"Bagaimana Nak Rey, kamu bersedia menerima lamaran ini?" desak Pak Wiji
Reyna hanya mengangguk pelan
"Saya minta waktu hingga wisuda selesai Pak, mungkin 3 minggu lagi urusan saya selesai"
Bisa kulihat senyum merekah dari semua orang, namun seketika hilang ketika Satria berteriak
"Kelamaan ah, satu minggu cukup kan"
"Ah kau Satria, kemarin saja nolak-nolak sekarang minta buru-buru" sahut Pak Wiji diikuti gelak tawa seisi ruangan.
"Banyak urusan yang perlu ku selesaikan Pak biar tidak bolak balik kemari" sanggah pria itu
"Ya sudah tak mengapa kan Rey, kan hanya wisuda saja, sesudahnya kau paling hanya beberapa kali ke kampus. Lebih cepat diselenggarakan lebih baik. Kamu nggak perlu repot biar Mbak sama Bu Wiji yang atur" Mbak May menengahi.
"Terserahlah" Rey mengedikan bahu pasrah.
Selesai beramah tamah rombongan Pak Wiji pamit. Minggu depan akad akan dilaksanakan pagi hari menyusul resepsi di malam hari.
Malam hari Reyna susah memejamkan mata, angan-angan untuk berkarir selepas wisuda menguap bagai embun pagi terpapar matahari.
ting ting ting
Reyna mengambil ponselnya malas
pesan dari Bianca
"Hai Rey, undangan dan baju toga kamu ditempatku yak"
"Okay, aku ambil Jumat ya Bi"
.
.
.
Semburat sinar matahari membangunkan Rey dari tidurnya. Beringsut malas hendak pergi kekamar mandi tapi langkahnya tertahan mendengar suara Mas Gandhi berbincang dengan seseorang di ruang tengah. Terlihat Satria sudah duduk manis memangku Adam, Reyna melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 6.
"Eh itu calon Nyonyamu sudah bangun" canda Mas Gandhi.
"Ngapain kesini lagi?" tanya Reyna sengit.
Satria menengok "Disuruh Ibu ngepas baju"
"Harus pagi pagi gini???" Reyna menguap dengan malas.
"WOnya banyak urusan Rey, Mbak minta kelonggaran waktu mereka , dapetnya pagi" sahut Mbak May yang tergopoh dari arah dapur membawa hidangan.
"Sana mandi dan ajak Satria sarapan sekalian"
---
Tak banyak makan waktu Reyna sudah duduk di sebelah kursi kemudi. Mbak May dibelakang dengan Adam, makhluk kecil itu tergoda dengan iming-iming Satria yang akan mengajaknya ke play land selepas dari kantor WO.
Sesampainya di tempat WO, Rey dan Satria hanya mengangguk tiap kali di sodorkan pilihan busana pengantin.
Si kecil Adam sudah mulai gusar kebosanan
"Hemmm.. ya bentar lagi selesai kok, Adam yang sabar ya" si kecil Adam kembali tenang dalam gendongan Satria.
huhhh dikasih jampi-jampi apa tuh bocah sampe nempel kaya cicak batin Rey
"Rey, urusan baju sudah selesai. Mbak pergi dulu ya, Mas Aris mau pulang sekarang, Mbak mau siapin kopernya" May tergopoh setelah menerima panggilan di ponselnya.
"Kok dadakan Mbak, apa ada masalah dirumah?" tanya Reyna
"Iya katanya, Adam sama kalian ya bisa ngamuk dia kalau nggak jadi ke play land"
Reyna dan Satria mengangguk bersamaan
---
Sudah mirip keluarga kecil bahagia saat ketiganya berjalan memasuki play land. Reyna nampak kerepotan membawa tas milik Adam. Lain halnya Satria, dia nampak bahagia bercanda dengan si kecil Adam.
"Minum..." Satria menyodorkan air mineral dingin.
"Hemm..makasih" Reyna langsung menenggak isi botol itu.
Keduanya duduk di bangku bersama deretan orang tua lainnya.
"Kamu anak tunggal Pak Wiji?"
"Iya..kamu?"
"Aku juga anak tunggal. Mas Gandhi dan Mbak May sudah seperti saudaraku sendiri" Reyna memainkan botol minum ditangannya.
"Ohya aku baru tahu kau tidak tinggal di kota ini, kudengar dari Mas Gandhi semalam"
Satria mengangguk "Sejak kuliah aku sudah tinggal sendiri"
"Dan kau punya usaha sendiri bukan meneruskan usaha keluarga?" lanjut Reyna.
"Ya begitulah, aku hanya mau mandiri terlepas dari nama besar Bapak. Lagian aku bangga bisa mendirikan usaha dari hasil keringatku sendiri" Satria menjawab mantap.
Rey memutar bola mata jengah menatap makhuk yang sedang menyombongkan diri di depannya.
''Kita belum bertukar nomor, siapa tahu ada kepentingan nantinya'' Satria mengeluarkan ponselnya
Reyna mengambil ponsel dari sakunya dan menyodorkannya ke Satria ''Simpan nomormu sendiri''
Satria menekan tombol hijau dan menunggu ponselnya berdering lalu mengembalikan ponsel Reyna,
"Ehmm. suka anak kecil?" Rey mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Suka" Satria menatap Reyna, lalu alisnya bergerak naik turun "Apalagi bikinnya..suka banget" lanjutnya sambil cengir-cengir kuda membuat Reyna kehabisan kata untuk membalas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Gagad Restu Pratiwi
wkwkwk..suka anak kecil, apalg bikinnya hahaha
2020-06-27
0