"Reyna.." ucapan Hermawan membuyarkan ruangan yang seketika hening.
"Kamu kan hanya menunggu wisuda, sudah selesai menyelesaikan studimu. Usiamu juga sudah pantas bersuami. Nak Satria dan sekeluarga ini bermaksud baik"
"Tapi..saya emmmm.." lidah Reyna kelu. Pikirannya berkecambuk. Pak Wiji bukan sekedar rekan bisnis bahkan bisa dibilang tanpa Pak Wiji usaha Pakdhe tidak akan semaju ini. Tak tega rasanya menolak permintaan orang yang sudah Rey anggap orang tua sendiri. Bukankah dia bisa hidup dan merasakan bangku universitas berkat beliau.
Rey melirik pria yang duduk diseberangnya
emmmm.. Satria namanya
Pria itu hanya menatap Rey lurus tanpa bisa diartikan maksud tatapan itu.
"Ehmmm.. Om boleh saya ajak Reyna bicara" tanya pria itu.
"Oh ya silahkan Nak Satria, bicara di taman belakang saja" Hermawan mengiyakan.
Mas Gandhi menepuk punggung tangan Rey, gadis itu beranjak malas menuju taman belakang diikuti Satria dibelakangnya.
Rey hanya melirik Mbak May saat berpapasan di dapur dan membawa nampan minuman.
Wanita itu hanya menghela napas dan membuang mukanya.
"Tega kamu Mbak" batin Reyna
Satria duduk di kursi panjang menjajari Reyna
"Ehm...Aku Satria"
"Yahhh..sudah tahu, tadi pakdhe sudah bilang" jawab Rey ketus
"Kau terkejut soal perjodohan ini. Akupun sama" gumamnya
"Kemarin aku sampai dirumah Bapak, usahaku sedang bermasalah, keuangannya lesu dan Bapak menjanjikan bantuan jika aku datang kerumah"
Satria menghela napas panjang "Tapi syaratnya aku harus menikah untuk mendapatkan bantuan dana darinya" lanjutnya
"Kenapa kau tak menikahi wanita pilihanmu saja?" Reyna menautkan alisnya heran "Tak mungkin kan di usiamu sekarang belum mendapatkan calon" Reyna bertanya setengah mengejek
tampangnya juga nggak jelek-jelek banget
"Bapak tak pernah merestui hubunganku dengan kekasihku, makanya dia tawarkan pilihan itu" Satria mendengus.
"Cckk, jadi semua ini karena uang?" Reyna membuang muka.
"Ya kau memang benar ini soal uang, tapi uang untuk menghidupi ratusan karyawanku, mereka yang beranak istri mengandalkan rupiah dari usahaku. Semalam aku berpikir tak jadi soal, dan makin yakin saat kaupun keberatan dengan perjodohan ini" Satria melipat tangannya dibelakang kepala.
"Ehh..maksudmu" Reyna mendongak dan mengernyitkan dahi.
"Kita ikuti saja apa mau orangtua kita" tukas Satria
"No No No, bagaimana dengan masa depanku, tidak bisa, aku masih mau bekerja dan..." Reyna melotot
"Hei..dengarkan dulu penjelasanku" Satria mendengus "kau pikir aku juga mau menikah dengan anak kecil seusiamu"
Reyna membelalakan matanya dan berdiri, mulutnya baru saja membuka untuk berbicara tapi Satria lebih cepat menarik pergelangan tangannya.
"Duduk" perintahnya "Maksudku" Satria melirik kekanan kiri dan berbisik pelan "kita ikuti saja mereka, pura-pura menikah, ketika usahaku membaik kita bercerai"
Reyna menggelengkan kepalanya "arrgh..apa-apaan ini orang"
Menit selanjutnya dia hanya terdiam termenung, dia teringat beberapa bulan lalu saat mencuri dengar Mbak May berbincang dengan Mas Aris. Mereka berdua mengkhawatirkan usaha Pakdhe yang sedang membutuhkan bantuan dana. Adakah hubungannya dengan semua ini? Menolak permintaan Pak Wiji sama saja memperburuk kondisi usahanya.
"Bagaimana heh..?" Satria memecah keheningan
"Tapi aku mangajukan syarat" ucap Reyna dingin
"Boleh.. apa??"
"Kau tak berhak mengatur hidupku"
"Okay deal. aku juga berpikir sama, ada lagi?"
"Pernikahan kita nanti hanya diatas kertas, maksudku hanya status sampai kita bercerai,tak lebih dari itu"
Satria mengedikan bahu "tak masalah buatku"
Reyna mengambil napas dan membuangnya kasar
"Asal kau tahu aku lakukan ini demi baktiku pada Pakdhe, beliau sudah kuanggap orang tuaku, aku juga takut penolakan lamaran ini akan berimbas pada usaha beliau nantinya"
Satria hanya memandang Reyna
"Hemmm.. setidaknya kita berdua sepakat ini hanya masalah uang"
Ia lirik wanita disampingnya penampilannya tomboy, cuek, make up pun seadanya.
Tapi lumayan cantik juga gumamnya...
"Ehhhmmmm...." Reyna dan Satria serempak menengok ke arah suara.
Mbak May berdiri tak jauh
"Sudah cukup kenalannya? yuk masuk"
Satria berdiri berjalan cepat kedepan diikuti kedua wanita itu.
Senyum sumringah terbaca di wajah setiap manusia di ruang itu tapi tidak untuk Reyna.
Senyum yang ia sunggingkan dengan terpaksa terhimpit oleh sakit hatinya saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments