Rasa gugup mendera hati Tania. Ia sangat takut untuk berjumpa dengan mama Dion. Merasakan kegugupan Tania Dion menggenggam tangan Tania dan tersenyum hangat.
"Tenanglah,,, ada aku di sini. Kamu jangan takut"
"Iya Di"
"Aku janji akan lindungi kamu kalau mama marah sama kamu nanti"
"Aku akan tetap mempertahankan dirimu apapun yang terjadi" Dion menggenggam erat tangan Tania.
Tania tersenyum tipis menanggapi ucapan Dion.
"Ayo kita masuk" ucap Dion. Tania mengangguk kan kepala nya.
"Mama!! " panggil Dion.
"Mama!! pacar Dion udah datang" teriak Dion.
Tak lama bunyi telapak kaki yang menghampiri mereka. Semakin dekat bunyi telapak kaki itu semakin cepat juga jantung Tania berdetak.
Tania menjadi semakin takut hingga tubuhnya gemetar. Ia mengedip ngedip matanya. Ia sangat sangat takut.
"Tan.. tenanglah" bisik Dion.
"Kamu sudah sampai sayang" ujar mama Ami mama Dion.
"Iya ma.. Dion membawa pacar Dion, namanya Tania" tunjuk Dion pada Tania yang berada di sebelah nya.
"Ya ampun.. kamu cantik sekali" sapa mama Ami.
Tania menyalami tangan mama Ami.
Mama Ami memeluk Tania dan cipika-cipiki. Dion dan Tania bernafas lega. Setidaknya mama Dion menyambut kedatangan Tania dengan baik.
"Ayo sayang.. kita makan malam bersama, mama sudah mempersiapkan segalanya" ajak mama Ami menarik tangan Tania dengan pelan sembari tersenyum hangat.
"Iya Tante" balas Tania.
Mereka akhirnya duduk di meja makan dan menyantap makanan yang telah di hidangkan.
Tak ada percakapan yang terjadi, sebab mama Ami kurang suka jika sedang makan berbicara.
Menurut nya lebih baik jika tengah makan maka makan terlebih dahulu. Jika ingin berbicara maka setelah nya.
"Tania satu kelas dengan Dion?" tanya mam Ami yang sedang duduk di ruang tengah dengan Tania.
Sedangkan Dion sedang di kamarnya mengambil jaket.
"Iya tante" jawab Tania mengangguk.
"Sudah berapa lama kalian berhubungan?" tanya kembali mama Ami.
"Sudah hampir 2 tahunan" jawab Tania dengan takut.
"Sudah taulah ya sifat masing-masing" mama Ami berusaha akrab dengan Tania.
"Iya tante, begitulah"
"Tante senang kok asalkan anak tante juga senang. Sebentar lagi kalian akan menyelesaikan sekolah SMA jadi kalian akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan" balas mama Ami dengan senyuman. Tania mengangguk dan membalas senyumannya mama Ami.
"Ayah kamu kerja apa?" mama Ami mulai mencocokan bibit, bobot Tania dengan Dion anaknya.
"Ayah saya membuka sebuah toko kelontong tan" jawab Tania gugup.
Tania sangat takut jika mama Ami tidak akan menerima dirinya ketika mengetahui keadaan keluarganya.
"Oh" raut wajah mama Ami berubah datar tapi masih dengan senyum terpaksa nya.
"Kalau ibu kamu?" lanjut mama Ami.
"Ibu saya hanya ibu rumah tangga" jawab Tania meremas ujung bajunya.
"Kamu tinggal bertiga saja?" selidik mama Ami.
"Tidak tan, saya memiliki adik laki-laki berusia 10 tahun" balas Tania.
"Owh"
"Aku kira di sejajar dengan keluarga ku, ternyata aku salah. Sekarang biarkan saja mereka seperti itu, akan ada masanya mereka harus berpisah. Tidak bisa terbayangkan bagaimana jika mereka sampai ke pernikahan, yang ada aku jadi malu dengan teman teman arisan" batin mama Ami sembari menatap tak suka pada Tania yang menunduk.
"Apa lagi anggota keluarga ada tiga, aku tidak mau Dion yang akan menanggung semua kebutuhan hidup gadis ini dan keluarga nya" lanjutnya.
"Dia memang cantik tapi aku tetap tidak bisa menerima nya. Ini tidak boleh dilanjutkan" batin mama Ami.
"Aku akan kembali melanjutkan rencana perjodohan Dion yang dulu" tekad mama Ami.
Mama Ami terdiam cukup lama. Tidak ada percakapan yang terjadi lagi hingga suara telapak kaki seseorang menghampiri mereka.
Dion menghampiri Tania membawa jaketnya. Ia mengenakan jaket itu pada Tania di depan mamanya. Dion melakukan semua itu karena cuaca malam ini sangat dingin. Ia takut Tania akan kedinginan, apalagi dia tau kalau Tania tidak tahan dengan cuaca dingin.
Tania tersentak merasa tidak enak pada mama Ami saat Dion mengenakan jaket pada tubuhnya.
Mama Ami tersenyum tipis melihat kehangatan Dion pada Tania. Sedangkan Dion mengembangkan senyumannya.
"Mama.. aku antar Tania dulu ya, ini sudah malam tidak enak dengan orang tua nya nanti" pamit Dion pada mama Ami.
"Iya sayang, hati hati ya" balas mama Ami.
Dion menyalami tangan mama Ami, ketika Tania hendak menyalami tangan mama Ami, mama Dion sedikit menarik tangan nya.
Tania tersentak. "Sepertinya mama Dion mulai tidak menyukai diriku setelah dia tau kebenaran tentang keadaan keluargaku" batin Tania.
"Kami permisi tante" ujar Tania. Mama Ami mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun.
Dion mengiring Tania menuju mobilnya. Membuka pintu mobil untuk Tania.
"Bagaimana tadi? apa yang kamu bicarakan dengan mamaku?" tanya Dion.
"Em.. tidak ada. kami hanya berbasa-basi" jawab Tania tersenyum tipis.
Dion merasakan ada getaran aneh pada suara Tania. ia merasa sepertinya Tania cemas dan kecewa.
"Hei... apa yang terjadi? apa mamaku menyakiti dirimu?" tanya Dion khawatir.
"Tidak.." jawab Tania cepat.
"Terus kenapa aku merasa kamu sedang memikirkan sesuatu atau kamu kurang senang dengan mamaku?" tanya Dion.
"Tidak.. aku senang kok, mama kamu menerima aku dengan hangat. Aku hanya sedang memikirkan tentang masa depan kita setelah tamat SMA tahun ini. Aku hanya memikirkan apakah aku dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana" jawab Tania.
"Kamu tenang saja. Masalah biaya aku sudah memberi tau papa. Nanti uang kuliah mu akan di tanggung oleh papaku dan kamu akan kuliah sekampus denganku"
Tania membelalak matanya. "Jangan Di... kenapa kamu melakukan semua itu?"
"Ya.. karena aku ingi kita tetap bersama" jawab Dion. Tania diam tak bersuara.
"Kenapa?? kamu tidak ingin kita kuliah di kampus yang sama? kamu sudah bosan dengan ku yang selalu berada di sekitar mu?" tanya Dion sedih.
"Eh.. tidak.. bukan seperti itu. Aku hanya tidak bisa menerima semua itu Di. Sebaiknya kamu bicarakan pada papa kamu untuk membatalkan semuanya" jawab Tania.
"Tapi.."
"Ku mohon.. biarkan aku membiayai kebutuhan pendidikan ku kelak, aku akan bekerja dulu selama satu tahun setelah itu akan melanjutkan kuliah ku" ujar Tania memohon.
"Tapi nanti kita tidak akan sering bertemu" balas Dion mengiba.
"Kami tenang saja aku akan mencari pekerjaan yang berada di sekitar kampus kamu. Nanti kita akan melihat satu sama lain saat jam istirahat dan kita juga bisa berkencan saat aku libur kerja" ucap Tania.
"Hmm... baiklah.. aku akan mengabulkan permintaan mu. Padahal aku sangat ingin kita kuliah di tahun dan kampus yang sama" balas Dion.
"Hmm.. Didi ku sangat manis" balas Tania mencubit gemas pipi Dion.
Seketika Dion mengembangkan senyumannya dengan sempurna. Ia menggenggam tangan Tania.
Dion melajukan mobilnya menuju rumah Tania.
...****************...
...Hai guys.. author menyapa dengan cerita Dion dan Tania. Ikuti terus ya 😘...
Jangan lupa juga untuk mampir di cerita author menemukan Ibu.
Jangan lupa
Like
Komentar
and Vote 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments