POV Mas Awan

Pagi ini aku berangkat kerja lebih awal, karena hari shift kerja pagi. Aku bekerja sebagai barista di sebuah resto dan kafe milik tanteku, tante Eva namanya beliau adik dari ibuku.

Aku kendarai sepeda motor kesayanganku, menghirup udara pagi yang masih segar dan belum terlalu banyak terpapar polusi. Baru saja keluar dari gapura perumahaan tempat aku tinggal, tiba-tiba motorku mogok dan tidak mau menyala lagi.

"Ah ... sial kenapa kamu pake acara mogok segala sih," umpatku pada sepeda motor yang ada di hadapanku ini.

Aku menuntun sepeda motorku mencari bengkel terdekat.

"Untung saja sudah ada yang buka" batinku ketika melihat bengkel di perempatan jalan.

Aku menunggu sepeda motorku yang sedang diperbaiki. Dengan gelisah aku lirik jam tanganku.

"Masih lama gak, Bang?" tanyaku pada montir yang memperbaiki sepeda motorku.

"Ya ... sekitar dua puluh menitan lagilah, Mas," jawab montir itu.

"Aduh, gak keburu, nih, Bang, gimana kalau saya tinggal aja dulu, bang? sore nanti pulang kerja saya ambil" kataku.

"Oh, iya Mas, gak apa-apa kok," jawab si montir.

Aku bergegas mencari angkutan umum yang searah dengan tujuanku.

"Akhirnya ... ada juga yang lewat" batinku.

Segera aku masuk ke dalam angkutan umum tersebut. Tak lama kemudian, ada seorang gadis berseragam sekolah yang juga menumpangi angkutan umum yang sama denganku. Nampaknya, dia juga terburu-buru.

"Gadis yang manis" gumamku sambil tersenyum sendiri melihat gadis itu.

Entah mengapa sejak pertemuan pertama di dalam angkutan umum itu, aku semakin penasaran ingin mengenalnya.

Dan ternyata ia bersekolah disekolah yang sama dengan adik sepupuku. Dan aku putuskan dalam beberapa hari selama shift kerja pagi, aku menunggu gadis itu diterminal yang sama saat aku bertemu dengannya. Benar saja, dia selalu menumpangi angkutan umum untuk pergi ke sekolahnya.

Aku pun selalu mengikutinya dengan menumpangi angkutan umum yang sama, duduk di kursi penumpang bagian belakang agar lebih mudah melihat dirinya. Namun, hingga detik ini pun aku masih belum punya keberanian untuk mendekatinya langsung. Hanya memperhatikan nya dalam diam seperti ini pun aku sudah senang.

Beberapa hari aku bekerja di shift siang, jadi tidak bisa bertemu lagi dengan gadis itu. Hingga akhirnya di suatu hari, aku melihat gadis yang sama tengah duduk sendiri di kursi resto. Aku yang saat itu baru saja keluar dari toilet tanpa sadar melihat dirinya. Setengah tidak percaya dengan apa yang aku lihat, aku membalikkan badanku memastikan dengan terus memandangnya.

Apa karena hanya kebetulan atau memang dewi Fortuna lagi berpihak dengan ku hari ini ? Gadis itu menoleh ke arahku dan tatapan kami pun bertemu. Aku hanya bisa terdiam terpaku melihatnya. Ketika ia memalingkan wajahnya, barulah aku tersadar dan yakin bahwa itu memang dirinya. Gadis di dalam angkutan umum itu.

Senyumku mengembang, aku kembali ke dapur melanjutkan kegiataanku.

Selang beberapa jam kemudian, Sandra adik sepupuku itu menghampiriku. Katanya ia akan memperkenalkan temannya padaku.

"Apa mungkin teman yang dimaksud Sandra adalah gadis itu ?" dugaku dalam hati.

Ya, benar saja dugaan ku. Gadis yang sedang berdiri di pintu masuk dapur itu ternyata teman adik sepupuku. Betapa bahagia ku rasa hari ini, keberuntungan mendekat pada diriku. Dengan sangat mudah untukku mencari informasi tentang gadis itu dari sepupuku ini.

Gadis sederhana yang manis itu namanya Raina. Segera aku ulurkan tanganku untuk berkenalan dengannya.

" Awan " kataku sembari tersenyum dan mengulurkan tanganku padanya.

" Raina " balasnya dengan senyum yang menawan hingga membuat aku salah tingkah.

