Ariel terkaget kaget mendengar wasiat terakhir dari kakek kenalan Ayahnya.
"Kamu pasti sangat kaget kan??" ucap Demian.
Ariel hanya bisa mengangguk dengan rasa kebingungan.
"Kamu pikirkan saja dulu, tapi Ayah harap kamu mau menerimanya, pria itu terlihat baik, berpendidikan, dan sopan, yang lebih penting dia itu sangat tampan dan kamu nggak perlu bekerja keras karena pasti kamu nggak akan kekurangan.. itu cukup untuk ayah, kamu juga sudah diusia untuk menikah"
"Tapi.. jika aku menolaknya apa ayah akan kecewa?"
"Semua keputusan ada padamu!" ucap Demian.
"Aku akan memikirkannya, aku pergi dulu ayah!"
"Iyaa.. hati hati"
Ariel pergi dengan perasaan kacau yang menyelimuti pikirannya.
"Hahhh.. Ayah tak membantah, pasti ia akan kecewa kalo aku menolaknya kan? Itu namanya bukan mengharap keputusanku melainkan aku berkewajiban menerima pernikahan itu.. kenapa nggak sekalian bilang aja kalo aku nggak boleh menolaknya sih.. semakin dipikir semakin membuat kesal!!" gumam Ariela mrnggerutu disepanjang perjalanannya.
Diperjalanan Ariel melihat sahabatnya Yuna sewaktu SMA sekaligus kuliah sedang duduk berhadapan dengan seorang pria yang tak terlihat wajahnya, di coffee shop disamping tempat kursus tataboga Ariel.
"Eh.. itu Yuna kan, sama siapa yaa, apa itu pacarnya? Apa aku datangi saja? Nggak deh aku udah telat.. Astagaaa!!" gumam Ariel sambil berjalan terburu buru setelah melihat jamnya.
*
*
"Jadi Kakak menemuiku disini untuk meminta izin menikahi perempuan lain?" ucap Yuna dengan ekspresi marah.
"Yuna.. kamu tahu kan aku sangat mencintaimu, selama ini aku hanya melihatmu saja, tapi karena wasiat terakhir kakekku aku harus menikah dengannya, maafkan aku Yuna, aku harap kamu bisa bersabar sampai 3 tahun pernikahanku, setelah itu aku akan menceraikannya dan kembali padamu..aku janji aku tak akan berhubungan dengannya, kami hanya akan tinggal dirumah yang sama selama 3 tahun, apa kamu bisa mengerti aku? hehhh??" ucap Ken dengan ekspresi putus asa.
"Berhenti memasang wajah seperti itu!! Kamu tahu aku sulit jika kamu menggunakan ekspresi itu???"
"Aku tahu!! Maka itulah aku menggunakannya sekarang!!" ucap Ken tersenyum.
"Jangan senyum!!!!! Nggak lebih dari 3 tahun!!! Nggak boleh berhubungan fisik!!!"
"Iyaaa.. aku janji, tolong percayalah padaku yahh???" ucap Ken yang menggenggam erat tangan Yuna.
Yuna dan Ken telah menjalin hubungan selama 1 tahun secara diam diam, mengapa harus diam diam? Itu karena latar belakang keluarga yang jauh berbeda.. Ken pikir hubungannya dengan keluarga yang tidak setara akan menimbulkan masalah untuknya sebagai calon penerus atas hak waris perusahaannya, namun kenyataannya malah ia diharuskan menikahi gadis yang lebih tidak setara dengan keluarganya.
Ariel yang tak bisa berkonsentrasi dengan kegiatannya itu memutuskan untuk mengakhiri pelatihannya itu, ia kembali berjalan dengan keraguannya..
Ariel menghampiri Yuna yang masih terlihat dari dinding kaca Coffe shop itu seorang diri,
"Yuna, tok tok tok" ucap Ariel mengetuk dinding kaca disamping yuna.
"Ahh.. Ariel!! Siniii" ucap Yuna dengan bahasa isyaratnya.
"Kamu ngapain sendirian disini? Aku pikir tadi melihatmu bersama dengan seseorang?"
"Iyaa.. tadi aku bertemu seseorang disini tapi sekarang dia sudah pergi"
"Pacarmu?"
"Aku sih maunya begitu!! Hahaha"
"Cih.. maunya??? hehehe"
"Kamu kenapa jam segini masih keluyuran? Harusnya sekarang kamu ada di gedung sebelah kan??" ucap Yuna yang berusaha mengganti topik pembicaraan.
"Ahhh.. benar, aku sedang banyak pikiran jadi nggak bisa fokus, Ahh.. pusing banget rasanya" gumam Ariel sembari menyandarkan kepalanya di meja.
