Selayaknya pengantin baru pada umumnya, Ariel duduk menunggu di kamar pengantin, di rumah yang telah disiapkan untuk ditinggali mereka berdua, disitu ia merasa gugup dan jantungnya terus berdebar debar menanti kedatangan Ken.
Setelah beberapa saat Ken datang dengan mengetuk pintu terlebih dahulu, Ariel pun bergegas membukakan pintu.
Ken datang dengan ekspresi lelah dan tak bersemangat, kemudian ia duduk di samping Ariel di tempat tidur.
"Kau datang??" ucap Ariel canggung.
"Iyaa.. kenapa kamu nggak tidur? Tidurlah kamu pasti lelah!"
"Ahh.. iyaa benar, aku akan mandi terlebih dahulu" ucap Ariel bangun.
"Kitaaa.. baru bertemu beberapa kali, alangkah baiknya jika kita saling mengenal terlebih dahulu sebelum menjalin hubungan yang lebih jauh, sementara itu kita akan tidur dikamar terpisah, seperti yang kita sama sama tahu, kita melakukan pernikahan ini bukan karena keinginan kita kan? Apa kamu setuju?" ucap Ken.
"Tentu saja!! Aku akan sangat berterimakasih jika kamu berpikir seperti itu"
"Baguslah jika kamu setuju denganku, aku akan ke kamarku di ruangan sebelah, kamu istirahatlah.. selamat malam" ucap Ken sembari meninggalkan ruangan.
"Ternyata sia sia aku merasa gugup, benar kata Ayah dia pria yang baik dan prngertian, keputusan bagus aku menerima pernikahan ini" gumam Ariel.
*
Ken yang terus merasa gelisah di dalam kamarnya terus memikirkan Yuna yang tak bisa ia hubungi, sampai di tengah malam akhirnya Ken keluar untuk menemui Yuna di apartemen sewaannya yang tak jauh dari rumah Ariel.
"Ting tong!!" suara bel pintu rumah Yuna.
Setelah beberapa kali Ken memencet bel pintu akhirnya Yuna membukakan pintunya.
"Apa yang kamu lakukan di tengah malam seperti ini???!!!" ucap Yuna yang emosi.
"Maaf, aku tak tenang karena kamu tak bisa dihubungi!!" ucap Ken muram.
"Hahhhh!!!!!" Yuna menghela nafas sembari memelototi Ken.
"Boleh aku masuk dulu?? Tak enak bicara disini rumah sebelah akan terganggu" ucap Ken sambil menengok ke kiri dan kanan.
"Seharusnya kalo takut mengganggu kamu jangan menekan bel tadi!!!" celoteh Yuna sembari membukakan pintu lebih lebar.
"Maaf!!"
"Kenapa kamu ada disini? Bukannya sekarang seharusnya menjadi malam pertama yang menggairahkan!!" ucap Yuna sinis.
"Maafkan aku Yuna, aku sungguh nggak tau ternyata kamu dan Ariel saling kenal apalagi sampai bersahabat!!"
"Kalo sebelumnya kamu tahu memangnya kamu akan membatakan pernikahanmu?"
"Ituuuu....." ucap Ken yang terhenti karena ragu ragu.
"Nggak akan ada yang berubah kan?"
"Benar tapi janjiku waktu itu nggak pernah berubah, kamu masih percaya aku kan?? hehh???"
"Tapi.. Ariel itu sahabat baikku!! Aku rasa lebih baik kita akhiri saja hubungan yang ambigu ini!!!"
"Apa kamu bilang??? Kamu nggak boleh ngomong begitu, apa kamu sadar apa yang kamu ucapkan?? Aku akan anggap nggak pernah mendengarnya, aku tahu sekarang kamu bingung dam marah"
"Kennnnn.."
"Cukup!! Aku nggak mau dengar apa apa lagi!!" ucap Ken sembari menaruh telunjuknya di bibir Yuna.
"Aku hanya mencintaimu seorang.. aku nggak mau hidup tanpamu!! Cup cup!!" ucap Ken lagi sembari mencium bibir Yuna.
Yuna yang tak kuasa menahan perasaan cintanya yang sama kepada Ken membalas ciuman Ken hingga mereka tak sanggup lagi menahan hasrat yang telah memuncak, Akhirnya Ken menghabiskan malam pertamanya dengan Yuna.
Sementara Ariel tidur seorang diri, sesekali ia terbangun ditengah malam karena ia belum terbiasa dengan lingkungan baru dan merasa tak nyaman dengan tempat asing yang sepi itu.
Ariel merasa lapar di tengah malam karena ia belum sempat memakan apapun begitu sampai dirumah barunya, ia menuruni tangga dan menuju ke dapur namun tak ada apapun yang bisa dimakan, hanya ada buah apel didalam kulkas.
Ariel pun kembali menaiki tangga untuk membangunkan Ken untuk mengantarnya mencari makanan diluar, sebelum mengetul pintu kamar Ken, Ariel sempat merasa ragu mungkin saja ia akan mengganggu Ken yang sedang tidur, namun rasa lapar membuatnya merasa sangat tak nyaman lalu terpaksa ia mengetuk pintu kamar Ken namun tak juga ada jawaban sampai akhirnya Ariel mencoba membuka pegangan pintu yang kebetulan tak dikunci..
"Ahh.. nggak dikunci.. Ken?? Ken??? Lhoo kok nggk ada, ken kemana yaa? Apa dikamar mandi?? Nggak ada juga! Apa mungkin dia keluar rumah? Jam segini?? Ahhh nggak tau pasti dia punya urusannya sendiri!" gumamnya seorang diri.
Akhirnya Ariel kembali ke kamarnya..
"Ken kemana ya tengah malah begini, apa ada sesuatu yang terjadi? Baru sadar ternyata aku nggak tahu nomor ponsel suamiku sendiri" gumam Ariel.
Akhirnya tanpa sengaja Ariel tertidur setelah berniat menunggu Ken kembali ke kamarnya karena menghawatirkannya.
*
*
Pagi pagi sekali Ken kembali ke rumahnya dengan hati hati setelah menghabiskan malam dengan kekasihnya itu.
Sesampainya di depan kamar Ken melihat pintu kamar Ariel yang terbuka, ia pun memiliki keinginan untuk memastikan apakah Ariel telah bangun dari tidurnya atau belum dengan masuk ke kamar Ariel pelan pelan, disana Ken melihat Ariel yang sedang tidur di sofa yang berada didalam kamarnya.
"(Kenapa dia tidur di sofa sih?)" begitu pikir Ken dalam hati.
Namun karena takut mengganggu dan membangunkan tidur Ariel, Ken bergegas keluar dan masuk ke kamarnya.
Setelah masuk ke kamarnya Ariel terbangun karena mendengar suara pintu tertutup.
"Ahhh.. Ken sudah pulang?" gumam Ariel yang segera bangkit dari posisinya.
"Ahhh.. sudah pagi ternyata, aku ketiduran sambil menahan lapar" gumam Ariel lagi sembari menuju ke kamar mandi.
Hari pertama memiliki status sebagai istri, Ariel ingin menjalani perannya sebaik mungkin, setelah mandi ia bersiap untuk belanja bahan makanan agar bisa menyiapkan sarapan pertama untuk suaminya, meskipun pernikahan ini bukanlah kehendaknya namun ia ingin menjadi istri yang baik untuk suaminya sesuai dengan kodratnya.
Ariel menenteng 6 keresek belanjaannya begitu turun dari angkutan umum, keringatnya bercucuran karena jalan raya ke komplek perumahannya menempuh jarak 500 meter. Namun itu bukanlah apa apa baginya karena selama ini ia telah terbiasa hidup mandiri.
"Tang tang ting" bunyi suara Ariel didapur.
Ken yang belum lama tertidur pun merasa terganggu dengan suara gaduh itu, pasalnya Ken telah terbiasa tinggal sendirian di apartemen pribadi sebelum menikah untuk memudahkannya berangkat ke kantor karena jarak yang dekat.
Semakin dibiarkan pun Ken semakin merasa terganggu oleh suara dari dapur itu, ia turun ke bawah menuju dapur dengan wajah lesu.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" ucap Ken dengan suara rendah khasnya.
"Ehh.. kamu terbangun gara gara aku yaa? Maaf aku akan lebih berhati hati, dari pada itu gimana kalo Ken tunggu di meja makan? Sarapan sebentar lagi jadi"
"Aku masih ngantuk, aku nggak akan ikut sarapan, jadi bisa tenang sedikit kan?? Hoammm!!" ucap Ken sembari berjalan.
"Oke..." sahut Ariel dengan lirih.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments