PROLOGUE

Di depan sebuah rumah mewah bercat putih itu terlihat dua sejoli yang sedang bertengkar.

"Paulina! Aku sudah bilang, jangan berurusan dengan para gangster, apalagi geng Diego!" Bentak pria berjas hitam itu sambil menarik lengan wanita bernama Paulina dengan kasar.

"Kau tidak perlu ikut campur, Vernon!" Paulina menepis tangan Vernon.

Vernon mencengkeram kedua lengan Paulina. "Kau istriku! Apa yang terjadi sebenarnya?! Kenapa kau tidak pernah menceritakan masalahmu padaku? Kau berjanji akan berhenti menjadi gangster setelah menikah denganku, kenapa kau masih berurusan dengan mereka?! Ingat, Paulina, kau seorang ibu dari dua anak sekarang. Anak-anak membutuhkan perhatianmu!"

Paulina menangis. Vernon merasa bersalah. Ia memeluk wanita yang tak lain adalah istrinya itu.

"Vernon, ayahku berhutang banyak pada mereka. Jika aku tidak segera melunasinya, maka adik-adikku akan berada dalam bahaya," kata Paulina sambil menangis terisak-isak.

"Aku akan membayarnya, berapa yang mereka mau?" Tanya Vernon serius.

Saat Paulina mengatakan nominal yang ia butuhkan, Vernon terdiam untuk sesaat. Pria itu mengangguk. "Aku akan mengurusnya."

Keduanya kembali ke dalam rumah. Vernon tampak serius menelepon seseorang, sementara Paulina duduk dengan ekspresi tidak tenang.

Selesai menelepon, Vernon menghampiri istrinya. Pria itu duduk di samping Paulina. Dengan lembut, ia mengusap rambut wanita itu. "Semuanya akan baik-baik saja."

Terdengar suara tangisan bayi dari kamar. Paulina beranjak dari tempat duduknya. "Aku harus melihat Juniar."

Paulina memasuki kamar bayi. Terlihat tiga orang pengasuh yang berusaha menenangkan bayi cantik yang usianya kira-kira 3 bulanan.

"Juniar." Paulina menggendong bayi kecilnya. Saat bayi itu berada dalam pangkuan ibunya, ia berhenti menangis.

Paulina menoleh pada para pengasuh. "Kalian boleh pergi."

Setelah membungkuk, ketiga pengasuh itu pun pergi.

Paulina memberikan bayinya ASI. Sementara Vernon masih berada di ruang keluarga. Pria itu tampak menatap lurus. Tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari orang kepercayaannya.

"Bagaimana?" Tanya Vernon.

"Tuan, kami sudah mengirimkan uangnya," ucap seseorang dari seberang sana.

"Bagus," kata Vernon kemudian mengakhiri panggilannya. Pria itu menghela napas lega.

"Papa." Seorang anak laki-laki yang berusia 4 tahun itu menghampiri Vernon. Dua pria berjas hitam juga masuk. Tampaknya mereka adalah bodyguard yang datang bersama anak laki-laki itu.

"Junior?" Vernon menggendong anak sulungnya itu. "Apa gigimu sudah dicabut?"

"Sudah, sakit sekali." Anak laki-laki bernama Junior itu membuka mulutnya menunjukkan giginya. Ada satu gigi yang menghilang dari tempatnya.

Vernon tertawa kecil. "Anak Papa pemberani dan kuat, kan?"

"Tapi, ini sakit sekali. Sepertinya ksatria pun akan menangis jika giginya dicabut," gerutu Junior yang cadel.

"Maaf, Papa tidak mengantarmu ke dokter gigi tadi. Mama sedang membutuhkan Papa," kata Vernon merasa bersalah.

"Mama baik-baik saja?" Tanya Junior khawatir.

Vernon mengangguk.

Keesokan harinya, Vernon pergi ke kantor. Paulina yang menggendong bayi berdiri di depan pintu. Ada Junior di sampingnya. Mereka berdua melambaikan tangan saat Vernon pergi dengan mobilnya.

Namun, hal buruk terjadi ketika Vernon kembali. Pria itu tidak menemukan istrinya di rumah.

"Di mana Paulina?" Vernon bertanya pada semua pelayan dan bodyguard di rumah. Tidak ada yang tahu. Bahkan saat mereka mengecek CCTV pun mereka tidak menemukan jejak Paulina jika iya wanita keluar dari rumah.

Vernon tampak khawatir. Juniar yang masih bayi tidak berhenti menangis. Sementara Junior terus bertanya ke mana ibunya pergi.

"Tuan." Salah seorang bodyguard menghampirinya.

Setelah mendengarkan laporan bodyguard-nya, Vernon segera keluar dari rumah dan melihat 2 koper besar di lantai. Saat dibuka, isinya sejumlah uang.

Ada secarik kertas di salah satu koper.

Aku tidak memerlukan uangmu. Hutang ayahnya Paulina sudah lunas. Kita tidak punya urusan, karena dari awal pun aku hanya berurusan dengan istrimu. Aku harap kau tidak membuat masalah.

Vernon meremas kertas itu. Tanpa harus mencari tahu pun, Vernon sudah tahu kalau orang yang mengirimkan uang itu adalah ketua geng Diego.

"Kau pikir aku akan diam?!"

...🌙🌙🌙...

(Vernon)

^^^08.25 | 2 Juni 2021^^^

^^^By Ucu Irna Marhamah^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!