Aku langsung mengambil handphone diatas meja kamarku, aku berinisiatif untuk menghubungi teman sekolahku yang sekarang tinggal di Bandung, namanya Mimin Sumiyati.
Sambil menghapus make up ku hubungi Mimin dan menunggu panggilanku dijawab.
"Duh angkat dong Min, please." kataku lirih
Selang beberapa menit akhirnya diangkat.
"Yes akhirnya diangkat, Alhamdulillah Tuhan baik banget." ucapku lagi
"Iya hallo dengan Mimin disini, ini teh saha?". kata Mimin
"Hallo Min, ini aku Nadia, Nadia Maharani temen SMA mu dulu, ingat kan?." tanyaku dengan percaya diri
"Maaf, Nadia yang mana ? Nadia yang jomblo apa Nadia yang dulu kribo?". tanyanya
"Eh alah, masa sama sohib sendiri lupa, aku Nadia yang jomblo itu tapi banyak yang suka hehe, aku Nadia temen kamu nongkrong di warung Mang Tatang, dulu kita sering banget beli cilok dan Es Doger. Inget kan?". tanyaku gemas
"Eleuh-eleuh, oh ini Nana, aku kira Nadia siapa, iyaa aku Inget, padahal aku bercanda tau, Nadia tahu nomer aku darimana? kan terakhir kali hp ku rusak Nadia lupa aku kabari hehe." ucapnya
"Emang parah kamu Min, sama sohib sendiri suka pikun, iyaa aku minta nomer kamu sama suami kamu Jamal, aku minta lewat Instagram. Btw kamu apa kabar Min?". tanyaku basa basi
"Aku baik Alhamdulillah, ah aku mah tahu, kamu nelepon aku pasti ada maunya yaa ?, apa atuh, cepat cerita ke aku, nggak usah basa basi, nanti basi beneran kayak cintanya dia ke kamu." ledek Mimin
"Semprul kamu Min, iyaa aku minta tolong di deket rumah kamu ada lowongan kerja nggak, jadi apa ke terserah, aku butuh banget nih, disini orang tua ku kejam banget,masa setiap hari jodohin aku mulu sama bapak-bapak, lieur aku mah Min." ucapku memelas
"Tuh kan kamu mah pasti ada maunya, tapi kebetulan banget nih disini ada beberapa Kafe yang butuh karyawan, ada juga disini tempat laundry kiloan yang butuh karyawan juga, sok lah kamu kesini bawa lamaran kerja nya, kali aja ada yang kamu mau." ucapnya tertawa geli
"Ih jangan laundryan, masa dirumah nyuci kerja juga nyuci, aku mau ketempat yang ramai pengunjung, siapa tahu sambil cari jodoh, yaudah di Kafe boleh lah, minta infonya yaa." ucapku tertawa riang
"Iya siap atuh Non Nadia, oh yaa ngomong-ngomong bukannya kamu mau nikah yaa sama si Junaedi alias Juned, koq masih dijodoh-jodohin sama cowok lain sih, kepo aku." ucapnya serius
"Cerita nya puanjaaang banget, ya intinya orang tuaku gak setuju sama hubungan kami, karena gaji Juned katanya gak akan bisa menghidupi aku sekeluarga, sedih ah pokoknya kalo diceritakan mah." ucapku lirih
"Uuu tayangku, jangan sedih atuh, udah besok kamu kesini aja, banyak cogan disini mah, nanti tanya sama Aa Jamal, dia teh banyak teman yang glowing." katanya sambil tertawa riang
"Iya deh iya yang sudah nikah dan punya anak, bahagianya kamu bisa nikah sama orang yang dicintai, udah mah dari SMA pacarannya, sweet banget sih kalian, nggak kayak aku sama Juned putus gitu aja, udah mah bulan depan dia mau nikah sama Elis temen SMA kita juga." kataku sedih
"Aduh, koq bisa yaa, yang sabar atuh Nad, nanti aku bantu kamu buat cari kerja dan jodoh hehe.(tiba-tiba ada suara anak menangis owe owe owe)
Nadia udah dulu yaa anakku Rona nangis, sampai jumpa besok, mmmuach." katanya sambil menutup panggilan
"Ih enak banget yaa udah punya baby dari cinta pertama nya pula". gerutuku
Tiba-tiba Ibu mengetuk pintu kamarku.Dan berteriak.
"Nadia, Nadia buka pintunya Ibu mau bicara sama kamu, ayo cepat kalau nggak ibu dobrak pintunya. Ibu hitung sampai 3, satu , du.." kata Ibu lalu buru-buru aku sahuti
"Iya Bu sebentar, aku lagi ganti baju." ucapku buru-buru membuka pintu
Ibu langsung menjewer telingaku lagi dihadapan adik-adikku, dengan tega Ibu menampar pipiku berkali-kali.Sambil mengomel.
"Dasar anak bodoh, anak tidak tahu diri, bukannya membantu perekonomian keluarga, malah menyusahkan, lagi-lagi nolak laki-laki baik, laki-laki yang bisa bahagiakan kamu." ucap Ibu
Aku masih memegang pipiku dan menangis berkata "Sebenarnya aku ini siapa sih Bu? Anak Ibu atau bukan ? kenapa Ibu kejam sekali padaku, aku bahkan sudah menuruti semua kemauan Ibu, aku sudah putuskan Juned, aku sudah berhenti kuliah, bahkan aku harus bekerja untuk sekolah Adik-adikku, sekarang Ibu mau menjodohkan dengan laki-laki sombong itu, bukan aku yang bahagia jika menikah dengannya tapi Ibu, aku sama sekali gak mau nikah dengan laki-laki sombong itu." ucapku dengan sedikit menangis
"Memang anak tidak tahu balas budi, tidak tahu terimakasih, kamu memang tidak bisa diandalkan, baiklah Ibu beri waktu kamu, jika selama 3 bulan kamu tidak bertemu laki-laki kaya yang kamu suka, maka kamu harus menikah dengan laki-laki pilihan Ibu." ujar Ibu sedikit reda emosinya
"Baiklah Bu, aku setuju, tapi izinkan Nadia bekerja di Bandung, Nadia janji akan mengirimkan uang setiap bulan dan akan menemukan jodoh Nadia Bu." ucapku memelas
"Ok baik, terserah kamu saja, tapi ingat jika 3 bulan kamu nggak berhasil Ibu akan paksa kamu pulang atau Ibu sendiri yang akan jemput kamu, kamu harus menikah dengan laki-laki kaya pilihan Ibu, camkan baik-baik." bentak Ibu lalu pergi meninggalkanku
Adik-adikku menghampiriku, mereka adalah Dina dan Dini, Adik kembar tersayangku.
"Mbak Nad, mbak yang sabar ya, maafin Ibu, Ibu memang begitu kejam, tapi Mbak Nad harus ingat ada kami disini yang selalu sayang Mbak." ucap Dini lalu memelukku
"Iya Mbak, kami akan dukung keputusan apapun yang Mbak Nad putuskan, justru kami yang sangat berhutang budi dengan Mbak Nad." ucap Dina penuh haru dan memelukku juga
"Nggak usah khawatirkan Mbak, Mbak gak apa-apa, lagian sudah kewajiban mbak untuk menjaga dan memberikan yang terbaik untuk kalian, kalian belajar yang rajin yaa, besok mbak sudah gak disini, Mbak mau bekerja di Bandung, dekat rumah teman mbak." ucapku pada mereka
"Iya Mbak, kita selalu jaga pesan Mbak baik-baik." ucap Dina
"Dini juga janji akan bantu mbak luluhin hati Ibu dan Ayah." ucap Dini
"Kalian memang Adik-adikku yang terbaik." ucapku
"Yasudah kalian kembali belajar, Mbak mau beresin baju-baju mbak untuk besok." ucapku
"Biar kita bantu yaa Mbak". ucap mereka
"Ok, ayo bantu Mbak". ucapku
Lalu aku dan Adik-adikku segera kekamar dan merapikan benda apa saja yang akan aku bawa selama aku bekerja di Bandung. Harapanku semoga ini jalan terbaik. Aamiin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Riska Wulandari
knp enggak emaknya aja yg d suruh kawin sama tuh om-om kaya...
2022-04-08
0
bunda aryuta
jgn2 nadia bkn anak kndung lg kok bs kejam gtu
2021-02-10
0
umi sholehah😝😝
lanjut
2020-10-15
0