Bel sekolah berbunyi.
Beberapa murid SMA Parameswara keluar saat gerbang sekolah dibuka. Meski pun lelah, mereka tampak ceria.
Seorang gadis cantik berkulit pucat, berambut panjang dan berponi juga keluar. Gadis itu duduk di bangku taman. Ia melihat beberapa temannya yang pulang bersama teman mereka, ada juga yang bersama pacar. Ada juga yang dijemput oleh orang tuanya.
Gadis itu duduk di bangku taman depan sekolah. Dari tanda pengenalnya, tertera nama Savanna. Beberapa temannya yang pulang duluan melambaikan tangan padanya.
"Savanna, aku duluan, ya."
"Savanna, aku pulang dulu, ya."
"Sampai jumpa besok, Savanna."
Savanna tersenyum sembari melambaikan tangannya membalas mereka.
Tak lama kemudian, mobil hitam berhenti di depannya. Savanna memasuki mobil itu. Setelah itu, mobilnya melaju meninggalkan area sekolah.
Di seberang jalan, Vernon dan bodyguard-nya mengawasi gadis itu sedari tadi di dalam mobil.
"Joseph, kau yakin dia anaknya Alfonso?" Tanya Vernon pada bodyguard-nya sekaligus orang kepercayaannya itu.
"Iya, Tuan. Gadis bernama Savanna Diego itu adalah salah satu anak dari Alfonso Diego. Kami menemukan informasi bahwa gadis itu baru keluar dari rumah sakit sekitar dua bulan yang lalu," jelas Joseph.
Vernon mengangguk. "Kemungkinan besar dia memang anak Alfonso yang menerima jantung Paulina. Tapi, kenapa dia langsung sekolah, padahal dia baru saja dioperasi. Apa dia langsung pulih?"
"Bulan ini seluruh sekolah mengadakan ujian sekolah. Mungkin itulah sebabnya dia memaksakan diri agar bisa mengikuti ujian," ujar Joseph.
"Begitu?" Gumam Vernon setengah bertanya.
"Dia termasuk murid yang cerdas dan masuk peringkat 6 dari 20 besar di sekolahnya ini," kata Joseph.
Setelah itu, Vernon kembali ke rumah. Di ruang kerjanya, pria itu tampak serius memusatkan perhatiannya ke laptop.
Tampak wajah Savanna di layar. Gadis itu mengenakan seragam SMA lengkap. Ada biodata pribadinya di bawah foto tersebut.
Vernon tampak serius membaca isinya. "Golongan darahnya sama dengan Paulina. Gadis ini juga tinggal di mansion Alfonso, sementara anak lainnya tinggal di rumah lain. Sepertinya dia memang anak kesayangan Alfonso. Aku yakin, gadis ini yang menerima donor jantung dari Paulina. Untuk anak kesayangannya, Alfonso pasti melakukan segala hal termasuk mengambil jantung orang lain."
"Papa." Terdengar suara Junior. Anak laki-laki itu mengetuk pintu.
Vernon menoleh ke pintu. "Junior? Masuk, Nak."
Pintu dibuka. Anak laki-laki itu berlari ke ayahnya. "Papa, Papa, besok aku masuk TK, ya."
"Kau tidak perlu masuk TK, Papa akan menyewa guru privat untukmu," ucap Vernon.
"Tapi, aku mau masuk TK. Teman-temanku masuk TK semuanya. Aku bosan di rumah terus," rengek Junior.
"Teman?" Tanya Vernon. Selama ini ia tidak pernah membiarkan Junior bergaul dengan anak-anak seumurannya di luar sana. Junior terus berada di rumah dalam pengawasannya.
"Anaknya Bibi Molly dan Bibi Linda," jawab Junior.
"Ooohh." Vernon mengenali anak-anak dari pelayannya. Pria itu menyediakan rumah khusus untuk para pelayannya di belakang mansion agar mereka betah bekerja di mansion-nya. Mereka diperbolehkan membawa anak dan suami. Suami mereka bekerja sebagai tukang kebun, ada juga yang menjadi bodyguard. Kemungkinan Junior bergaul bersama mereka.
"Baiklah, kalau kau mau pergi ke TK, kau harus berangkat dengan Paman Jones dan Paman Danial," ucap Vernon.
"Apa mereka akan masuk TK juga?" Tanya Junior dengan polosnya.
Vernon tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.
Junior menggerutu, "Mereka terlalu besar untuk ukuran anak TK, Papa."
...🌙🌙🌙...
^^^09.47 | 2 Juni 2021^^^
^^^By Ucu Irna Marhamah ^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments