Bandung, Aku Datang

Akhirnya aku selesai rapi-rapi karena dibantu oleh kedua adikku, syukurlah memiliki Adik-adik yang begitu baik.

Sekarang aku memutuskan untuk memecahkan celengan ayam kesayanganku, yang sudah menemaniku selama beberapa tahun ini.

Prak...

"Alhamdulillah lumayan banyak uangnya." ujarku pelan

Setelah ku hitung uangnya ada Rp 2.052.500,-. Cukuplah buat biaya ke Bandung dan kosnya. Masalah makan aku bisa makan mie instan.

Tiba-tiba Ibu memanggilku.

"Nadia, jangan lupa kamu belanja, habis itu beresin nih rumah, terus pekarangan diberesin juga". teriak Ibu

"Iya Bu, aku akan segera ke warung." ucapku sambil merapikan uang dan celengan

"Bu, uang ke warung nya mana ?." tanyaku pada Ibu

"Uang ? ya pakai uang kamu lah, Ibu mana ada uang, bapakmu kan belum gajian." ucapnya ketus

"Oh iyaa Bu , kalau gitu Nadia berangkat." ucapku sambil salim pada Ibu

Ya walaupun aku kesal pada Ibu, mau bagaimana pun dia orang yang berjasa untukku, jadi biarlah hari terakhir disini berkesan."

Lalu aku ke warung hanya dengan berjalan kaki, tibalah aku diwarung yang seperti biasa banyak Ibu-ibu comel dan rumpi, mereka seketika hening melihat kehadiranku. Namun tiba-tiba ada Ibu-Ibu bertanya padaku.

"Nadia, tadi Tante lihat ada mobil mewah dirumah kamu, seperti nya ada cowok tajir yang melamar kamu yaa ? Bagaimana jangan-jangan kabur lagi yaa?." ejek Bu Bambang

"Iya loh Bu, tadi saya juga lihat, ada 2 cowok, satunya tua dan satunya agak tua juga, jangan-jangan itu cowok yang mau dijodohkan ke Nadia lagi hehehe." ucap Bu Martin

"Nadia, kamu tuh udah tua eh maksudnya dewasa, jadi jangan pilih-pilih terus loh, nanti kamu jadi perawan tua, lihat temen-temen kamu disini, semuanya sudah pada nikah bahkan punya anak. Lah kamu ada yang lamar aja bagus, emang sih kamu cantik, tapi percuma kalau kamu judes dan gak berpendidikan, bisa-bisa nggak laku." ujar Bu Eko

"Ibu-ibu tahu nggak anaknya Bu Maryam, yang adik kelas Nadia waktu SMA sudah melahirkan lho Bu, anaknya kembar, sudah mah suaminya tajir dan pengusaha, lah jelas sih kan ceweknya juga Sarjana, tuh Nad masa kamu kalah." ujar Bu Een

"Oh laki-laki yang tadi temen bapak saya Ibu-Ibu, maaf sekali perihal saya belum nikah itu urusan saya bukan urusan Ibu-Ibu, lagian kalau saya menolak tentu ada alasan jelas. Yang terpenting saya tidak merugikan siapapun". ucapku lembut

"Bu Ani, saya beli sayur ini, tolong total yaa"ucapku pada penjual sayur

"Totalnya Rp 55.000,- mbak Nadia." ucap Ibu penjual sayur

"Oh ini uangnya pas yaa, makasih Bu, Ibu-Ibu saya duluan yaa, jangan lupa pada cepet pulang kasihan kan anak-anak kalian kelaparan dan kasian juga kalau kumpul kalian menambah dosa." ujarku santai

Lalu aku pergi meninggalkan mereka dengan tidak terpancing emosi sama sekali, kalian tahu sudah sejak usiaku menginjak 24 tahun, orang-orang menjadikanku bahan gossip, ditambah lagi karena bapakku bangkrut, jadi mereka tambah mengucilkan kami. Disini memang perempuan terbiasa menikah muda, jadi orang seperti ku pasti akan jadi bahan pembicaraan secara terang-terangan, aku dianggap terlalu memilihlah, dianggap matre bahkan dianggap bakal jadi perawan tua selamanya. Duh pusing nya hidup disini. Tapi biarlah Tuhan yang tahu dan yang membalas.

Aku sampai dirumah, lalu masak, mencuci piring, menyapu halaman dan pekerjaan lain yang belum aku kerjakan pagi ini. Karena kedatangan tamu tak diundang itu.

Setelah selesai merapikan rumah, aku pamit pada sahabat-sahabat dekatku, pasalnya besok pagi sekali aku langsung berangkat ke Bandung menggunakan travel.

Malam hari...

Setelah selesai kerumah Lisa, Anggun dan Farah aku merasa capek dan istirahat, sebelum nya aku memeriksa kamar adik-adikku, ternyata mereka sudah tidur.

Dari depan pintu

"Dek, Kakak akan berjuang untuk kebahagiaan kalian dan orang tua kita." ucapku lirih

Pagi hari....

Sinar mentari belum terlihat, masih terdengar suara ayam berkokok, lalu aku mandi, sholat dan sarapan dengan roti yang ku beli diwarung kemarin. Aku bergegas mengambil barang-barang yang akan ku bawa.

Lalu aku membuatkan bubur kacang hijau untuk keluargaku sebelum aku berangkat.

Aku kekamar Ibu

"Bu, bangun, aku pamit yaa, maafin aku kalau banyak salah." ucapku ditelinga Ibu

"Emmm, kamu ih masih pagi juga, yasudah sana berangkat, hati-hati dan jangan lupa bawa uang yang banyak dan suami yang tajir." kata Ibu

"Iyaa Bu." ucapku

Aku pun berpamitan pada Bapak yang sedang dihalaman bersama Adik-adikku, mereka sedang olahraga.

"Pak, Dina dan Dini, aku berangkat dulu yaa, maaf kalau banyak salah sama kalian, aku janji bakal memberikan yang terbaik untuk kalian".

"Mbak, jaga diri Mbak baik-baik." ucap Dini

"Iya Mbak, sering telepon, WhatsApp dan pulang sesering mungkin kalau Mbak bisa." ujar Dina

"Anakku, sini, maaf yaa selama ini Bapak dan Ibu kasar sama kamu, mudah-mudahan rejekimu dilancarkan, kamu jaga kesehatan dan hati-hati, maafin Bapak karena sudah menyusahkan mu." ujar Bapak

"Em..nggak Pak, Nadia gak apa-apa, justru Nadia minta maaf udah jadi beban kalian selama ini, karena Nadia jugalah Bapak jadi malu, karena aku sering dianggap telat menikah dan perawan tua, yaudah aku pamit yaa sudah siang soalnya." ucapku

"Iyaa hati-hati Mbak" ucap Adik-adikku

Aku langsung mencium tangan Bapak dan mencium pipi Dina dan Dini.

Lalu aku naik ojeg ke tempat Travel.

Selang 30 menit aku sampai di tempat Travel.

Lalu aku naik dan tertidur hingga tiba di kota yang aku impikan.

Yaitu Bandung, kota yang akan membawa harapan baru untukku. Kota yang akan membawa cerita baru.

Aku pun segera mencari alamat Mimin untuk bertemu dan bertanya perihal lowongan pekerjaan.

Selama 20 menit aku mencari alamat nya dengan naik ojek, akhirnya sampai juga di perumahan Mawar.

"Bang, makasih yaa ini uangnya kembali nya ambil saja." ucapku pada tukang ojek

"Eh iya Neng, nuhun yaa Neng." ucapnya

Lalu aku mencari nomer rumahnya, hingga aku akhirnya menemukan nomer rumahnya yaitu blok A nomer 4, betapa terkejutnya aku melihat rumah Mimin yang besar dan berlantai 2.

Lalu ku pencet belnya.

Ting tong

Ting tong

Cekrek pintu terbuka.

"Maaf Mbak cari siapa yaa ?." ujar perempuan separuh baya

"Saya cari temen saya namanya Mimin Sumiyati." ucapku

"Ih Mbak temennya Nyonya, iyaa Nyonya udah pesen, Non masuk aja, Nyonya lagi dikamar." ucapnya

"Iyaa makasih Bu." ucapku ramah sambil mengikuti asisten rumah tangga Mimin

Terkejut dan tak menyangka betapa bahagianya Mimin sekarang.

Tiba-tiba perempuan cantik dengan dress ungu selutut turun dari tangga.

"Siapa Bi?." ucapnya

Terpopuler

Comments

Desi Ummu Ihsan

Desi Ummu Ihsan

Hmm....aku dulu juga nikah sudah usia 28 tahun malah Nad, bahkan sudah dilangkahi oleh saudariku karena dia nikah duluan sebab sudah ketemu jodohnya.
Alhamdulillah tidak ada ibu2 rempong yang menghujat dan mengatai perawan tua....lagian jodoh, rezeki, maut itu di tangan Allah buat apa mikirin omongan orang. Semangat Nadia semoga kamu dapat jodoh terbaik

2021-07-01

0

Atin

Atin

ko ibunya parah

2020-06-17

4

Rahasia hati

Rahasia hati

Sambil nungguin up, baca ulang hihi

2020-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh , Karakter dan Jalan Cerita
2 Perjodohan Yang Gagal
3 Mencari Informasi Pekerjaan
4 Bandung, Aku Datang
5 Bertemu Sahabat
6 Tampannya Dia
7 Apakah itu First Kiss?
8 Hanya Mimpi !
9 Bertemu Laki-laki Menyebalkan
10 Boomerang Untuk Trio Kwek-kwek
11 Nadia Bernyanyi ?
12 Menemui Satrio
13 Tawaran dari Satrio
14 Nathan Marah ?
15 Membuat Sarapan untuk Nathan
16 Bubur Ayam Cinta ala Nadia
17 Cerita bersama Pak Boss
18 Terkunci di Gudang bersama Satrio ?
19 Ketakutan Satrio
20 Antara Aku, Pak Nathan dan Pak Satrio
21 Makan Siang dengan Satrio
22 Kejadian lucu dan Haru di Warung Nasi Padang
23 Rencana yang Gagal
24 Ungkapan Cinta ala Satrio
25 Diwawancarai Pak Nathan
26 Bertemu Penjahat
27 Membawa Satrio ke Rumah Sakit
28 Disuruh Nikah ?
29 Melisa yang Tak tahu Malu
30 Kenangan Satrio dan Melisa
31 Satrio Satrio !
32 Ke Salon, Ngapain?
33 Kecantikan yang disembunyikan Nadia
34 Curhat dengan Bi Nini
35 Suap-suapan ?
36 Satrio si Tukang Modus !
37 Berdua Denganmu
38 Tamu tak Diundang
39 Nadia vs Melisa
40 Misteri Kematian Bi Nini
41 Duka Mendalam
42 Mungkin kah Aku Jatuh Cinta pada Satrio?
43 Lagu Untukmu Mas
44 Arti Cinta Baginya !
45 Hadiah dari Calon Suami ?
46 Bisik-bisik Tetangga
47 Titik Terang di Masa Lalu
48 Air Terjun Cinta
49 Pernyataan Yang Mengejutkan
50 Bincang-bincang Sore
51 Kebimbangan Hati
52 Apakah Dia Marah ?
53 Terbongkar nya Kasus dan Nadia Diculik !
54 Jangan Dibutakan Cinta
55 Dia Berkorban Berkali-kali
56 Surat Perpisahan Untuk Nadia
57 Kemana Kamu Mas ?
58 Balasan Surat Untukmu
59 Hari Yang Cerah , Tidak Secerah Hatiku
60 Membuka Lembaran Baru
61 Nathan PDKT ?
62 Ibu ke Bandung ?
63 Taruhan ?
64 Nadia Menyerah
65 Bertemu Kamu Sekali Lagi
66 Sebelum Lamaran
67 Apa Yang Terjadi ?
68 Hari Tersedih Nadia
69 Janji Nadia Pada Bapak
70 Perpisahan dengan Nathan
71 Akhirnya Aku Menemukan Satrio
72 Rencana Om Heru
73 Membahas Masa Depan
74 Dilamarmu
75 Sebuah Takdir dariNya
76 Selamat Datang Satrio
77 Penculikan di Hari Pernikahan
78 Akhirnya ?
79 Ada-Ada Saja !
80 Kalimat Terbaik
81 Menyenangkan Suami
82 Liburan ke Bali
83 Liburan Romantis (Part 1)
84 Liburan Romantis (Part 2)
85 Liburan Romantis (Part 3)
86 Hadirnya Orang Ketiga
87 Pertengkaran Hebat
88 Cemburu !
89 Baikkan ?
90 Persaingan Dimulai !
91 Ada Apa dengan Salsa ?
92 Bahagia
93 Cast
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pengenalan Tokoh , Karakter dan Jalan Cerita
2
Perjodohan Yang Gagal
3
Mencari Informasi Pekerjaan
4
Bandung, Aku Datang
5
Bertemu Sahabat
6
Tampannya Dia
7
Apakah itu First Kiss?
8
Hanya Mimpi !
9
Bertemu Laki-laki Menyebalkan
10
Boomerang Untuk Trio Kwek-kwek
11
Nadia Bernyanyi ?
12
Menemui Satrio
13
Tawaran dari Satrio
14
Nathan Marah ?
15
Membuat Sarapan untuk Nathan
16
Bubur Ayam Cinta ala Nadia
17
Cerita bersama Pak Boss
18
Terkunci di Gudang bersama Satrio ?
19
Ketakutan Satrio
20
Antara Aku, Pak Nathan dan Pak Satrio
21
Makan Siang dengan Satrio
22
Kejadian lucu dan Haru di Warung Nasi Padang
23
Rencana yang Gagal
24
Ungkapan Cinta ala Satrio
25
Diwawancarai Pak Nathan
26
Bertemu Penjahat
27
Membawa Satrio ke Rumah Sakit
28
Disuruh Nikah ?
29
Melisa yang Tak tahu Malu
30
Kenangan Satrio dan Melisa
31
Satrio Satrio !
32
Ke Salon, Ngapain?
33
Kecantikan yang disembunyikan Nadia
34
Curhat dengan Bi Nini
35
Suap-suapan ?
36
Satrio si Tukang Modus !
37
Berdua Denganmu
38
Tamu tak Diundang
39
Nadia vs Melisa
40
Misteri Kematian Bi Nini
41
Duka Mendalam
42
Mungkin kah Aku Jatuh Cinta pada Satrio?
43
Lagu Untukmu Mas
44
Arti Cinta Baginya !
45
Hadiah dari Calon Suami ?
46
Bisik-bisik Tetangga
47
Titik Terang di Masa Lalu
48
Air Terjun Cinta
49
Pernyataan Yang Mengejutkan
50
Bincang-bincang Sore
51
Kebimbangan Hati
52
Apakah Dia Marah ?
53
Terbongkar nya Kasus dan Nadia Diculik !
54
Jangan Dibutakan Cinta
55
Dia Berkorban Berkali-kali
56
Surat Perpisahan Untuk Nadia
57
Kemana Kamu Mas ?
58
Balasan Surat Untukmu
59
Hari Yang Cerah , Tidak Secerah Hatiku
60
Membuka Lembaran Baru
61
Nathan PDKT ?
62
Ibu ke Bandung ?
63
Taruhan ?
64
Nadia Menyerah
65
Bertemu Kamu Sekali Lagi
66
Sebelum Lamaran
67
Apa Yang Terjadi ?
68
Hari Tersedih Nadia
69
Janji Nadia Pada Bapak
70
Perpisahan dengan Nathan
71
Akhirnya Aku Menemukan Satrio
72
Rencana Om Heru
73
Membahas Masa Depan
74
Dilamarmu
75
Sebuah Takdir dariNya
76
Selamat Datang Satrio
77
Penculikan di Hari Pernikahan
78
Akhirnya ?
79
Ada-Ada Saja !
80
Kalimat Terbaik
81
Menyenangkan Suami
82
Liburan ke Bali
83
Liburan Romantis (Part 1)
84
Liburan Romantis (Part 2)
85
Liburan Romantis (Part 3)
86
Hadirnya Orang Ketiga
87
Pertengkaran Hebat
88
Cemburu !
89
Baikkan ?
90
Persaingan Dimulai !
91
Ada Apa dengan Salsa ?
92
Bahagia
93
Cast

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!