Lesya akhirnya sampai di sekolah dengan mengendarai motor maticnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7. "Alhamdulillah aku sudah sampai" sambil meletakkan helmet kedalam jok motornya.
Setelah itu dia memasuki ruangan guru menghampiri mejanya. Dia duduk dan menaruh tas dan semua buku-buku yang dia bawa pulang kemaren. "Ternyata aku yang datang paling awal hari ini".
Lesya mengajar disekolah swasta SMA Unggul Guatama lebih tepatnya. SMA Unggul Guatama adalah sekolah yang paling bagus, maju dan populer. Meskipun sekolah swasta namun sekolah itu tak kalah dengan sekolah negeri yang ada di wilayah itu karena sudah terakreditasi A dan malah menjadi sekolah yang paling bagus dari sekolah lain. Ada tiga Akademi di sekolah itu. Yaitu Bahasa dan sastra, IPA, IPS. Tital kelas sekarang ada 50 kelas. Lalu masih ada ruangan lain selain kelas, seperti ruang Aula yang besar, Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA dan Laboratorium IPS. Ruang Komputer, ruang penyiaran, dan ruangan kantor para guru, dua Mushola, Koprasi dan dua Kantin yang begitu besar. Halamannya pun begitu luas dan terdapat lapangan yang membemtang luas didepan sekolah ini. Sehingga tampak dari depan sekolah ini begitu mewah dan elit.
Lesya lulusan universitas bergengsi dikota "Y" dengan beasiswa dan nilai yang cukup memuaskan. Sehingga dia diterima untuk bekerja disekolah tersebut. Dia memilih sekolah itu karena jarak sekolah dari rumahnya lumayan dekat. Hanya butuh waktu 30menit untuk sampai sekolah.
Tak lama kemudian datang rekan guru muda. Namanya "David Aditya" sosok guru muda yang tampan dan digandrungi para guru perempuan muda lainnya. Tak hanya itu para murid-murid perempuan disekolah itu juga menggandrunginya.
"Selamat pagi bu Lesya" sapa David pada Lesya.
"Selamat pagi juga pak" sambil membungkukkan badan membalas sapaan David.
"O iya bu Lesya, hari ini ada jam dikelas berapa ?" Tanya David sambil duduk dikursi yang mejanya berada tepat didepan meja Lesya .
"Ee... Saya pagi ini jam pertama dikelas 11A pak" jawab Lesya.
"Kebetulan sekali jam pertama saya dikelas 11B". Kata David sambil tersenyum tipis.
Bel pun berbunyi. Lesya segera beranjak dari tempat duduknya dan membawa banyak buku ditangannya. Tiba-tiba David menepuk bahu Lesya "Biar saya bantu" lalu meraih semua buku yang Lesya bawa tanpa menunggu jawaban dari Lesya.
"Duh kenapa pak David baik banget sih. Kalo diginiin terus kan aku jadi baper" gumam Lesya dalam hati. "Pikiran apa itu, suka ngawur kalo ngomong" dia membuyarkan lamunannya dan segera menyusul David dari belakang.
"Pak David, sudah hampir dekat dari kelas, biar saya saja yang bawa" berusaha meminta.
"Biar saya bantu bawa sampai kelas bu Lesya".
"Tapi itu berat pak David".
"Tak apa, ini mungkin berat bagi bu Lesya, tapi tidak bagi saya. Apa bu Lesya gak Lihat aku begitu sehat dan bugar ? jadi membawa buku segini saja tidak akam ada masalah nagiku" ia mengatakannya sambil tersenyum kearah Lesya dan ia terus berjalan. Langkah kakinya lebar karena kakinya yang panjang dan tubuhnya yang tinggi. Badannya terlihat atletis sehingga dia selalu cocok menggunakan kemeja apapun. Lesya yang berjalan sedikit cepat dari belakang David membatin "Kenapa mahkluk ciptaanmu ini terlihat sempurna Ya Allah. Badannya begitu atletis dan bau badannya begitu wangi, padahal aku jalan berjarak dengannya, tapi bau wangi itu masih tercium di hidungku. kira-kira orang tampan sepertinya kelihatan jelek kalau pas ngapain ya ? . Apa pas dia nahan kentutnya ?. Puuuffftt". Lesya menahan tawa karena pikirannya yang ngawur itu.