"Kamu sedang ada masalah??"
"Iyaaa!!"
"Apa seberat itu??"
"Iyaa.. sepertinya aku harus menikah!!"
"Apaaa??? Jangan bercanda deh!! Kmu mau nikah sama kucing ya?? Hahaha"
"Hei!! Kenapa malah meledeku??"
"Wahhh.. kamu serius??"
"Iya!! Masih nggak percaya??"
"Ahhh jadi ternyata serius yaaa, aku heran aja orang yang nggk pernah mau pacaran seumur hidup tiba tiba bilang mau menikah?? Hahahha"
"Aiihhhh.. kamu seneng banget yaa??"
"Seneng dong pastinya, kenapa kamu nggak seneng yah??"
"Ahhh.. nggak tau!!!!! Aku pulang dulu yaa!!" ucap Ariel sembari bangun dari kursinya dan melangkah keluar meninggalkan Yuna sendirian.
Satu minggu berlalu.. Setelah cukup memikirkan keputusan yang hendak ia ambil, akhirnya ia mengutarakan keputusannya itu didepan Ayah dan Ibu tirinya.
"Aku akan menikah!" ucap Ariela.
"Bagus.. bagus sekali Ariel, Ayah bangga kepadamu!" ucap Demian memeluk putrinya itu dengan bahagia.
"Benar!! Itu baru anak berbakti!!" ucap Evelina seraya tersenyum sumringah.
Ayahnya tersenyum mendengar keputusan bijak yang diambil putrinya, raut wajah Ayahnya kembali bersinar setelah beberapa hari terlihat muram.
"(Kebahagiaan Ayah yang utama buatku, asal Ayah senang aku pun sudah cukup)" pikir Ariel dalam hati.
Setelah itu Evelina langsung memberitahukan kabar bahagia itu kepada Ken, lalu keesokan harinya Ken beserta keluarganya mendatangi keluarga Ariel untuk membicarakan pernikahan.
Itulah pertemuan pertama antara Ariel dan Ken, mereka berkenalan dengan singkat kemudian dilanjutkannya menentukan hari pernikahan mereka.
Tak perlu waktu lama hingga hari pernikahan pun tiba, Pernikahan digelar dengan sederhana dan tertutup namun tetap memiliki kesan mewah, Ariel menjalani prosesi pernikahan dengan kidmat dan tak banyak bicara, ia sangat tegar meskipun pernikahan itu bukanlah keinginannya.
Sampai tiba waktunya Yuna mendatangi kedua mempelai untuk memberikan doa restu dan ucapan selamat, betapa terkejutnya Yuna melihat pasangan sahabat baiknya itu adalah orang yang telah lama ia cintai..
Yuna berbalik arah dan berlari bersembunyi di dalam toilet, ia tak kuasa menahan tangisannya yang telah ia tahan.
"Kenapa!! Kenapa harus dengan dia!!" ucap Yuna lirih yang menghadap ke cermin washtafel.
Setelah beberapa saat Yuna terdiam sendirian di toilet itu, ia mulai berpikir dan menata hatinya kembali.
"Nggak ada gunanya aku seperti ini!!" gumam Yuna sembari membasuh air matanya.
Yuna kembali ke aula resepsi setelah memperbaiki riasannya.. sampailah ia dihadapan pengantin pria dan wanita.
Ken yang melihat Yuna pun tak kalah terkejutnya, ia pikir Yuna sengaja mendatanginya, saat Ken hampir mengucapkan kata kepada yuna, yuna segera menghampiri Ariel, ia memeluk erat Ariel dan membisikan ucapan selamat.
"Selamat yaa, semoga kamu selalu bahagia!!" bisik Yuna yang memeluk Ariel.
"Makasih ya.. kamu udah mau datang kesini!!"
"Kita kan teman!! Mana mungkin aku nggak datang!!" ucap Yuna sembari sesekali melirik ke arah Ken.
Ken pun terkejut melihat ternyata Ariel dan Yuna berteman dekat.
"Oh iya.. kenalin.. ini suami aku Ken, Ken dia adalah Yuna teman baikku satu satunya!!" ucap Ariel menunjuk ke arah Ken dan yuna bergantian.
"Haloo.. suaminya Ariel!!" sapa Yuna dengan senyum kecut.
"Ha.. halooo!!" sahut Ken ragu ragu.
Setelah itu Yuna pun segera berpamitan dengan Ariel dan meninggalkan acara, Yuna pergi dengan rasa kesal yang memenuhi hati dan pikirannya setelah berpura pura ikut bahagia didepan sahabatnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments