Pertemuan Tak Terduga 1

Seperti biasa, pergi maupun pulang sekolah aku selalu setia menunggu angkutan umum. Aku berdiri di depan sekolah sembari melihat angkutan umum yang lalu lalang, menunggu yang searah dengan tujuanku.

"Raina ... bareng aku yuk, pulangnya?" ajak Sandra yang baru saja keluar menunggangi kuda besi nya. Ya, Sandra mengendarai kendaraan sendiri.

"Gak ah ... lagian kan, kita gak searah." tolak ku.

"Iya, memang gak, sih, tapi aku mau ajak kamu ke resto bunda aku. Mau ya, please ...." bujuknya sembari menyatukan kedua telapak tangannya memohon.

"Baiklah ... aku paling gak bisa nolak kalau lihat kamu memasang muka memelas seperti ini." jawabku dan langsung menaiki sepeda motornya.

Sandra hanya tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membujuk ku.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Sandra melajukan motor matic nya dengan lincah. Perjalanan dari sekolah ke resto milik bundanya hanya sekitar lima belas menit dan tak terasa kini kami sudah sampai di parkiran resto.

Sandra menggandeng tanganku dan kami berjalan memasuki resto tersebut. Ini baru pertama kalinya Sandra mengajak ku kesini.

"Wah ... bagus banget ... ini pasti tempat makannya orang-orang kaya." batinku yang kampungan ini.

Aku terkesan dengan suasana di dalam ruangan ini yang begitu hangat dan nyaman. Resto yang mengusung nuansa klasik dan modern ini cocok sekali untuk bersantai keluarga dan tempat nongkrong anak muda.

"Kamu tunggu sini dulu ya, Rai! Aku mau ke kantor bunda dulu." kata Sandra meninggalkan diriku sendiri.

"Iya, San," jawabku

Aku duduk di kursi yang menghadap ke dapur dan kembali melihat-lihat keadaan sekeliling. Dan tanpa sadar netraku terhenti pada seorang lelaki tampan yang memperhatikan ku dan tatapan kami saling bertemu.

Aku segera memalingkan wajahku ke arah lain. Tak lama kemudian Sandra datang bersama bundanya.

"Maaf ya, Rai, lama nunggunya ...." kata Sandra.

"Iya, gak apa-apa kok, San, santai aja." jawabku.

"Bun, kenalin, ini Raina, teman sekolah Sandra yang sering Sandra ceritain itu, Bun" kata Sandra mengenalkan diriku pada Bundanya.

Wanita berhijab sederhana dan terlihat sangat anggun itu menatap diriku dan tersenyum kepadaku. Sungguh wanita yang bersahaja meski beliau orang berada namun penampilannya tetap sederhana sama seperti Sandra yang tidak pernah memamerkan kekayaan nya. Terlihat sekilas usia beliau sepantaran saja seperti ibu.

Ah ... aku kembali mengingat wanita itu yang dengan tega meninggalkan anak-anaknya.

"Raina, Tante," aku membalas senyumannya dan bersalaman mencium tangannya penuh takzim.

"Saya Eva, Bundanya Sandra. Nama yang cantik seperti wajahnya." balasnya memujiku dan kembali tersenyum.

Aku pun ikut tersenyum malu mendengar pujiannya.

"Gak cuma mukanya aja kok, Bun, yang cantik, tapi hatinya juga cantik." sahut Sandra menimpali ucapan bundanya.

"Ah, kamu ini, San, terlalu berlebihan. Malah ... kamu yang sangat luar biasa baiknya" aku membalas ucapan Sandra dengan balas memuji nya.

"Kalian ... gak makan atau minum dulu?" tanya Bunda Eva.

"Ehm ... gak usah tante, terimakasih. Saya mau langsung pulang aja." jawabku dengan rasa sungkan.

"Nah ... nah, kan ... kebiasaan dia ini Bun, suka nolak rejeki." sahut Sandra.

"Gak boleh gitu, Sayang ... namanya rejeki itu, gak boleh ditolak dalam bentuk apa pun. Karena rejeki itu datang nya dari mana saja tanpa kita duga." jawab Bunda Eva dengan nada lembutnya menasihatiku.

"Tuh, dengarin Rai, apa kata bunda aku? Lagian kamu mau pesan apa aja disini gak masalah kok, gratis buat kamu." jawab Sandra.

"Eh, jangan gitu donk, San ... aku makin gak enak hati, kalau begini caranya ...." jawabku dengan sangat tidak enak hati dengan kebaikan Sandra dan bundanya.

"Sudah ... gak usah merasa sungkan, anggap saja bunda ini, ibu kedua untuk kamu dan Sandra ini juga saudaramu." jawab Bunda Eva yang langsung memelukku seperti anaknya sendiri.

Tanpa sadar air mata ini mengalir terharu mendengar ucapan beliau yang begitu baiknya hingga mau mengganggap ku anaknya juga.

"Sudah ... gak usah mewek, Rai, ... Bunda sudah tau semua tentang kamu." jawab Sandra santai.

Pantas saja Bunda Eva seperti ini, ternyata Sandra sering kali menceritakan kisah hidupku kepada Bundanya.

"Terimakasih banyak semuanya. Entah harus bagaimana aku membalas kebaikan Bunda dan Sandra" ucapku berterimakasih sembari menyeka air mata.

"Kamu harus coba makanan dan minuman di resto ini Rai" ajak Sandra mencairkan suasana.

"He ... em," aku hanya bisa mengangguk dan tak bisa menolak lagi tawaran Sandra.

Aku hanya melihat dan menyetujui apa pun yang Sandra tawarkan padaku. Setelah beberapa menit membolak balik buku menu dan memilih, akhirnya Sandra memutuskan untuk memesan beberapa makanan dan minuman dengan nama menu yang sangat asing untukku. Maklum, ini pertama kali nya dalam hidupku bisa makan di restoran seperti ini karena biasanya aku hanya melihat di televisi.

Setelah setengah jam menunggu akhirnya makanan pun siap tersaji di meja makan. Aku terperangah kaget melihat begitu banyak makanan enak yang ada di depanku.

"San ... kamu gak salah pesan? Ini banyak banget, loh?" tanyaku yang bingung melihat berbagai menu tersaji.

"Gak, benar aja kok, kita kan bertiga." jawab Sandra dengan santai nya sambil mengambil makanannya.

"Iya, aku tau kita bertiga, tapi ini tetap kebanyakan, San. Memangnya kamu sama bundamu sanggup habiskan ini semua ?" tanyaku yang masih kebingungan.

"Sudah lah, di makan aja." jawab Sandra sedangkan Bunda Eva hanya tersenyum-senyum melihat tingkahku.

Sementara aku masih terdiam melihat semua hidangan ini.

"Bagaimana aku bisa makan enak seperti ini? sementara kedua saudaraku hanya makan mie instan saja dirumah." batinku.

"Kenapa, Sayang? makanannya kok masih di lihatin aja?" tanya Bunda Eva memecahkan kebisuanku.

"Ehm ... Raina gak bisa makan semua ini Bun, terlalu mewah untuk Raina." balasku dengan polosnya.

"Ini sebagian untuk kamu bawa pulang, Sayang," jawab bunda Eva seakan tahu pikiranku.

"Sekali lagi terimakasih banyak, Bunda." ucapku.

"Iya, Sayang, sama-sama ... ayo, sekarang dimakan!" jawab Bunda Eva dan kembali menyuruhku untuk makan.

"Iya, Bun," ucapku sambil mulai memasukan makanan ke dalam mulutku.

"Ehm ... ini enak banget San es cokelatnya" ungkapku pada Sandra setelah meminum es cokelat.

"Itu kan, milkshake cokelat kesukaan kamu." jawab Sandra.

"Tapi kok, rasanya beda ya, San, sama yang di jual di kantin sekolah?" tanya ku dengan polosnya.

"Ya, jelas beda lah, Rai, ... yang di sekolah di buat sama yang amatiran. Nah, kalau disini dibuat sesuai standar resto kami dengan barista yang sudah ahli di bidang minuman." jawab Sandra menjelaskan.

Aku hanya mengangguk-anggukan kepala mendengar penjelasan Sandra.

"Nanti aku kenalin deh, sama barista di resto ini. Kebetulan dia masih saudara sepupuku, meski hanya sepupu jauh. Dia masih muda, mungkin seumuran aja sama kakak kamu, Rai" terang Sandra.

"Boleh deh, habis makan ini, ya." jawabku mengiyakan ajakan Sandra.

"Ok" sahut Sandra.

Beberapa menit kemudian setelah makan,

"San, aku mau ke toilet dulu, nih." kata ku

"Oh, itu toilet sebelah kiri sebelum dapur. Kalau gitu, aku duluan ke dapur ya, nanti kamu langsung nyusul aja." jawab Sandra

"Sip, deh." jawabku.

Setelah dari toilet aku langsung menyusul Sandra yang sudah terlebih dahulu ke dapur. Baru beberapa langkah memasuki dapur, aku lihat Sandra yang berdiri di samping meja minuman bersama seorang lelaki yang sedang sibuk meracik minuman.

"Loh, itu kan ... cowok yang tadi?" batinku bertanya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Dewi Angraini

Dewi Angraini

lanjut

2024-01-04

0

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Lanjuuuttt kakak 🙏🤗🤗

2020-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Ingatan Raina
2 Saudara Dan Sahabat
3 Pertemuan Tak Terduga 1
4 Pertemuan Tak Terduga 2
5 POV Mas Awan
6 Kabar Mengejutkan
7 Bersemangat
8 Izin Dari Kak Aldo
9 Hari Pertama Bekerja
10 Bertemu Ibu
11 Kekagetan Raina
12 Kebenaran Yang Terungkap
13 Antara Senang Dan Sedih
14 Kejujuran Gina
15 POV Gina
16 Kedatangan Sandra
17 Pertemuan Kedua Dengan Ibu
18 Alasan Ibu
19 Berunding
20 POV Sandra 1
21 POV Sandra 2
22 Ulang Tahun Raina 1
23 Ulang Tahun Raina 2
24 Ulang Tahun Raina 3
25 Ulang Tahun Raina 4
26 Pertemuan Ibu dengan Aldo dan Raka
27 Raka luluh
28 Berkumpul
29 Masa Lalu Ibu 1
30 Masa Lalu Ibu 2
31 Tak Disangka
32 Perpisahan Ibu
33 Kepulangan Ibu
34 Ibu dan Ridho
35 Rencana Ibu Riska
36 Kekesalan Raina
37 Permainan Dimulai
38 Rasa Penasaran Awan
39 Kembali Bertemu
40 Sisi Lain Raina
41 Tetangga Kepo
42 Persiapan Acara
43 Anniversary Resto
44 Rencana Jahat Awan
45 Tangisan Raina
46 Meratapi Nasib
47 Kecemasan Seorang Ibu
48 Prasangka Ridho
49 Pergi Ziarah
50 Berziarah
51 Kemarahan Bunda Eva
52 Kecurigaan Gina
53 Tanda-Tanda Dari Raina
54 Keseruan bersama Sandra dan Gina
55 Pertemuan dengan kakaknya Awan
56 Ada Apa Dengan Raina
57 Sikap Aneh Raina
58 Kecurigaan yang bertambah
59 Tanda-Tanda Kehamilan
60 Test Pack
61 Terungkap
62 Menjelaskan kepada ibu dan kakak
63 Pencarian Awan
64 Berembuk
65 Raina & Sandra
66 Keputusan Satria
67 Ide Ridho
68 Perasaan Ridho
69 Kenyataan Pahit
70 Pertemuan Dua Keluarga
71 Terimakasih
72 Akhirnya disetujui
73 Lupa kan Dia
74 Dia Tidak Akan Bertanggungjawab
75 Manisan
76 Terbuat dari apakah hatimu?
77 Mahar + Seserahan
78 Berakhir
79 Sah
80 Dipisahkan oleh dinding
81 Siapa Lin?
82 Nasi goreng terenak
83 Apa kamu sudah memeriksakan kandungan mu?
84 Periksa Kehamilan
85 Malaikat Tak Bersayap
86 Mie Ayam Favorit
87 Akan menjadi menantu yang baik
88 Acara Syukuran
89 Panggilan Sayang
90 Bertemu dengan Awan.
91 Saya sudah menikah
92 Bongkahan Es Kutub
93 Penyesalan Awan
94 Apa ini kecupan sayang?
95 Raina Sakit
96 Pelukan dari Satria
97 Masakan Ibu
98 Bagaimana perasaanmu ke dia?
99 Memandang wajahmu
100 Pergilah berbelanja
101 No Episode
102 Pertemuan pertama lagi
103 Pulang kerumah orangtua ku
104 Berpamitan
105 Tikar kenangan
106 Apa ini kontraksi?
107 Tangisan si kecil
108 Pengumuman!!!
109 Secercah Cahaya Untuk Raina (Season 2)
110 Arkhan Al Fiqri Sanjaya
111 Tidak ingin ditinggalkan
112 Kerinduan seorang ibu
113 Apa yang mamah tutupi dariku?
114 Berbaikan
115 Anugerah Terindah
116 Erlina 1
117 Erlina 2
118 Pergi diam-diam
119 Ketakutan Raina
120 Keegoisan Santi
121 Aku akan ikhlas
122 Bimbang
123 Tak disangka
124 Hilang akal
125 Tanggungjawab
126 Kembali Datang
127 Awal Pertemuan
128 Pernyataan Awan
129 Satria dan Mamah
130 Terimakasih, Awan.
131 Hati yang tulus
132 Keluh kesah Satria
133 Terjawab
134 Ridho & Renita
135 Pertanyaan tetangga
136 Ke rumah Pakde Suseno
137 Bukan Pemberi Harapan Palsu
138 Setitik Terang
139 Keluar Dari Rumah
140 Sekamar Lagi
141 Tergoyahkan
142 Maaf
143 Setetes penyesalan
144 Membangun Mimpi
145 Kenapa Diriku?
146 Postpartum Depression
147 Bersalah
148 Jujur
149 Pindahan
150 Makan Malam Bersama
151 Tingkah Aneh
152 Unek-Unek Raina
153 Kepergian Raina
154 Rasa kehilangan
155 Setitik jalan untuk Satria
156 Akhirnya, bertemu
157 Disidang
158 Rencana kembali menghalalkan Raina
159 Jatuh Cinta
160 Trauma Raina
161 Dua Kebahagiaan
162 Malam Pertama
163 Awal Setelah Pernikahan Ulang
164 Perubahan sikap
165 Kecelakaan
166 Hanya Masa Lalu
167 Bara Sadar
168 Berjalan dengan lancar
169 Sandra Bucin
170 Undangan Ridho
171 Pengakuan Ibu Santi
172 Saling memaafkan
173 Awal Perkenalan
174 Senyuman Maut
175 Raina vs Satria
176 Maaf
177 Berasa seperti pacaran
178 Hanya Sementara
179 Kehangatan keluarga yang kembali
180 Rumah Peninggalan
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Ingatan Raina
2
Saudara Dan Sahabat
3
Pertemuan Tak Terduga 1
4
Pertemuan Tak Terduga 2
5
POV Mas Awan
6
Kabar Mengejutkan
7
Bersemangat
8
Izin Dari Kak Aldo
9
Hari Pertama Bekerja
10
Bertemu Ibu
11
Kekagetan Raina
12
Kebenaran Yang Terungkap
13
Antara Senang Dan Sedih
14
Kejujuran Gina
15
POV Gina
16
Kedatangan Sandra
17
Pertemuan Kedua Dengan Ibu
18
Alasan Ibu
19
Berunding
20
POV Sandra 1
21
POV Sandra 2
22
Ulang Tahun Raina 1
23
Ulang Tahun Raina 2
24
Ulang Tahun Raina 3
25
Ulang Tahun Raina 4
26
Pertemuan Ibu dengan Aldo dan Raka
27
Raka luluh
28
Berkumpul
29
Masa Lalu Ibu 1
30
Masa Lalu Ibu 2
31
Tak Disangka
32
Perpisahan Ibu
33
Kepulangan Ibu
34
Ibu dan Ridho
35
Rencana Ibu Riska
36
Kekesalan Raina
37
Permainan Dimulai
38
Rasa Penasaran Awan
39
Kembali Bertemu
40
Sisi Lain Raina
41
Tetangga Kepo
42
Persiapan Acara
43
Anniversary Resto
44
Rencana Jahat Awan
45
Tangisan Raina
46
Meratapi Nasib
47
Kecemasan Seorang Ibu
48
Prasangka Ridho
49
Pergi Ziarah
50
Berziarah
51
Kemarahan Bunda Eva
52
Kecurigaan Gina
53
Tanda-Tanda Dari Raina
54
Keseruan bersama Sandra dan Gina
55
Pertemuan dengan kakaknya Awan
56
Ada Apa Dengan Raina
57
Sikap Aneh Raina
58
Kecurigaan yang bertambah
59
Tanda-Tanda Kehamilan
60
Test Pack
61
Terungkap
62
Menjelaskan kepada ibu dan kakak
63
Pencarian Awan
64
Berembuk
65
Raina & Sandra
66
Keputusan Satria
67
Ide Ridho
68
Perasaan Ridho
69
Kenyataan Pahit
70
Pertemuan Dua Keluarga
71
Terimakasih
72
Akhirnya disetujui
73
Lupa kan Dia
74
Dia Tidak Akan Bertanggungjawab
75
Manisan
76
Terbuat dari apakah hatimu?
77
Mahar + Seserahan
78
Berakhir
79
Sah
80
Dipisahkan oleh dinding
81
Siapa Lin?
82
Nasi goreng terenak
83
Apa kamu sudah memeriksakan kandungan mu?
84
Periksa Kehamilan
85
Malaikat Tak Bersayap
86
Mie Ayam Favorit
87
Akan menjadi menantu yang baik
88
Acara Syukuran
89
Panggilan Sayang
90
Bertemu dengan Awan.
91
Saya sudah menikah
92
Bongkahan Es Kutub
93
Penyesalan Awan
94
Apa ini kecupan sayang?
95
Raina Sakit
96
Pelukan dari Satria
97
Masakan Ibu
98
Bagaimana perasaanmu ke dia?
99
Memandang wajahmu
100
Pergilah berbelanja
101
No Episode
102
Pertemuan pertama lagi
103
Pulang kerumah orangtua ku
104
Berpamitan
105
Tikar kenangan
106
Apa ini kontraksi?
107
Tangisan si kecil
108
Pengumuman!!!
109
Secercah Cahaya Untuk Raina (Season 2)
110
Arkhan Al Fiqri Sanjaya
111
Tidak ingin ditinggalkan
112
Kerinduan seorang ibu
113
Apa yang mamah tutupi dariku?
114
Berbaikan
115
Anugerah Terindah
116
Erlina 1
117
Erlina 2
118
Pergi diam-diam
119
Ketakutan Raina
120
Keegoisan Santi
121
Aku akan ikhlas
122
Bimbang
123
Tak disangka
124
Hilang akal
125
Tanggungjawab
126
Kembali Datang
127
Awal Pertemuan
128
Pernyataan Awan
129
Satria dan Mamah
130
Terimakasih, Awan.
131
Hati yang tulus
132
Keluh kesah Satria
133
Terjawab
134
Ridho & Renita
135
Pertanyaan tetangga
136
Ke rumah Pakde Suseno
137
Bukan Pemberi Harapan Palsu
138
Setitik Terang
139
Keluar Dari Rumah
140
Sekamar Lagi
141
Tergoyahkan
142
Maaf
143
Setetes penyesalan
144
Membangun Mimpi
145
Kenapa Diriku?
146
Postpartum Depression
147
Bersalah
148
Jujur
149
Pindahan
150
Makan Malam Bersama
151
Tingkah Aneh
152
Unek-Unek Raina
153
Kepergian Raina
154
Rasa kehilangan
155
Setitik jalan untuk Satria
156
Akhirnya, bertemu
157
Disidang
158
Rencana kembali menghalalkan Raina
159
Jatuh Cinta
160
Trauma Raina
161
Dua Kebahagiaan
162
Malam Pertama
163
Awal Setelah Pernikahan Ulang
164
Perubahan sikap
165
Kecelakaan
166
Hanya Masa Lalu
167
Bara Sadar
168
Berjalan dengan lancar
169
Sandra Bucin
170
Undangan Ridho
171
Pengakuan Ibu Santi
172
Saling memaafkan
173
Awal Perkenalan
174
Senyuman Maut
175
Raina vs Satria
176
Maaf
177
Berasa seperti pacaran
178
Hanya Sementara
179
Kehangatan keluarga yang kembali
180
Rumah Peninggalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!