"jedug",
Tiba-tiba Lesya menabrak punggung kekar David karena langkah David yang tiba-tiba berhenti hendak membuka pintu dan Lesya tak menyadari hal itu karena keasyikan mengobrol dengan batinnya. "Aduh,,, sambil mengelus Dahinya. Maaf pak saya tak sengaja. "Duh, gegara ngelantur jalan aja jadi nggak fokus" gumamnya dalam hati.
"Bu Lesya nggak apa-apa kan ?" tanya David dengan mengrenyitkan kedua alisnya.
"Tida apa-apa pak, maaf" sekali lagi Lesya mengucap maaf.
"Iya, yang penting bu Lesya nggak apa-apa".
"Oh, biar saya bukakan pintunya pak" mengambil alih hendel pintu yang ada didepan David.
"deg"...
Jantung David terasa digunjang karena Lesya yang tiba-tiba berdiri tepat didepannya sehingga dia bisa mencium aroma wangi yang lembut dari rambut Lesya. "Jantungku please jangan norak, baru begini aja kalian sudah berulah. tolong berdetaklah dengan tenang". Bujuk David dalam hati.
sreeekk,,, suara pintu terbuka. "Nah sudah aku buka, pak David silahkan masuk duluan". Lesya mempersilahkan David. Para siswa yang duduk dikelas itu memperhatikan kedua guru mereka. Beberapa murid perempuan berbisik "eh, apakah mereka berpelacaran ?, kenapa mereka begitu dekat ?, senyum pak David pun terlihat berbeda dari biasanya. Kok saya ndak rela ya kalau bu Lesya beneran pacaran sama pak David". gumam beberapa murid yang sedang berbisik dan memperhatikan.
"Saya letakkan bukunya dimeja ya bu Lesya" sambil meletakkannya.
"Terima kasih banyak pak David, maaf saya merepotkan bapak". Lesya merasa tak enak.
"Tak apa bu Lesya saya senang bisa membantu, saya siap membantu apapun kalau bu Lesya butuh bantuan saya" sambil tersenyum sopan.
"Sekali lagi terima kasih pak".
"Iya sama-sama". Lalu keluar meninggalkan kelas itu. "Lesya senyummu itu sangat cantik dan anggun". Gumam David dalam hatinya.
"Selamat pagi semuaaa... kalian haru ini terlihat sangat cantik dan tampan" sapa Lesya kepada muridnya yang berada dalam kelas.
"Pagi juga bu Lesya" jawab murid. "sepertinya bu Lesya yang terlihat lebih cantik karena lagi berbunga-bunga" celetuk salah satu murid yang bernama Anisa. "Ciiyeeee..." diikuti sorakan dari teman lainnya.
"Sudah-sudah, kita mulai ya pelajaran hari ini. Buka buku Bahasa mandarin halaman 55".
Dan pelajaranpun terus belangsung seperti biasanya. Siswa di Sekolah itu terlihat sedikit santai pada Lesya karena dia menganggap para muridnya sebagai teman. Hal itu membuat energi Lesya merasa lebih muda. meskipun tak semuda mereka. Bahkan tak jarang muridnya itu curhat dengannya dan bercerita tentang masalah yang dialami. Dengan senang hati Lesya mendengar keluh kesah mereka dan terkadang memberi solusi untuk mereka kedepannya. Dan murid-muridnya merasa nyaman bercerita kepada gurunya itu. Tapi karena perlakuan Lesya yang santai kepada muridnya bukan berarti mereka bisa semena-mena. Lesya tetap seorang guru yang harus mereka hormati. Mereka tetap sopan santun kepada Lesya. sehingga tidak menghapus norma kesopanan dalam diri mereka.
\_Terus dukung aku ya, supaya aku makin rajin nulis ceritanya. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang tepat dan penulisan yang salah. Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komentarnya. 😊
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Pagit Tarigan
kenapa ya iklan terus
2025-02-17
0
Dede Kurniawaty
🤣🤣🤣🤦
2022-04-13
0