Aku kembali melakukan kegiatanku, meracik kopi dan beberapa minuman untuk pesanan tamu yang datang. Aku hanya mendengar pembicaraan dua sahabat yang berada di samping ku ini.

"Mas Awan ini sudah cukup lama bekerja disini. Dia jago banget loh, meracik kopi atau minuman lainnya. Apa lagi? milkshake yang kamu minum tadi Rai," kata Sandra menjelaskan tentang diriku pada Raina.

"Pintar sekali sepupuku ini mempromosikan kakak nya" batinku dan aku pun tersenyum mendengar penuturan Sandra.

"Kamu kan tadi sudah kasih tau aku San," sela Raina.

Betapa lucunya wajah Raina dengan memanyunkan bibirnya seperti itu membuat diriku semakin gemas melihatnya.

"Itu kan, tadi sebelum bertemu orangnya, sekarangkan sudah langsung ketemu. Siapa tau? kamu mau coba membuat milkshake diajarin sama Mas Awan" kata Sandra.

Saat mendengar Sandra menawarkan Raina untuk belajar membuat minuman denganku, aku sangat antusias sekali. Mungkin saja, dengan ini kita bisa lebih dekat.

"Iya, Rai, kalau kamu mau mencoba nanti bisa aku ajarin caranya" ucapku kembali menawarkan diri pada Raina.

"Ekh ... iya, Mas, terimakasih. Seriusan nih, aku boleh coba? tapi sudah jam segini, aku harus segera pulang" kata Raina saat itu membuatku sedikit kecewa.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, mungkin itu peribahasa yang cocok untuk menggambarkan keadaaan saat ini. Saat mendengar Raina menolak untuk diantar pulang oleh Sandra, aku dengan cepat menawarkan diri untuk pulang bersama.

Bagaikan sedang bermain tebak-tebakan hatiku hari ini. Bagaimana tidak? tadi aku sempat kecewa karena Raina tidak jadi belajar membuat minuman denganku dan sekarang aku punya kesempatan untuk mengantarkan dia pulang.

"Bareng sama aku aja Rai, gimana? Sebentar lagi sudah pergantian shift, aku sudah bisa pulang" kataku menawarkan diri pada Raina.

Seperti sedang tahu maksud hatiku, dengan pandainya adik sepupuku ini membujuk sahabatnya itu.

"Eh ... iya, Rai, boleh tuh, ajakan Mas Awan. Rumah kalian kan, searah. Meski memang lebih jauh rumah kamu ... hhe" kata Sandra.

Namun, dengan begitu Raina tidak langsung menjawab tawaranku atau merespon bujukan dari Sandra. Ia masih terdiam melihat perdebatan mulut antara aku dan Sandra.

Hingga akhirnya, ia buka suara juga. Merasa tidak dihiraukan oleh temannya. Dan kembali hatiku dibuat bertanya-tanya olehnya.

"Kalian gak nanya aku dulu, aku mau apa gak diantar Mas Awan? Dari tadi, yang jawab kamu mulu San, yang mau pulang kan aku," kata Raina.

Aku melirik Sandra yang terkekeh dan meminta maaf pada Raina.

"He ... he ... he ... maaf ... maaf, gimana kamu mau kan, bareng Mas Awan?" tanya Sandra.

"Iya, gak apa sih? kalau Mas Awan gak merasa aku repot kan," jawab Raina saat itu yang terlihat sedikit ragu.

Segera aku meyakinkan dirinya, kalau aku tidak merasa direpotkan olehnya, melainkan aku merasa senang sekali.

"Gak, kok Rai, ayo kita pamitan sama Tante Eva, ini jam kerjaku sudah habis" kataku sembari mengajaknya berpamitan dengan Tante Eva.

Diperjalanan pulang, ia tak begitu banyak bicara. Meskipun, sudah aku lontar kan beberapa pertanyaan padanya.

"Rai, kamu sudah lama berteman sama Sandra?" tanyaku.

"Iya, dari awal masuk SMK" jawabnya singkat.

"Lumayan lama juga ya, berarti kamu sudah kelas dua belas donk, kamu mau lanjut kuliah dimana?" tanyaku lagi.

"Masih belum tau Mas, mungkin aku bakal kerja dulu" jawabnya.

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku mendengar jawaban darinya. Tak terasa, sepeda motorku sudah memasuki gang menuju rumah Raina. Jalannya tidak semua mulus, masih banyak bebatuan yang sering kali aku pijak hingga aku sering mengerem kecil dan membuat Raina memeluk tubuhku.

Sekilas dapat aku lihat raut wajahnya yang malu-malu dibalik kaca spion. Semburat merah di kedua pipinya menambah kecantikannya.

"He ... maaf Mas, ini sudah dekat kok, itu rumahku yang bercat hijau" kata Raina dengan senyum kikuk di bibirnya dan mengalihkan pandanganku pada rumah kecil yang di tunjuk nya.

Aku berhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana bercat hijau yang di kelilingi tanaman hias yang menambah keasriannya.

"Terimakasih ya, Mas, sudah mau mengantarkan aku pulang sampai ke rumah. Mana jalannya masih jelek lagi." ucap Raina sedikit tersenyum sembari menahan raut wajah yang sedang malu.

"Gak apa-apa lagi, Rai, kamu santai aja" jawabku dan membalas senyumnya.

Aku masih berdiam diatas sepeda motorku, berharap Raina mengajakku untuk mampir sebentar dirumahnya. Tapi apa yang aku harapkan itu tidak terjadi, aku terlalu ke-pede-an.

"Aku ... masuk dulu ya, Mas," ucapnya.

"Oh, iya ... silahkan Rai, aku juga mau langsung pulang kok," jawabku sambil memutar arah motorku.

Dalam hati aku terkekeh geli atas sikapku sendiri.

"Tak apa lah, mungkin tidak untuk sekarang tapi di lain waktu aku pasti bisa menaklukan hatimu,Rai" batinku.

Aku melajukan sepeda motorku, tersenyum puas sudah bisa bertemu lagi dengan gadis yang aku incar selama ini.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Dewi Angraini

Dewi Angraini

semangat min

2024-01-04

0

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Semangat kakak 👍👍

2020-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Ingatan Raina
2 Saudara Dan Sahabat
3 Pertemuan Tak Terduga 1
4 Pertemuan Tak Terduga 2
5 POV Mas Awan
6 Kabar Mengejutkan
7 Bersemangat
8 Izin Dari Kak Aldo
9 Hari Pertama Bekerja
10 Bertemu Ibu
11 Kekagetan Raina
12 Kebenaran Yang Terungkap
13 Antara Senang Dan Sedih
14 Kejujuran Gina
15 POV Gina
16 Kedatangan Sandra
17 Pertemuan Kedua Dengan Ibu
18 Alasan Ibu
19 Berunding
20 POV Sandra 1
21 POV Sandra 2
22 Ulang Tahun Raina 1
23 Ulang Tahun Raina 2
24 Ulang Tahun Raina 3
25 Ulang Tahun Raina 4
26 Pertemuan Ibu dengan Aldo dan Raka
27 Raka luluh
28 Berkumpul
29 Masa Lalu Ibu 1
30 Masa Lalu Ibu 2
31 Tak Disangka
32 Perpisahan Ibu
33 Kepulangan Ibu
34 Ibu dan Ridho
35 Rencana Ibu Riska
36 Kekesalan Raina
37 Permainan Dimulai
38 Rasa Penasaran Awan
39 Kembali Bertemu
40 Sisi Lain Raina
41 Tetangga Kepo
42 Persiapan Acara
43 Anniversary Resto
44 Rencana Jahat Awan
45 Tangisan Raina
46 Meratapi Nasib
47 Kecemasan Seorang Ibu
48 Prasangka Ridho
49 Pergi Ziarah
50 Berziarah
51 Kemarahan Bunda Eva
52 Kecurigaan Gina
53 Tanda-Tanda Dari Raina
54 Keseruan bersama Sandra dan Gina
55 Pertemuan dengan kakaknya Awan
56 Ada Apa Dengan Raina
57 Sikap Aneh Raina
58 Kecurigaan yang bertambah
59 Tanda-Tanda Kehamilan
60 Test Pack
61 Terungkap
62 Menjelaskan kepada ibu dan kakak
63 Pencarian Awan
64 Berembuk
65 Raina & Sandra
66 Keputusan Satria
67 Ide Ridho
68 Perasaan Ridho
69 Kenyataan Pahit
70 Pertemuan Dua Keluarga
71 Terimakasih
72 Akhirnya disetujui
73 Lupa kan Dia
74 Dia Tidak Akan Bertanggungjawab
75 Manisan
76 Terbuat dari apakah hatimu?
77 Mahar + Seserahan
78 Berakhir
79 Sah
80 Dipisahkan oleh dinding
81 Siapa Lin?
82 Nasi goreng terenak
83 Apa kamu sudah memeriksakan kandungan mu?
84 Periksa Kehamilan
85 Malaikat Tak Bersayap
86 Mie Ayam Favorit
87 Akan menjadi menantu yang baik
88 Acara Syukuran
89 Panggilan Sayang
90 Bertemu dengan Awan.
91 Saya sudah menikah
92 Bongkahan Es Kutub
93 Penyesalan Awan
94 Apa ini kecupan sayang?
95 Raina Sakit
96 Pelukan dari Satria
97 Masakan Ibu
98 Bagaimana perasaanmu ke dia?
99 Memandang wajahmu
100 Pergilah berbelanja
101 No Episode
102 Pertemuan pertama lagi
103 Pulang kerumah orangtua ku
104 Berpamitan
105 Tikar kenangan
106 Apa ini kontraksi?
107 Tangisan si kecil
108 Pengumuman!!!
109 Secercah Cahaya Untuk Raina (Season 2)
110 Arkhan Al Fiqri Sanjaya
111 Tidak ingin ditinggalkan
112 Kerinduan seorang ibu
113 Apa yang mamah tutupi dariku?
114 Berbaikan
115 Anugerah Terindah
116 Erlina 1
117 Erlina 2
118 Pergi diam-diam
119 Ketakutan Raina
120 Keegoisan Santi
121 Aku akan ikhlas
122 Bimbang
123 Tak disangka
124 Hilang akal
125 Tanggungjawab
126 Kembali Datang
127 Awal Pertemuan
128 Pernyataan Awan
129 Satria dan Mamah
130 Terimakasih, Awan.
131 Hati yang tulus
132 Keluh kesah Satria
133 Terjawab
134 Ridho & Renita
135 Pertanyaan tetangga
136 Ke rumah Pakde Suseno
137 Bukan Pemberi Harapan Palsu
138 Setitik Terang
139 Keluar Dari Rumah
140 Sekamar Lagi
141 Tergoyahkan
142 Maaf
143 Setetes penyesalan
144 Membangun Mimpi
145 Kenapa Diriku?
146 Postpartum Depression
147 Bersalah
148 Jujur
149 Pindahan
150 Makan Malam Bersama
151 Tingkah Aneh
152 Unek-Unek Raina
153 Kepergian Raina
154 Rasa kehilangan
155 Setitik jalan untuk Satria
156 Akhirnya, bertemu
157 Disidang
158 Rencana kembali menghalalkan Raina
159 Jatuh Cinta
160 Trauma Raina
161 Dua Kebahagiaan
162 Malam Pertama
163 Awal Setelah Pernikahan Ulang
164 Perubahan sikap
165 Kecelakaan
166 Hanya Masa Lalu
167 Bara Sadar
168 Berjalan dengan lancar
169 Sandra Bucin
170 Undangan Ridho
171 Pengakuan Ibu Santi
172 Saling memaafkan
173 Awal Perkenalan
174 Senyuman Maut
175 Raina vs Satria
176 Maaf
177 Berasa seperti pacaran
178 Hanya Sementara
179 Kehangatan keluarga yang kembali
180 Rumah Peninggalan
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Ingatan Raina
2
Saudara Dan Sahabat
3
Pertemuan Tak Terduga 1
4
Pertemuan Tak Terduga 2
5
POV Mas Awan
6
Kabar Mengejutkan
7
Bersemangat
8
Izin Dari Kak Aldo
9
Hari Pertama Bekerja
10
Bertemu Ibu
11
Kekagetan Raina
12
Kebenaran Yang Terungkap
13
Antara Senang Dan Sedih
14
Kejujuran Gina
15
POV Gina
16
Kedatangan Sandra
17
Pertemuan Kedua Dengan Ibu
18
Alasan Ibu
19
Berunding
20
POV Sandra 1
21
POV Sandra 2
22
Ulang Tahun Raina 1
23
Ulang Tahun Raina 2
24
Ulang Tahun Raina 3
25
Ulang Tahun Raina 4
26
Pertemuan Ibu dengan Aldo dan Raka
27
Raka luluh
28
Berkumpul
29
Masa Lalu Ibu 1
30
Masa Lalu Ibu 2
31
Tak Disangka
32
Perpisahan Ibu
33
Kepulangan Ibu
34
Ibu dan Ridho
35
Rencana Ibu Riska
36
Kekesalan Raina
37
Permainan Dimulai
38
Rasa Penasaran Awan
39
Kembali Bertemu
40
Sisi Lain Raina
41
Tetangga Kepo
42
Persiapan Acara
43
Anniversary Resto
44
Rencana Jahat Awan
45
Tangisan Raina
46
Meratapi Nasib
47
Kecemasan Seorang Ibu
48
Prasangka Ridho
49
Pergi Ziarah
50
Berziarah
51
Kemarahan Bunda Eva
52
Kecurigaan Gina
53
Tanda-Tanda Dari Raina
54
Keseruan bersama Sandra dan Gina
55
Pertemuan dengan kakaknya Awan
56
Ada Apa Dengan Raina
57
Sikap Aneh Raina
58
Kecurigaan yang bertambah
59
Tanda-Tanda Kehamilan
60
Test Pack
61
Terungkap
62
Menjelaskan kepada ibu dan kakak
63
Pencarian Awan
64
Berembuk
65
Raina & Sandra
66
Keputusan Satria
67
Ide Ridho
68
Perasaan Ridho
69
Kenyataan Pahit
70
Pertemuan Dua Keluarga
71
Terimakasih
72
Akhirnya disetujui
73
Lupa kan Dia
74
Dia Tidak Akan Bertanggungjawab
75
Manisan
76
Terbuat dari apakah hatimu?
77
Mahar + Seserahan
78
Berakhir
79
Sah
80
Dipisahkan oleh dinding
81
Siapa Lin?
82
Nasi goreng terenak
83
Apa kamu sudah memeriksakan kandungan mu?
84
Periksa Kehamilan
85
Malaikat Tak Bersayap
86
Mie Ayam Favorit
87
Akan menjadi menantu yang baik
88
Acara Syukuran
89
Panggilan Sayang
90
Bertemu dengan Awan.
91
Saya sudah menikah
92
Bongkahan Es Kutub
93
Penyesalan Awan
94
Apa ini kecupan sayang?
95
Raina Sakit
96
Pelukan dari Satria
97
Masakan Ibu
98
Bagaimana perasaanmu ke dia?
99
Memandang wajahmu
100
Pergilah berbelanja
101
No Episode
102
Pertemuan pertama lagi
103
Pulang kerumah orangtua ku
104
Berpamitan
105
Tikar kenangan
106
Apa ini kontraksi?
107
Tangisan si kecil
108
Pengumuman!!!
109
Secercah Cahaya Untuk Raina (Season 2)
110
Arkhan Al Fiqri Sanjaya
111
Tidak ingin ditinggalkan
112
Kerinduan seorang ibu
113
Apa yang mamah tutupi dariku?
114
Berbaikan
115
Anugerah Terindah
116
Erlina 1
117
Erlina 2
118
Pergi diam-diam
119
Ketakutan Raina
120
Keegoisan Santi
121
Aku akan ikhlas
122
Bimbang
123
Tak disangka
124
Hilang akal
125
Tanggungjawab
126
Kembali Datang
127
Awal Pertemuan
128
Pernyataan Awan
129
Satria dan Mamah
130
Terimakasih, Awan.
131
Hati yang tulus
132
Keluh kesah Satria
133
Terjawab
134
Ridho & Renita
135
Pertanyaan tetangga
136
Ke rumah Pakde Suseno
137
Bukan Pemberi Harapan Palsu
138
Setitik Terang
139
Keluar Dari Rumah
140
Sekamar Lagi
141
Tergoyahkan
142
Maaf
143
Setetes penyesalan
144
Membangun Mimpi
145
Kenapa Diriku?
146
Postpartum Depression
147
Bersalah
148
Jujur
149
Pindahan
150
Makan Malam Bersama
151
Tingkah Aneh
152
Unek-Unek Raina
153
Kepergian Raina
154
Rasa kehilangan
155
Setitik jalan untuk Satria
156
Akhirnya, bertemu
157
Disidang
158
Rencana kembali menghalalkan Raina
159
Jatuh Cinta
160
Trauma Raina
161
Dua Kebahagiaan
162
Malam Pertama
163
Awal Setelah Pernikahan Ulang
164
Perubahan sikap
165
Kecelakaan
166
Hanya Masa Lalu
167
Bara Sadar
168
Berjalan dengan lancar
169
Sandra Bucin
170
Undangan Ridho
171
Pengakuan Ibu Santi
172
Saling memaafkan
173
Awal Perkenalan
174
Senyuman Maut
175
Raina vs Satria
176
Maaf
177
Berasa seperti pacaran
178
Hanya Sementara
179
Kehangatan keluarga yang kembali
180
Rumah Peninggalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!