar jas nya kearah Reyna.
Reyna masih sibuk melepaskan riasan kepala dan perhiasan yang menempel di tubuhnya saat Satria membuka pintu kamar mandi.
"Gantian sana mandi" suruh Satria.
"Hemm ya..'' Reyna melepas kedua anting lalu melangkah menuju ransel berisi barang-barangnya, tangannya sibuk mencari sesuatu disana
"Cari apa?''
'"Baju ganti"
"Pakai ini saja"
Sontak Reyna menoleh kearah Satria yang sedang menenteng setelan lingerie hitam menerawang
"Sudah disiapkan Ibu dikamar mandi"
"Najis...." dengus Rey berlalu melewati Satria dengan menenteng baju kebesarannya dirumah..celana pendek dan kaos oblong.
Segarnya air dingin membuat rasa penat hilang dan berganti kantuk, Satria sedang bersantai di sofa dan berkutat dengan ponselnya saat Reyna membersihkan ratusan kelopak bunga mawar dari ranjang.
"Hemmm..aku mengantuk, kau tidur dimana?" tanya Reyna.
"Situ..." tunjuk Satria ke ranjang.
"Ya silahkan biar aku tidur di sofa"' Reyna bersiap dengan selimut dan bantal ditangan "Minggir" perintahnya saat tiba di pinggir sofa.
"Kamu tuh ya tak bisa diajak bercanda, mana mungkin kubiarkan kau tidur di sofa" Satria melorotkan badannya memenuhi bagian sofa.
Reyna berbalik menuju ranjang mencoba memejamkan mata. Semenit dua menit tiga menit hahhhh matanya tak jua terpejam. Terdengar suara ponsel Satria berbunyi, ia membalikkan badan dan menatap pria itu sedang memandang ponsel ditangannya membisu.
Satria hanya melirik kearah Reyna, terpampang nama Niken dilayar ponselnya. Jantungnya berpacu tapi dia putuskan untuk tidak menjawab panggilan itu. Nanti ada waktunya setelah dia menjelaskan kepada Reyna.
''Kok tidak dijawab?'' tanya Reyna
''Ehmm,,sudah malam'' Satria mematikan ponselnya lalu memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Firchim04
Hai author semangat😊
Salam dari "Dosenku Sahabatku" dan "Suamiku Adik Kelasku"
2020-09-22
1
adade
tamunya nggak apa thor? kok gantung gitu dialog nya heheh3
2020-07-31
0
safa
pacar
2020-07-02
0