Putus

"Apa maksud tante melakukan semua ini? setega itukah tante dengan keluarga ku?"

"Apa maksud mu? aku melakukan apa padamu?" kilah mama Ami.

"Tante jangan berbohong padaku, aku tau Tante yang membuat ayahku sekarang terbaring lemah di rumah sakit sekarang ini"

"Hahha.. akhirnya kamu tau juga ya. Asal kamu tau ya, aku bisa lebih kejam dari pada ini. Salah kamu sendiri siapa suruh tidak mengikuti kemauanku, salah kamu yang terlalu egois an keras kepala. Kamu lebih mementingkan perasaan senang untuk dirimu sendiri daripada keselamatan orang yang mencintaimu"

"Tapi tante, ini sudah sangat keterlaluan"

"Terserah padamu, kamu mau lapor polisi? laporkan saja memang nya kamu punya bukti?"

Tania terdiam. Mama Ami tersenyum kemenangan melihat Tania tak berkutik.

"Karena saya ini baik hati, jadi saya beri kamu Waktu untuk memikirkan kembali. Saya kasih kamu waktu hingga besok pagi jam 9. Jika kamu tidak memberitahu kepada saya keputusan nya maka kamu tau sendiri apa yang akan saya perbuat untuk kamu" ucap mama Ami dengan senyum liciknya.

"Aku sangat berharap kamu sadar diri dan menghargai orang orang di sekeliling mu" lanjutnya dan berlalu meninggalkan Tania yang masih terdiam di cafe itu.

Tania tertunduk lesu. Ia merasakan perasaan bersalah yang semakin besar. Ia sangat takut orang orang yang di cintai nya akan terluka.

Tania kembali ke rumah sakit dengan tatapan kosong, pikirannya sendiri sangat kacau. ia tidak ingin meninggalkan Dion tapi ia juga sangat tidak ingin ayahnya merenggang nyawa hanya karena dirinya.

Tania sampai di depan pintu ruangan ayahnya. Tania melihat ke dalam, nampak ayahnya telah sadar, ibunya menemani dan adik kecilnya.

Tania meneteskan air matanya. Ia sangat tidak ingin kebahagiaan adik kecilnya terenggut kembali. Tania sangat tidak ingin adik kecilnya kehilangan sosok ayahnya.

Tania mengumpulkan niatnya untuk masuk, ia menyeka air matanya lalu mencoba untuk tersenyum. Seolah ia tidak tau siapa yang membuat ayahnya jadi begini.

Tania menghembuskan nafasnya agar nafasnya kembali teratur. Tania membuka handle pintu.

Kret.....

Semua orang didalam ruangan melihat ke arah pintu saat Tania datang.

"Tania sayang.. kesini" ucap ayahnya dengan lemah yang melihat Tania mematung di pintu.

Sedetik kemudian bulir bening Tania jatuh tanpa permisi, ia merasakan sesak di dadanya.

"Ayah..." balas Tania.

Tania mendekati ayahnya yang masih terbaring lalu memeluk tubuh sang ayah. Ayah membalas pelukan itu sembari mengelus rambut panjang anaknya.

"Ayah.. maaf kan Tania" ucap Tania terdengar pilu dan mulai terisak.

"Ini semua sebab Tania ayah, Tania minta maaf. Karena cinta Tania membuat ayah seperti ini" lanjut Tania di dalam hatinya.

Ibu Tania menjadi sangat iba melihat keadaan Tania. Ia juga ikut mengelus belakang Tania yang bergetar karena menangis.

"Sayang... ini bukan salah mu" ayah menyeka air mata Tania setelah pelukan itu terlepas.

Tania menatap ayah dengan air mata yang masih turun seluncuran di pipinya.

"Sayang.. maafkan ayah.. ayah pasti membuat mu takut ya" ucap ayah.

Tania menggeleng kepala nya. "Ayah tidak perlu meminta maaf pada Tania" ujar nya terbata bata karena masih menangis.

"Maafkan ayah sayang.. kamu pasti sangat terkejut melihat ayah seperti ini. Kamu pasti kembali mengingat kepergian ibu mu saat melahirkan adikmu" batin ayah Tania.

"Bagaimana keadaan ayah? apa masih sangat kesakitan?" tanya Tania lirih.

"Ayah tidak apa apa sayang, ayah baik baik saja. Tadi sakit sekali tapi setelah melihat putri cantik ayah, sakit nya berkurang. Ayah seperti nya sudah bisa berjalan dan berlari" canda ayah.

"Ayah... jangan seperti itu" Tania terharu melihat wajah ayahnya yang masih bisa bisa bercanda dengan nya. Tania kembali memeluk ayahnya.

"Kakak... Kevin mau ikut meluk juga" ucap adik kecil Tania dengan manjanya.

"Sini sayang, ibu juga" balas Tania.

Mereka akhirnya berpelukan bersama.

☘️☘️☘️

Keesokan paginya Tania kembali berjumpa dengan mama Ami untuk memberikan keputusan.

Tania sudah memikirkan hal itu dari semalam. Ia sudah siap dengan keputusan nya.

"Akhirnya kamu datang juga, aku sudah lama menunggu mu" ujar mama Ami yang lebih dulu sampai sebelum Tania.

Mereka kembali bertemu di kafe tempat kemarin mereka bertemu.

"Silahkan duduk" mama Ami mempersilakan Tania.

Tania diam lalu menuruti perkataan mama Ami.

"Kita pesan minum dulu ya, kamu pesanlah" ujar mama Ami.

"Tidak perlu tante" Tania menolak sopan.

"Tidak boleh seperti itu, saya tidak enak dengan kamu. Kamu pesan saja, saya tau kamu datang dari jauh dan belum makan apa pun. Kamu kan di rumah sakit merawat ayah kamu itu" cibir mama Ami.

"Pelayan..." panggil mama Ami.

"Iya nyonya" ujar pelayan itu.

"Tolong buatkan jus jeruk satu" pinta mama Ami dengan tersenyum ramah.

Pelayan tersebut mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan meja itu.

"Bagaimana? kamu sudah memutuskan? saya harap kamu mengambil keputusan yang tepat.

Bukan apa, nanti jika kamu mengambil keputusan yang salah maka yang akan menanggung nya bukan hanya kamu tapi semuanya" ucap mama Ami sembari menengguk air minum nya.

Tania menatap wajah mama Ami dengan seksama. "Baiklah tante, saya telah mengambil keputusan. Kalau saya..."

"Mama..." ucapan Tania terputus saat seseorang yang dikenali suaranya, memanggil mama Ami dengan sebutan mama.

Pria itu mendekat pada meja mama Ami dan Tania.

"Tan.. kamu juga di sini?" tanya Dion segera menduduki tubuhnya di kursi samping Tania.

Tubuh Tania menegang dan bergetar, ia sangat takut mama Ami akan memaksanya mengatakan di depan Dion.

Rencananya ia akan mengatakan kepada Dion setelah kurang lebih satu bulan memutuskan komunikasi dengan Dion.

"Eh.. iya sayang,, tadi Tania mau ngomong sesuatu sama mama, katanya penting makanya tidak aja kamu" saut mama Ami.

"Kamu mau ngomong apa sama mama Tan? kok aku gk boleh tau sih?" tanya Dion mengerutkan keningnya.

"Em.. aku.. Aku mau bilang kalau..." ucapan Tania kembali terputus saat pelayan membawa minuman untuknya.

Tak berapa lama. Mama Ami kembali bertanya pada Tania.

"Kamu mau ngomong apa sih sayang?" tanya mama Ami lembut. Dion ikut mengganguk kepalanya.

"Tante... Dion... Aku minta maaf, Aku seperti nya tidak bisa melanjutkan hubungan kita" ucap Tania dengan bergetar.

Dion membulatkan matanya, ia sangat terkejut dengan ucapan Tania. Dion mengubah tubuhnya hingga berhadapan dengan Tania.

Selama kurang lebih 4 tahun terhitung sejak mereka mulai pendekatan, mereka menjalani hubungan percintaan tidak ada yang salah.

Selama ini mereka berhubungan sangat baik tidak ada masalah yang berat sehingga tidak bisa di atasi oleh mereka berdua.

Dion tak habis pikir kenapa dengan mudahnya Tania mengucapkan kata putus padanya. Dion bergulat sendiri dengan pikirannya. Ia sangat terkejut dengan penuturan Tania.

...****************...

...Maaf baru up🙏 terima kasih atas dukungan nya untuk kisah ini....

...Jangan lupa mampir di cerita author Menemukan Ibu ya😉...

Jangan lupa untuk

Like

Komentar

and Vote 😉 beserta kupon kupon nya ya😂

supaya Author semangat untuk up cerita ini 🤭

Episodes
1 Hubungan Cinta
2 Membiarkan
3 Beda Kesibukan
4 Ancaman
5 Putus
6 Keputusan Untuk Mengakhiri
7 Ternyata
8 Luka Lama
9 Rencana
10 Tidak Sengaja
11 Rasa Itu
12 Berberes Beres
13 Masih Cemburu
14 Sengaja
15 Rencana Penolakan
16 Perlu Bantuan
17 Menawarkan Bantuan
18 Menandatangani Perjanjian
19 Kelahiran Triple Zidan
20 Rumah Sakit Malik
21 Masih di Kota A
22 Rencana
23 Dia Kekasihku
24 Mengganggu Saja
25 Mr. Sweet
26 Menemui Dion
27 Impian Keluarga Bahagia
28 Tidak Suka
29 Ingin Kembali Bersama
30 Melamar Tania
31 Mengalah
32 Pernikahan Dion dan Tania
33 Pernikahan Part 2
34 Malam Pernikahan
35 First Night
36 Pagi Pertama
37 Memilih Tinggal
38 Menganggap Musuh
39 Permulaan
40 Dion Merajuk
41 Cewek Pengganggu
42 Mr Sweet Comeback
43 Kejutan
44 Ketahuan
45 Kejahatan Mama Ami
46 Penjelasan Tania
47 Rencana Baru
48 AUTHOR KEMBALI!!
49 Pria Dimple
50 Kehamilan Tania
51 Syarat
52 Terulang kembali
53 Surat
54 Di tinggal
55 5 Tahun Kemudian
56 Semakin Dingin
57 Arshaka Zian Smith
58 Papa
59 Pertanyaan Devan
60 Saatnya Berlibur
61 Papa..?
62 Bukan Papa
63 Kecurigaan
64 Seperti Papa
65 Diterima
66 Permintaan Mama
67 Bertemu
68 Setelah 5 Tahun
69 Om Tampan
70 Hilangnya Devan
71 Menemui Dirinya
72 Bertemu
73 Kembali Bersama
74 Sekamar
75 Ketahuan
76 Mempertahankan Semuanya
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Hubungan Cinta
2
Membiarkan
3
Beda Kesibukan
4
Ancaman
5
Putus
6
Keputusan Untuk Mengakhiri
7
Ternyata
8
Luka Lama
9
Rencana
10
Tidak Sengaja
11
Rasa Itu
12
Berberes Beres
13
Masih Cemburu
14
Sengaja
15
Rencana Penolakan
16
Perlu Bantuan
17
Menawarkan Bantuan
18
Menandatangani Perjanjian
19
Kelahiran Triple Zidan
20
Rumah Sakit Malik
21
Masih di Kota A
22
Rencana
23
Dia Kekasihku
24
Mengganggu Saja
25
Mr. Sweet
26
Menemui Dion
27
Impian Keluarga Bahagia
28
Tidak Suka
29
Ingin Kembali Bersama
30
Melamar Tania
31
Mengalah
32
Pernikahan Dion dan Tania
33
Pernikahan Part 2
34
Malam Pernikahan
35
First Night
36
Pagi Pertama
37
Memilih Tinggal
38
Menganggap Musuh
39
Permulaan
40
Dion Merajuk
41
Cewek Pengganggu
42
Mr Sweet Comeback
43
Kejutan
44
Ketahuan
45
Kejahatan Mama Ami
46
Penjelasan Tania
47
Rencana Baru
48
AUTHOR KEMBALI!!
49
Pria Dimple
50
Kehamilan Tania
51
Syarat
52
Terulang kembali
53
Surat
54
Di tinggal
55
5 Tahun Kemudian
56
Semakin Dingin
57
Arshaka Zian Smith
58
Papa
59
Pertanyaan Devan
60
Saatnya Berlibur
61
Papa..?
62
Bukan Papa
63
Kecurigaan
64
Seperti Papa
65
Diterima
66
Permintaan Mama
67
Bertemu
68
Setelah 5 Tahun
69
Om Tampan
70
Hilangnya Devan
71
Menemui Dirinya
72
Bertemu
73
Kembali Bersama
74
Sekamar
75
Ketahuan
76
Mempertahankan Semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!