Rumah Dio

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, tebak hari apa ini ?

Ya hari pesta kelulusan, Tita masih berada di depan kaca memperhatikan kembali gaun yang ia kenakan, tak lupa tita juga memoleskan riasan tipis ke wajahnya agar tampak serasi dengan gaun yang ia kenakan.

Suara klakson mobil terdengar dari luar rumah, ayah Tita ternyata sudah siap sedia untuk mengantarkan tita ke pesta kelulusan nya tersebut. Tita berlari menghampiri mobil sang ayah dan duduk manis di dalamnya.

Tak lama kemudian mobil itu melaju melewati gerbang rumah tersebut, dalam perjalanan sesekali Tita bercanda gurau dengan sang ayah, sekedar mengobrol mengenai hal-hal yang tidak begitu penting. Sampailah Tita di depan halaman rumah Dio, Tita menuruni mobil sang ayah lalu mencium tangan dan pipi sang ayah sambil berpamitan. “Nanti ayah jemput jam sembilan ya”.

“Siap pak bos” jawaban tita secara spontan. Mobil sang ayah kemudian melaju meninggalkan tempat pesta anak-anak muda tersebut.

Tita bergegas masuk ke dalam tempat pesta dicarinya dua temanya itu, mata Tita dari tadi terus memindai dari ujung kanan sampai ujung kiri tapi nihil Tita tidak menemukan teman-temanya, sembari menunggu teman-temanya datang Tita menghampiri meja yang berisi kudapan, dan memungut beberapa kue untuk disantapnya.

Tak selang beberapa lama kedua teman Tita, Sisil dan Joy sudah terlihat batang hidungnya. Tita melambaikan tangan ke arah mereka yang kebetulan masih berada di pintu masuk, mengisyaratkan kepada kedua temanya agar menghampiri Tita. “Lama banget sih kalian, ku kira tadi kalian udah dateng”

“Iya ni Tit aku tadi aku harus jemput Joe ke rumahnya dulu, karena gak ada yang nganter” kata sisil sambil mengambil piring kosong, agar bisa mengambil kudapan juga. Ke tiga sahabat itu asik mengobrol sampai tak sadar kalau mereka belum bertemu si empunya rumah.

Dio yang dari tadi memperhatikan Tita, si gadis pujaan hatinya ini yang terus melahap hidangan yang disediakan, tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. “Tita tita lucu banget sih kamu” gumamnya lirih

Joe yang sadar dengan tatapan Dio itu menepuk pundak kedua sahabatnya “eh kita lupa lagi belum nyapa Dio tadi, tu gebetan lo Tit dari tadi ngeliatin kita, yok ke sana samperin”

“Apaan sih Jo aku sama Dio kan baru PDKT doang” dengan ekspresi tersipu malu.

“Halah yuk samperin dulu aja” ajak Joe kepada kedua sahabatnya itu. Mereka pun bergegas menghampiri Dio yang berada di sebrang kolam renang, utuk sekedar mengucapakan salam dan ramah tamah.

Di sini hati Tita mulai berdebar, darahnya mulai berdesir lirih ke seluruh tubuhnya, udah lama libur gak ketemu sama Dio hari ini ketemu, aduh dandanan ku ada yang kurang gak ya ini. Makeup ku udah sempurna kan, gak menor, gak kelihatan aneh. Kata Tita dalam hati.

Tita dan Dio berjabat tangan agak lama. “Ehem mentang-mentang lagi PDKT jabat tangan lama bener pak, buk, Celetuk sisil mengagetkan mereka berdua. Giliran ama gue ama Joe aja lu jabat tangan cepet-cepet.”

“Apaan sih Sil” kata Tita dengan muka merah padam.

“Kenapa ngiri Sil, makanya cari cowok sana ” Timpal Dio.

“Ya udah berhubung ini si Tita udah ada pawang, ini kita pamit mau cari cogan dulu” kata Joe sambil menarik lengan Sisil untuk menjauh dari mereka berdua.

Tita dan Dio memulai obrolan dengan sedikit canggung karena memang sudah beberapa minggu tidak bertemu, tapi ke cangungan itu hanya bertahan sebentar. Akhirnya obrolan mereka mengalir dengan sendirinya.

Kini tiba saatnya Dio sebagai tuan rumah pesta memberikan sambutan kepada teman-temanya, kemudian di susul oleh perwakilan guru, dan ketua OSIS, selanjutnya pesta itu dijalankan sesuai dengan susunan acara yang telah di susun.

Dan acara yang telah dinanti-nanti pun tiba yaitu pesta dansa pasangan, Tita dan Dio menikmati acara pesta dansa pasangan tersebut, namun di tengah-tengah acara pesta. Joe memberikan kode kepada Tita untuk menghentikan dansanya, karena dari tadi ayah Tita sudah menelfon sekitar enam kali, dengan terpaksa Tita mengakhiri dansa nya tanpa mengatakan apa pun kepada Dio.

Tita menghampiri Joe, kemudian Joe mengulurkan ponsel kepada Tita, dilihatnya sudah pukul sembilan lewat lima belas menit, pantas saja ayahnya terus menelfon, tita berpamitan kepada Joe dan Sisil untuk pulang segera pulang karena sudah di tunggu oleh ayahnya di depan.

Bak Cinderella Tita menghilang dari hadapan Dio, namu tanpa meninggalkan sepatu kacanya. Dio yang heran menghampiri kedua teman Tita dan bertanya, “Tita kok buru-buru banget mau kemana?” Tanya Dio dengan suara yang agak keras karena beradu dengan musik yang mengiringi dansa.

“Oh itu, biasa lah udah di jemput sama ayahnya” kata Joe sambil terus asik menari.

“Oh gitu, ya udah kalau gitu nikmatin pestanya aku mau ke toilet bentar” kata Dio yang seolah mengerti kalau Tita tidak di izinkan keluar rumah sampai larut malam. Keseruan pesta terus berjalan, Sisil dan Joe masih menikmati pesta karena mereka di izinkan untuk pulang karut malam oleh kedua orang tua mereka.

Tita memasuki mobil sang ayah dengan ekspresi agak cemberut karena Tita merasa belum puas menikmati pestanya, apa lagi Tita tadi baru asik berdansa dengan Dio yang selama liburan kelulusan ini jarang di temui nya. “Papa kok jemput cepet-cepet banget si, Tita kan masih pengen main sama teman-teman” sambil menutup pintu mobil.

“Ya kan tadi ayah udah bilang, kalau bakal jemput kamu jam sembilan malam, ini aja udah jam sembilan lewat lima belas menit lo” kata sang ayah sambil menghidupkan mobil, dan menjalankan mobil untuk keluar dari teras rumah tersebut. “Alah papa kayak gak pernah muda aja” celetuk Tita.

Dio yang tadi izin pergi ke toilet ternyata malah berdiri di balkon lantai dua rumahnya, memperhatikan Tita dari jauh, Ia ingin memastikan kalau Tita benar-benar sudah di jemput.

Tak selang beberapa lama kepergian mobil Tita dari rumah Dio Hp Tita berdering, memunculkan sebuah pesan singkat dari Dio, yang isinya menyuruh Tita mengabari Dio kalau nanti Tita sudah sampai rumah, di akhiri dengan emoticon peluk. Tita uang membaca pesan singkat tersebut langsung tersenyum sumringah.

“Hayo dari pacarnya ya” celetuk sang ayah dari kursi kemudi sambil melirik HP Tita.

“Apaan sih pa, udah papa fokus nyetir aja biar kita cepat sampai rumah” Kata Tita sambil menyembunyikan Hpnya kedalam pelukannya.

“Loh tadi katanya papa jemput nya kecepatan, ini kok sekarang mau cepat sampai rumah”

“Aduh itu kan tadi, ini sekarang Tita udah capek, udah ngantuk, hoamm…..” kata Tita sambil berpura-pura menguap

* COGAN (Cowok Ganteng)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!