All In My Head
Author POV
Gadis cantik itu masih sibuk merapikan beberapa kertas yang masih berhamburan di atas tempat tidurnya.
Lembur.
Yah, dia terjaga semalaman karena sibuk mengerjakan tugas kuliahnya.
"Hah, berdarah lagi?"
Ia memegang hidungnya yang sedang mimisan.
"Ahhh, pasti karena aku sering bergadang beberapa hari ini."
Ia segera mencari obat dan meminumnya.
Setelah meminum obat, ia segera bersiap-siap menuju kampusnya.
Adelaide Rosseau.
Ia mendapat beasiswa untuk kuliah di Inggris. Sedangkan ia sendiri merupakan keturunan Prancis. Kedua orang tuanya tinggal di Strasbourg, Perancis.
Ia tergesa-gesa menuju kampusnya yang letaknya tidak terlalu jauh dari apartemennya.
Bughh...
Ia jatuh tersungkur di pinggir trotoar. Kertas yang sedari tadi di peluknya, kini berhamburan kemana-mana. Ia meringis kesakitan sambil memegang lututnya yang terluka.
"Ahh, kertas puisiku."
Mau tidak mau, ia harus merelakan kertas yang berisi puisi miliknya lenyap begitu saja di sebuah genangan air yang tidak jauh dari tempat ia terjatuh.
"Ahh, aku begitu ceroboh."
Ia segera bangkit dan membereskan beberapa kertas yang tidak ikut masuk ke genangan air itu.
"Sepertinya aku tadi menabrak seseorang?"
Ia terlihat bodoh karena mencari seseorang di sekitarnya yang entah kemana hilang begitu saja. Padahal ia ingin sekali meminta maaf.
Ia kembali melihat jam tangannya.
"Astaga, kenapa aku masih diam disini." Ia merutuki dirinya sendiri.
Ia berlari secepat mungkin karena 5 menit lagi kelas akan dimulai.
Adel POV
Aku segera masuk ke dalam ruangan, untung saja masih ada satu menit untuk istirahat sejenak sebelum kelas di mulai.
"Hey, miss France. Tumben kau telat?"
Aku mengambil nafas dalam-dalam, sebelum aku menjawab pertanyaannya.
"Biasa," jawabku santai.
"Aku tahu kau sering begadang, tapi tidak biasanya kau setelat ini?"
Aku memejamkan mataku sebentar, dan mengatur nafasku sebelum menjawab pertanyaan Cathrine.
"Aku tidak sengaja menabrak seseorang tadi."
"Wah, apa dia seorang pria? Kalau seorang pria, aku harap dia bisa menjadi pacarmu kelak, atau mungkin jadi pasangan hidupnya." Ia tertawa kecil, sedangkan aku masih mengatur nafasku yang masih terengah-engah.
"Yah, it just you're imajination," ucapku sewot sambil memutar bola mataku.
Seketika semua duduk rapi ketika Mr. Bardon masuk ke dalam ruangan.
"Morning." Sapanya dengan ramah.
"Morning." Jawab kami semua serempak.
"Baiklah kita mulai saja. Catherine, aku ingin lihat tugas puisimu."
Cathrine maju ke depan, dan menaruh kertas yang berisi puisi karangannya, di atas meja Mr. Bardon.
"Aku sangat suka rangkaian katamu. Seperti biasa, kau selalu mendapat nilai tinggi dalam membuat puisi."
Catherine tersenyum mendengar pujian yang di lontarkan Mr. Bardon padanya. Ia pun kembali ke tempat duduknya yang berada di sampingku. Aku melemparkan senyum terbaikku padanya.
"Nice," ucapku sambil mengacungkan jempolku padanya.
'Tunggu dulu'
Kenapa aku harus tenang-tenang saja. Bukankah kertas puisi ku sudah lenyap di genangan air tadi. Aku berdoa agar Mr. Bardon tidak memeriksa kertas puisiku.
"Miss France. Aku ingin lihat puisi karanganmu. Biasanya kau sangat pandai sekali membuat sebuah puisi."
Aku langsung membulatkan mataku dan mematung di tempat dudukku.
Aku melihat sekelilingku, dan semua mata tertuju padaku.
'Oh God, kenapa aku sial sekali hari ini.'
"I'm Sorry Mr. Bardon. Kertasku tadi terjatuh di genangan air."
"Kalau kau tidak ingin kertasmu jatuh, maka jangan menjatuhkannya," ucapnya menyindirku dan diikuti tawa anak-anak yang lain.
Aku hanya membuang nafas kesal. Kesal karena diriku yang begitu ceroboh. Bahkan aku pun belum menghapalnya. Aku rasa, kali ini aku benar-berantakan.
Setelah kelas Mr. Bardon selesai, aku memutuskan untuk ke perpustakaan. Padahal tadi Catherine mengajakku ke kantin.
Aku masuk ke dalam perpustakaan dan segera menuju ke rak buku yang tersusun sangat rapi. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Penjaga perpustakaan ternyata tidak ada, bahkan satu orang pun tidak ada di sini.
Aku masih sibuk mencari beberapa buku lagi. Tapi, ketika aku melangkah ke rak buku selanjutnya, suara langkah kaki seseorang tertangkap oleh telingaku. Aku melihat sekitarku, tapi tidak ada satu orang pun.
Jujur saja, aku sangat takut sekali dengan yang namanya pembunuh berdarah dingin. Dengan segera, aku menghapuskan fikiran negatif itu dari kepalaku.
'Mungkin itu penjaga perpustakaan,' batinku.
Entah kenapa suara itu terus menggangguku. Kini terdengar seperti desahan dari seseorang.
Aku mendekat ke arah suara itu berasal.
Ketika aku sudah mendapati pemilik suara itu, spontan aku langsung menutup mata ku dan menahan suaraku untuk tidak berteriak. Lalu aku membuka mataku perlahan.
Sepertinya sepasang kekasih ini sadar atas keberadaanku. Mereka berdua pun menoleh ke arahku.
Mata pria itu.....
Manik matanya yang begitu indah, membuatku seolah terhipnotis.
"Hey! Apa yang kau lihat? Pergi sana! Kau sudah merusak acara kami ini."
Teriak perempuan itu yang berpakaian tidak rapi lagi, dengan keadaan kancing bajunya yang sudah terbuka dan menampilkan bra nya.
Aku baru tahu kalau mahasiswi disini bisa senekat itu, melakukan hal tadi di area kampus.
Sedangkan lelaki itu, hanya menyeringai sambil menatapku. Aku merasa takut ketika melihat manik matanya itu. Aku langsung mengembalikan buku yang tadinya ingin sekali kubaca, ke rak tempatnya semula.
Dengan langkah secepat kilat, aku berlari keluar perpustakaan.
Sebelum aku menutup pintu, aku memutar tulisan open menjadi close.
Aku berharap, mahasiswa lain tidak melihat kejadian menjijikan tadi.
Kalau dibilang polos, yah aku memang polos. Jadi aku tidak terbiasa melihat hal-hal seperti itu.
'Tunggu'
Apa ini mimpi? Kenapa jantungku berdebar-debar.
Apa mungkin dia benar-benar menghipnotisku?
Atau dia adalah jelmaan vampire yang sedang berkeliaran di kalangan masyarakan umum, seperti pada cerita dongeng.
Yang memiliki tampang rupawan, berkulit putih pucat, bahkan mudah menghipnotis banyak wanita.
Aku mengingat kembali manik mata yang menatapku tadi dengan senyuman yang aku yakin, gadis-gadis lain juga akan terpukau olehnya.
Ahh, lebih baik aku membuang fikiran negatif itu, dan pulang ke apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Imey
keren critanya Thor...
2020-07-28
1
Pramita
keren thor lanjut
mampir
2020-04-22
1