"Siapa Bi?." ucapnya
"Ini, Nyonya temen Nyonya." ucap ARTnya
Lalu perempuan itu menghampiri aku, betapa terkejutnya aku, dia adalah Mimin, wajahnya masih sama, hanya penampilan nya berbeda.
"Kamu siapa yaa ?." ucap Mimin bingung
"Ini aku Nadia Maharani, kemarin aku telepon kamu, ya Allah Min, kamu koq berubah jadi secantik ini dan tajir pula, ngga pernah tahu kamu sesukses ini." ucapku
"Ya ampun , kamu Nadia, eleuh-eleuh koq kamu berubah Nad, eumm bukan maksud nyinggung, kamu sejak kapan pakai kacamata dan dikepang, perasaan dulu nggak gitu?." ucapnya
"Iya aku lagi nyaman kayak gini aja Min, enakan kayak gini juga." ucapku
"Eh duduk dulu atuh, Bi Lina tolong buatin minum, jus yaa sama cemilan buat Nadia." ucap Mimin
Lalu akupun dan Mimin duduk.
"Wah rumah kamu besar banget, ternyata kamu sesukses itu, udah mah rendah hati pula gak pernah pamer-pamer." ucapku
"Ya ampun Nad, bisa aja kamu, aku tuh begini yaa karena Jamal kerja keras, jadi teh ternyata dia anak pengusaha Nad, cuma dulu kita aja nggak tahu, aku aja tahu pas dia ngelamar aku dan ngajak aku tinggal disini, ya cuma dia gak pake uang keluarganya sih, dia kerja dikantor dan Alhamdulillah uangnya setelah 2 tahun kebeli deh rumah ini." ucap Mimin
"Alhamdulillah, beruntung banget kamu, btw anak kamu mana ?, nanti nangis kita tinggal ngobrol." ujarku
"Oh tenang dia udah bobo koq, jadi gimana kamu mau kerja di Kafe temennya Jamal, yang punya baik lho dan karyawan disana sejahtera." ucapnya
"Ya Tuhan, baik banget sih kamu Min, iyaa aku mau kerja di Kafe, kira-kira besok aku bisa kesana gak?." ucapku
"Ih kamu gak sabaran banget yaa, belum istirahat udah mau kesana, eh tapi mending hari ini aja aku antar kamu kesana, sekalian aku mau cariin kamu kos-kosan, sebenarnya aku pengen kamu tinggal disini, tapi kamu nolak." ucapnya
"Ehm, bisa sekarang, duh senengnya, iyaa makasih mau nemenin aku, maaf bukan aku gak mau, tapi kan kamu udah ada keluarga, gak enak nanti jadi fitnah kalau aku ada disini." ucapku
"Ya mau gimana lagi, terserah kamu aja, tapi kalau berubah pikiran bilang aja sama aku.Ngomong-ngomong, ini bukan tampilan kamu yang sebenarnya kan, aku masih inget dulu kami paling cantik dan mempesona, sampai banyak yang antre sama kamu." ucapnya
"Ehm, iyaa aku nyamar, tapi jangan bilang siapa-siapa, begitu pun Jamal jangan sampai tahu, aku begini karena capek kalau harus penampilan asli, yang ada aku dikejar-kejar orang gak dikenal, belum lagi dulu dikampung aku mau dilamar sama juragan-juragan tua." ucapku
"Hahaha atuh kamu mah lucu pisan, masa gak mau tampil cantik, padahal enak loh banyak yang suka." ledeknya
"Kamu mau sekarang aja ke Kafe temen A Jamal? mumpung anakku masih tidur juga, biar sama si Bibi aja." ucapnya
"Boleh banget tuh, yuk, tapi maaf yaa aku ngedrop kamu melulu." ucapku lemas
"Santuy ajalah, kayak sama siapa aja sih, tunggu bentar aku ambil dompet dan kunci mobil dulu." ucapnya
Lalu Bibi datang membawa jus alpukat dan cemilan tak lupa juga ada kue-kue.
"Non geulis, silakan diminum, kan capek yaa habis dari perjalanan jauh, emang dari mana asalnya?."
"Makasih Bu, iyaa saya Nadia asal saya dari Bogor Bu." ucapku lalu meminum jusnya
"Oalah lumayan juga yaa perjalanannya, yaa moga-moga betah disini."ucapnya
"Aamiin Bu." ucapku
"Bu, bisa minta tolong jagain adek dulu ya aku sama Nadia mau ke Kafe dulu, Nadia mau lamar pekerjaan disana, nanti kalau tuan pulang bilang aku juga sekalian belanja."ucap Mimin sangat berwibawa
"Baik nyonya, hati-hati nyonya dan Non Nadia." ucap Bi Lina
"Iya makasih Bi, yuk Nad." ucap Mimin
Kamipun sampai dimobil BMW Mimin dan akupun masih terkejut lalu naik ke mobilnya.
"Nad, kamu banyak bengong ih , siap yaa kita berangkat." ucap Mimin
"Heheh maaf yaa, aku gak nyangka banget sama kamu Min, bisa sangat mengagumkan, iyaa yuk jalan." ucapku
"Tuhkan kamu, jangan gitu lah, aku teh masih Mimin yang dulu koq." ucapnya sambil tertawa
Sepanjang perjalanan aku dan Mimin mengobrol tentang kehidupan ku dikampung, tentang perjodohanku dan ide-ide gilaku untuk menolak laki-laki, Mimin pun tertawa dan tak menyangka aku masih sekonyol dulu.
"Ya ampun Nad, kamu bener-bener yaa, gak nyangka gila banget ide kamu, pantes aja emakmu marah besar , yaa kamu sih kelakuan nya kayak gitu." ucap Mimin sambil tertawa
"Ya elah Min, namanya juga cinta gak bisa dipaksa yaa begitulah jadinya." ucapku
Lalu setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, kami pun sampai pada sebuah Kafe megah bernuansa romantis dan modern, Kafe terbesar yang pernah aku lihat.
"Udah sampai nih Nad, di Kafe "Senjaku" , ini yang punya masih muda loh dan temen a Jamal juga, kalo a Jamal meeting biasanya ketemu disini, yaa cuma sayang udah punya doi si bossnya." ucap mimin
"Ah gak apa-apa, yang penting aku bisa kerja disini, mudah-mudahan diterima yaa." ujarku
Lalu kami masuk ke pintunya dan disambut para pegawai disana.
"Selamat sore Bu Mimin, silakan duduk Bu dan teman Ibu." ucap seorang waiters
"Iya, Tuan kalian ada?." ucap Mimin
"Ada Bu dilantai 2 diruangan nya, silakan Ibu kesana saja, nanti kami hubungi Bapak." ucapnya
"Oh iyaa makasih yaa Siska." ujar Mimin
"Wow kamu udah akrab yaa sama mereka, keren." bisikku pada Mimin
"Ah cuma karena sering malam mingguan disini aja sama a Jamal, kalau dia ada waktu libur." ucap Mimin tertawa kecil
Lalu aku dan Mimin mengikuti pegawai yang bernama Siska itu, kamipun naik tangga ke lantai 2 Kafe, tepat disebelah kanan ada sebuah ruangan khusus yang aku yakini adalah ruangan dari pemilik Kafe tersebut.
Silakan Ibu Mimin tunggu dulu, biar Siska yang tanya Bapak, apa Bapak sibuk atau tidak, tapi setahu Siska Bapak dari tadi nggak ada tamu Bu." ucap Siska
"Ok makasih yaa Siska." ucap Mimin
Kamipun menunggu sambil melihat dijendela kafe , kebetulan diruang ini sangat sepi, seperti nya sengaja tidak dipakai untuk melayani tamu, namun disebelah kiri justru ramai pengunjung.
"Disini sejuk banget ya Min, tempatnya juga bagus, aku sih bakal betah banget disini." ujarku
"Iyaa mudah-mudahan kamu bisa jadi pegawai tetap disini, aku sih yakin kamu diterima, kan kamu jago banget bikin minuman maupun dessert." ucap Mimin
Lalu Siska datang dan memanggil kami.
"Bu silakan keruangan Bapak, kata Bapak Ibu masuk aja, saya izin pamit ke bawah dulu yaa." ucapnya
"Iya nuhun yaa Sis." ucap Mimin
Lalu kami mengetuk pintu.
Dan terdengar "Iyaa, silakan masuk" ucap seorang pria
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Helena Rusliana
mmg dasar bodoh Si Nadia, entah kenapa kurang Suka Karakternya, gx cocok banget sudah tua tapi sok2an sembunyikan kecantikannya
JELEKKK
2023-01-31
0
Desi Ummu Ihsan
Aduh senangnya puny teman sebaik Mimin...suka deh sama kamu Min, baik banget sih mau bantuin Nadia cari kerja.
2021-07-01
0
Lenny Uyii
bagus thor ...bhasanya jangan pakek "kau2"ya thor mndingan aku kamu klo pake kau berasa bca novel jaman benyamin thor
2020-11-29
0