Dua puluh empat bulan sudah Dion sudah menjadi mahasiswa. Hubungan cinta Dion dan Tania berjalan dengan baik baik saja.
"Saya ingin bertemu dengan Tania" ujar wanita itu pada pelayan di kafe itu.
"Sebentar buk"
Tania menghampiri wanita yang ingin menemui dirinya.
"Tante.." panggil Tania.
"Hmm" jawab wanita itu.
"Tante apa kabar?" tanya Tania ramah.
"Kamu jangan sok akrab dengan saya, saya ke sini ada sesuatu yang ingin di bicarakan dengan kamu secara serius" ujar mama Ami.
Tania tersentak mendengar penuturan pedas mama Ami.
Tania mulai gelisah dengan apa yang akan di katakan oleh mama Ami. Ia takut akan mendengar ucapan yang selama ini di takuti oleh dirinya.
"Bisa kita bicara di tempat lain, aku tidak kita bicara di sini" ujar mama Ami.
Tania mengangguk patuh.
Mama Ami membawa Tania ke taman dekat kafe tempat Tania bekerja untuk berbicara tentang apa yang ingin di katakan nya.
"Aku hanya minta kamu untuk segera memutuskan hubungan dengan anak saya Dion" ujar mama Ami.
Duar!!!!
Sesuatu yang tak diinginkan oleh Tania terucapkan juga.
Tania diam tak menjawab.
"Kenapa kamu diam?" tanya mama Ami.
"Maaf kan saya Tante, saya ingin tau kenapa Tante menyuruh saya memutuskan hubungan dengan anak Tante" tanya Tania berani.
"Hahaha..." tawa mama Ami.
"Bisa bisa nya kamu meminta alasan kepada saya, asal kamu tau ya, kamu dari segi mana pun tidak serasi, sejajar, dan selevel dengan anak saya" ucap mama Ami dengan nada mencebik.
"Saya tidak serasi dengan Dion atau saya tidak serasi dengan anda?" tanya Tania menantang.
"Kamu.." geram mama Ami.
"Kamu itu tidak cocok dengan putra saya meskipun kamu cantik, saya akui itu. Tapi tetap saja tidak cocok dengan anak saya" bantah mama Ami.
"Tante tidak setuju dengan saya karena saya berasal dari keluarga yang serba kekurangan, karena ayah saya bukan orang kaya" ucap Tania.
"Ha.. kamu cukup tau diri juga ya, baguslah. Aku suka dengan kepekaan dirimu terhadap apa yang aku inginkan"
"Kamu harus meninggalkan anak saya, akan memberikan kompensasi yang besar untukmu jika kamu meninggalkan anak saya"
"Saya tidak butuh uang anda, saya tulus mencintai anak anda" tolak Tania.
"Kamu jangan berkilah, kamu pikir saya tidak tau kalau kamu mendekati anak saya karena anak saya itu kaya dan nanti jika kamu bisa menjadi menantu saya kamu akan mengikis habis harta anak saya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga jelata kamu itu"
sentak mama Ami dengan hina an nya.
"Tolong ya Tante, dari tadi saya cukup bersabar dengan tuduhan Tante. Tapi saya tidak terima jika tante mengaitkan dengan keluarga saya" ucap Tania meninggi.
"Tapi memang keluarga kamu itu tidak tau diri, sudah tau kalau Dion itu anak keluarga Zain, mereka tidak mencegah kamu untuk berhenti mendekati anak saya" balas mama Ami tak kalah emosi.
"Pokoknya saya tidak mau tau, kamu harus meninggalkan anak saya dalam waktu dekat. Sudah cukup saya bersabar selama ini membiarkan anak saya berhubungan dengan anak tak tau seperti kamu" ucap mama Ami.
"Jika kamu tidak ingin dan bersikeras untuk mempertahankan hubungan kamu dengan anak saya, maka saya akan melakukan sesuatu pada kamu dan keluarga kamu" ancam mama Ami.
"Jangan kamu kira saya hanya mengancam, kamu tidak tau bagaimana kekuatan yang di miliki keluarga Zain. Untuk membersihkan keluarga mu itu sangat mudah di lakukan" decih mama Ami.
Tania terdiam.
"Kenapa kamu diam?? mana jiwa kamu yang sedari tadi menentang ku? kenapa sekarang kamu tidak menjawab ku?? kamu takut?" tanah mama Ami dengan senyum liciknya.
"Pokoknya kamu pertimbangan untuk menjauhi anak saya. Dan perlu kamu ingat kalau saya tidak main main dengan ancaman saya" tegas mama Ami.
Mama Ami memasang kembali kaca mata hitam nya dan melenggang pergi meninggalkan Tania yang sedari tadi terdiam.
Menghela nafas berat, Tania kembali memikirkan ucapan mama Ami padanya.
"Aku harus bagaimana? sesuatu yang aku takutkan sudah terjadi, aku sangat mencintai Dion aku tidak ingin meninggalkan dirinya apa pun yang terjadi. Tapi bagaimana jik ancaman yang di layang oleh Tante Ami benar benar terjadi." ucap Tania.
Sebulan sudah Tania dan mama Ami tidak bertemu kembali setelah ancaman yang di katakan mama Ami.
Tania dan Dion masih berhubungan dengan baik. Selama sebulan ini baik baik saja, pikir Tania mungkin kemarin itu Tante Amin hanya mengancam nya. Buktinya selama sebulan ini ia dan keluarganya baik baik saja.
Tut...
Tut...
Tut...
Ponsel Tania berbunyi dan menandakan ada seseorang yang menghubungi nomor nya itu.
Di sana tertera nama sang ibu. Tania segera mengangkat telpon itu.
"Halo Bu"
"Tan... kerumah sakit sekarang ya" ucap ibu terbata.
"Apa yang terjadi Bu?, siapa yang sakit?" tanya Tania panik.
"Nanti ibu cerita kan, sekarang kamu ke sini dulu" ujar ibu terdengar pilu.
"Baik Bu, Tania akan kesana"
Tania bergegas pergi ke rumah sakit untuk menemui ibunya. Sepanjang jalan Tania di penuhi dengan ketakutan. Ia mulai berpikiran dengan ancaman yang di layangkan oleh mama Ami.
Tania mengaitkan kejadian ini dengan mama Ami. "Kamu jangan pikir begitu Tania, kan belum tau apa yang terjadi" gumam Tania sendiri.
Tania berlarian ke dalam rumah sakit dan menuju ruangan yang di beritahu oleh ibunya.
"Ibu..." panggil Tania.
"Tania.." balas ibu dengan nada pilu.
"Siapa yang di dalam ibu?" ayah?" tanya Tania.
"Iya sayang" jawab ibu dengan linangan air matanya.
"Ayah kenapa Bu?"
"Ayah kamu di tusuk oleh orang yang tak di kenal Tan" jawab ibu pilu.
Deg.....
"Apa?" ucap Tania dengan air matanya.
"Bagaimana keadaan sekarang Bu?"
"Dokternya masih di dalam memeriksa ayah mu" ujar ibu. Tania memeluk tubuh ibu nya guna menenangkan ibunya.
"Apa benar ini ada hubungannya dengan tante Ami?" tanya Tania dalam hati.
Tania masih menenangkan ibunya yang masih menangis. Tak lama terbuka lah ruang operasi itu.
"Bagaimana keadaan ayah saya" tanya Tania cepat.
"Keadaan beliau baik baik saja, untungnya tusukan tidak mengenai bagian vitalnya dan juga di bawa ke rumah sakit dalam waktu yang cepat. Sekarang bapak masih dalam keadaan belum sadar karena pengaruh obat, sebentar lagi akan di pindahkan ke ruangan" ucap dokter.
"Syukur lah.. baik dok, terimakasih banyak" ucap Tania. Dokter itu mengangguk kepalanya.
Tak lama Ayah Tania keluar dan di bawa ke ruangan inap. Tania dan ibunya mengikuti dari belakang.
Ting!!
Tania mendapatkan pesan dari nomor tak di kenal.
"Aku sudah mengatakan kepadamu, tapi kamu masih saja keras kepala. Ini adalah akibat karena kamu sudah kurang ajar dan tidak mengindahkan peringatan saya. Ini hanya peringatan kecil yang saya berikan, jika kamu masih tidak mau mendengarkan ucapan saya maka saya pastikan sesuatu akan terjadi lebih dari ini"
Tania merasakan seketika sesak di dalam dadanya, ia mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak menyangka bahwa tante Ami akan sekejam ini padanya.
...****************...
... Terimakasih banyak atas dukungannya untuk kisah ini 😊...
...Jangan lupa membaca cerita author Menemukan Ibu....
Jangan Lupa
Like
Komentar
and Vote 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments