Tita tengah berdiri di samping mobil menunggu sang mama sambil kembali membaca buku latihan soal yang sudah iya kerjakan “ Mama ayo cepat tita takut nanti terlambat” Berteriak memangil sang mama.
“Iya…iya sebentar…” Berjalan sambil mencari kunci mobil didalam tas yang ditenteng Mama Rani.
Ayah tita yang tengah santai di teras rumah sambil membaca koran, tiba-tiba menghentikan aktifitasnya ketika mendengar suara teriakan sang anak dari dalam mobil “Papa aku sama mama berangkat dulu ya, doain aku supaya ujian masuknya lancar” Sambil melambaikan tangan.
“Papa do’a kan lancar ujiannya ya nak, mama bawa mobilnya juga hati-hati” tersenyum dan melambaikan
tangan.
“ Iya pa, berangkat dulu ya…” Mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah menuju ke tempat ujian
masuk sekolah Tita.
Mobil terus melaju menembus jalan padat di kota Surabaya mama Rani yang sesekali memperhatikan putrinya yang tengah sibuk membolak-balik buku dari kaca mobil pun tersenyum sambil berkata “Aduh anak mama ini rajin ya, semoga lancar ya nak ujiannya”.
“ Harus dong ma kan memang aku dari dulu pengen banget sekolah ke SMA N”
“Iya…iya semangat ya anak mama, oh iya kita mampir ke Pom sebentar ya untuk isi bahan bakar”
“Siap 86 bu bos” Tersenyum dan memberi hormat kepada sang mama.
Mobil yang dikendarai mama Rani pun memasuki halaman Pom pengisian bahan bakar, tak disangka ternyata antrian pengisian bahan bakar cukup panjang dan membuat Tita bosan, Tita tiba-Tiba merasa ingin buang air
kecil.
“ Ma Tita kebelet mau ke toilet bentar ya” Keluar dari mobil lalu berlari, tetapi beberapa menit kemudian Tita kembali menghampiri mobil dan mengetuk kaca mobil sang mama.
“ Ma lupa gak bawa uang kecil buat bayar toilet” Menadahkan tangan ke hadapan sang mama yang masih
menunggu antrian pengisian bahan bakar.
“Ada-ada aja kamu ini, berapa?” Sambil menggeleng-gelengan kepala.
“2000 aja ma cepat, ini udah kebelet banget aku” Sambil bergerak-gerak kecil karena menahan mau buang
air kecil.
“Sebentar mama cairkan dulu” Membuka dasbor mobil tempat menyimpan uang receh kemudian memberikannya
kepada Tita.
“Tingcu mama” Menerima uang kemudian kembali berlari menuju toilet, tak disangka ternyata toilet juga
penuh jadi harus mengantri sedikit lama, Tita terus bergerak kesana-kemari krena merasa sudah tidak bias menahan buang air kecil.
10 Menit telah berlalu semenjak pengisian bahan bakar selesai namun Tita belum terlihat batang hidungnya. (Haduh antri lama ya ini anak ok belum keliatan) Kata mama Rani dalam hati. Karena belum terlihat juga mama Rani berniat untuk mencarinya, ketika akan turun dari mobil mama Rani melihat Tita berlari dari kejauhan.
“ Mama ayo cepat udah mau telat ini, buruan” memasuki mobil dan menutup pintu.
“Kamu ke toilet kok lama banget” Sang mama menyalakan mobilnya dan kembali melajukan mobilnya di
jalan raya.
“Antriannya banyakkkkkk banget tadi, pokonya mama ngebut udah mau telat ini” Mobil terus melaju di jalan raya tak disangka tiba-tiba ban mobil belakang meletus sehingga mama Rani harus menepikan mobilnya untuk mengganti ban mobil dengan ban serep, tapi sayangnya ban serep tersebut tidak dibawa.
“Yah-yah ma gimana ini kayaknya ban mobilnya meletus deh ma” panik karena sudah hampir terlambat. Mama
Rani menepikan mobilnya, dan bergegas turun dari mobil.
Mama Rani berkata dalam hati (Aduh ban serepnya gak kebawa lagi) Mama Rani yang
sudah turun dan mengecek bagasi belakang mobil.
“Tita saying coba ambilkan hp mama di tas bagian tengah nak” sambil berteriak.
Tita membuka tas dan mengambil hp sang mama kemudian turun dari mobil dan memberikannya kepada sang mama” Gimana ma bias gak”
“Gimana apanya ya gimana orang papa lupa masukin ban serep, ya terpaksa kita harus telfon derek,
masak kita mau dorong mobil sampai tambal ban” Menghubungi derek mobil.
“Aaahhhh gimana dong ini aku udah mau telat ma masak harus nunggu derek segala kelamaan dong mama” dengan
mata berkaca-kaca.
“ Ngapain kamu nunggu derek, kamu cari ojek online dulu, mama bar yang nunggu dereknya nanti kalua
udah selesai mama ke tempat kamu ujian” Sambil terus mencoba menghubungi tempat derek mobil.
“Oh iya yak kok aku gak kepikiran, saking paniknya” Mengeluarkan Hp sambil membuka aplikasi ojek
online.
Tita pun menemukan tuang ojek yang terdekat dari tempatnya kemudian memesan ojek
tersebut.
[Titik jemput sudah sesuai ya kak] dalam pesan teks yang dikirim melalui aplikasi ojek online.
[Iya pa kalo bias ngebut ya pak, saya udah mau telat] Balas Tita.
[Siap kak 10 menit ya] Pak OJOL
[Aduh bias lebih cepat gak pak 10 menit kelamaan] Tita
[Oke kak di tunggu aja] Pak OJOL
Tita menunggu sudah sekitar 13 menit tapi tukang ojek yang ia pesan belum sampai juga, tita pun semakin gelisah dan merasa kesal.
“Mama sih tadi kenapa ga di cek dulu sih tadi mobilnya, jadi kayak gini kan sekarang, gimana kau aku
telat terus gak bias ikut ujian” dengan air mata yang sudah mengalir sedikit-demi sedikit.
“Aduh sayang anak mama kok cengeng begini, sisi-sini gak boleh pesimis gitu semua pasti ada jalan
keluarnya” Sambil memeluk sang anak.
Akhirnya tukang ojek yang dari tadi di tunggu Tita pun sampai.
“Kaka Tita ya” Berhenti di depan kedua anak dan ibu yang masih berpelukan itu.
“Iya pak” Kata mama Rani
“ Udah jangan nangis lagi ini pak ojek nya udah dating malu ah” Sambil mengusap air mata sanga anak.
“Bapak kok lama banget sih datang nya, katanya 10 menit ini udah lebih pak” Sambil mengambil helem dari tangan bapak tukang ojek.
“Iya maaf kak, tadi jalanan lumayan macet” sambil tersenyum.
Tita pun menaiki motor tukang ojek tersebut dan berpamitan kepada sang mama dan mencium tangannya.
“Hati-hati ya pak bawa motornya, tita juga semangat”
“Baik bu” Kata bapak tukang ojek sambil melajukan motornya dengan perlahan, Tita hanya melambaikan tangan kepada sang mama.
“Harus cepat ngebut ya pak, udah mau telat ini” kata tita keada tukang ojek tersebut.
“Siap kak gak akan telat ini saya tau jalan tikus, biar gak kena macet”
“Tau jalan tikus biar gak kena macet, kok tadi bapaknya lama banget jemput nya, alasannya kena macet”
kata tita sedikit sinis karena kesal dengan bapak tukang ojek yang telat datangnya.
“iya kak maaf untuk keterlambatan penjemputan”
“Ngebut aja deh pak biar cepat sampai,soalnya saya ada ujian” Bapak tukang ojek pun menambah kecepatannya dalam mengendarai motor.
Tita pun sampai ketempat ujian lima menit sebelum ujian di mulai (Ais hampir aja telat untung keburu) kata tita dalam hati.
“Makasih ya pak” sambil turun dari motor dan melepaskan helmnya.
“Baik kak sama-sama, jangan lupa bintang limanya ya” kata pak OJOL sambil meraih helem dari tangan Tita.
Tita berlari menuju ruang ujiannya, ia pun sampai di depan pintu dan membukanya secara perlahan, seraya memasuki ruangan tersebut, Tita agak malu karena menjadi pusat perhatian, padahal ia belum terlambat tetapi
semua peserta sudah bersiap didalam ruangan semenjak lima belas menit sebelum ujian dimulai, sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.
“ Segera duduk ya mbak karena ujiannya akan segera dimulai” Tegur salah satu pengawas ujian Kepada Tita.
“Baik bu” Meletakkan tasnya dan segera menuju tempat duduk yang telah disediakan untuknya.
Pengawas ujian mulai membagikan soal ujian dan mengecek data diri peserta ujian, serta pengawas ujian yang lain membacakan tata tertib ujian, ujian pun dimulai dengan diberi jeda sekitar 30 menit untuk istirahat setiap mata pelajaran yang diujikan, setelah selesai mengerjakan semua ujian Tita pun keluar rungan dan duduk di bawah pohon sambil memainkan ponselnya untuk mengisi kebosanan karena harus menunggu jemputan dari sang mama.
(aduh udah jam segini kok mama belum sampai juga ya) kata Tita dalam hati.
Tin…tin..tin…terdengar suara klakson mobil dari sebrang jalan Tita pun mendongakkan kepala mencari ara
suara.
“Mama” teriak Tita sambil berlari menghampiri mobil sang mama, sambil memasuki mobil sang mama serta duduk di samping kursi kemudi sang mama.
“Mama kok lama sih”
“Mama kan harus nunggu derek, nunggu ganti ban mobil, makan siang dulu, baru kesini, Kamu udah makan
siang belum?” sambil mengendarai mobilnya melesat melintasi jalanan.
“Udah kan aku udah kasih tau mama lewat chat tadi, mama pasti gak baca”
“Masak sih kok mama gak tau”
“Coba-coba di cek dulu hp mama, kebiasaan gak pernah di baca kalo anaknya ngecat ”
“Bukan sengaja gak dibaca, mama gak denger ada notifikasi pesan masuk tadi, mau makan lagi atau
mampir ke mna dulu ga ini?”
“Enggak ah ma langsung pulang aja udah capek banget, mama tau gak tadi aku malu banget semua peserta
ujian udah duduk di tempatnya masing-masing tau”
“ Tapi ujiannya lancer kan bias kan ngerjainnya”
“ Lancar sih, bias juga ngerjainnya, tapi banyak soal yang gak sesuai prediksi aku, jadi aku agak kurang
yakin sama hasilnya nanti”
“ Ya udah gak papa berdo’a dulu aja semoga hasilnya memuaskan, yang penting usaha mu sudah
maksimal”
Perjalanan pulang yang memakan waktu sekitar 40 menit, akhirnya mereka sampai di rumah di ruang tengah sang ayah sedang menonton berita sore dengan serius.
“Dor hayo papa serius banget nonton berita nya” mengagetkan sang ayah dari belakang.
“Ya ampun bikin kaget saja” sang ayah terperanjat.
“Habis papa sih kalau udah serius gitu sampai nggak sadar kalau ada yang dating” duduk di samping sang ayah.
“Gimana ujiannya tadi lancar?” tanya sang ayah.
“Lancar sih yah, tapi Tita gak yakin sama hasilnya nanti bakalan bagus apa enggak”
“Loh kenapa gak yakin?”
“Karena lumayan banyak soal yang gak sesuai prediksi sih pa”
“ Yaudah gak papa yang penting kamu udah usaha, masalah hasil bias nanti lah itu”
“Mau mandi dulu ah pa aku bau asem ni, seharian tadi perjuangan banget mau ujian, karena ban mobil
meletus” beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamarnya untu menganti baju dan bersiap untuk mandi.
“ Loh ma ban mobil tadi meletus?” bertanya kepada sang istri yang berjalan melewatinya untuk menuju
dapur.
“ Iya pa, mana gak bawa ban serep tadi, jadi harus nunggu mobil derek lama banget”
“Oh iya papa lupa ben serepnya papa keluarin kemarin, waktu nyuci mobil lupa belum papa taruh lagi” sambil menepuk jidatnya, sang istri pun hanya menghela napas dan melanjutkan langkanya menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.
* OJOL ( Ojek Online)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments