Evda Titania (Tita) adalah putri tunggal dari pasangan Trevor Indrawan (Papa Trev) dan Magda Maharani (Mama Rani) yang baru saja lulus dari bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama), Ia sedang mempersiapkan ujian untuk masuk SMA favorit di kotanya, ia tergolong murid yang rajin dan cukup pintar walaupun tidak terlalu menonjol. Kekacauan ini dimulai ketika Mama Rani suah memasukan berkas pendaftarannya ke salah satu SMA di kota Yogyakarta, yang pada dasarnya kota tempat omanya tinggal serta kota kelahiran sang ayah.
Mama Rani sedang duduk di ruang tamu ia tersenyum senang memandangi layar laptopnya sambil berteriak-teriak memanggil Tita
“Ta….Tita…Sayang kesini”
“Apa sih ma gak usah teriak-teriak kan bisa, aku tu lagi belajar buat ujian masuk SMA” Sambil berjalan dengan ekspresi cemberut menghampiri sang mama.
“Sini….sini aduh anak mama cemberut gitu gak enak diliat sini duduk disini” Menepuk-nepuk tangannya ke sofa di samping tempat duduknya.
Tita pun duduk di samping sang mama dengan tetap mempertahankan ekspresi cemberutnya karena merasa waktu belajarnya yang sangat berharga terganggu.
“ Ini lo sayang mama mau kasih tau kamu, kalua kamu sudah di terima di SMA X di kota Yogyakarta” menyampaikannya dengan penuh antusias dan perasaan senang.
“ Hah SMA X di Jogja, gak salah ma aku kan gak pernah daftar, gimana bias keterima!?” dengan ekspresi keheranan.
“Kemarin mama yang masukin berkas-berkas pendaftarannya, Soalnya…..” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Tita sudah marah dan menyerobot perkataan sang mama.
“Aahhh mama kok gitu… gak blang dulu ke aku, aku kan mau ke SMA N” dengan ekspresi kesal, seraya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya, sebelum sempat mama rani menjelaskan lebih lanjut “bang” terdengar suara pintu yang ditutup keras.
“Ya ampun anak itu” ucap Mama Rani sambil mengelus dadanya.
Hari mulai gelap waktu makan malam telah tiba Tita tak mau keluar dari kamarnya, ia sedang dalam mode ngambek dengan mama nya, Mbak Nani asisten rumah tangga keluarga Tita yang sedang menyiapkan makan malam bersama Mama Rani, diminta oleh Mama Rani untuk memanggil Tita agar ikut makan malam bersama.
“ Mbak Nani sini biar saya yang nyiapin sayurnya mbak tolong panggilkan Tita aja, bilang makan malam udah siap” Sambil mengambil mangkok sayur yang di pegang Mbak Nani.
“Baik bu…” Mbak nani menuju ke kamar Tita dan mengetuk pintu kamar Tita dengan perlahan seraya berkata
“Mbak Tita makan malamnya sudah siap sudah ditunggu ibu sama bapak di meja makan”
“Tita lagi gak napsu makan!!! ” dengan nada setengah berteriak, Mbak nani baru mau mulai membuka mulutnya untuk kembali berbicara tapi Tita menyela sembari berkata dengan nada yang keras “ Udah ya mbak jangan ganggu Tita, Tita lagi konsentrasi main game kalau Mbak Nani berisik Tita bisa kalah”. Mbak Nani pun mengurungkan niatnya yang awalnya ingin membujuk tita agar ikut makan malam, karena dari siang sampai sore tadi Tita belum makan.
Mbak Nani pin berjalan kembali menuju ruang makan “Maaf buk katanya mbak Tita lagi gak napsu makan katanya”
“Aduh kebiasaan kalau ngambek gak mau makan, dari siang tadi juga udah mogok makan, mbak Nani makan dulu aja, nanti biar saya atau papanya yang nganter makan ke kamar Tita” Mbak Nani pun pergi kembali menuju dapur karena dari awal ia bekerja di rumah itu, ia sungkan kalau harus makan satu meja dengan majikanya.
“Kenapa lagi sih ma jangan sering berantem sama anak gak baik…” kata Trevor Indrawan ( Papa Trev ayah Tita) sambal menyendok makan malamnya.
“Yah bukan berantem pa, tapi Tita ngambek karena mama daftarin ke SMA X tanpa sepengetahuan dia, kemarin kan mama sudah bilang kalau mau daftarin Tita ke sana” sambil menambahkan lauk kedalam piring sang suami.
“loh harusnya mama bilang dulu ke Tita kalua mau masukin dia ke sana”
“Mama tu lupa mau bilang tadi siang udah ada e-mail pemberitahuan, kalo Tita diterima, mama baru mau kasih tau belum selesai kasih penjelasan Tita malah ngambek terus masuk kamar”
“Mama ini juga ada-ada aja sih…. tolong ambilkan air minum ma” sambil memberikan gelas kearah istrinya.
“Mama tu kepikiran ibu di Jogja, bentar lagi kan El (Hanniel Indrawan adik ayah Tita) mau berangkat ke luar negri buat ngurusin bisnis keluarga, Kak Rio (Rio Indrawan kaka ayah Tita) juga belum bias pulang karena Yesi(kaka sepupu Tita) tiba-tiba sakit. Maksud mama masukin Tita ke sekolah itu biar sekalian nemenin omanya, kasian kalua ibu harus tinggal sendiri, kita kan belakangan sibuk ke luar kota terus, kasian juga kalua Tita di rumah cuma Sama mbak Nani menurut mama kayak kurang pengawasan gitu” Sambil mengambil gelas dari tangan suaminya dan menuangkan air putih.
“Iya pemikiran mama bener, tapi pendapat anak kita juga penting” sambil menerima gelas yang berisi air putih lalu meneguk nya dengan perlahan.
“Iya mama tau, makanya sekarang tugas papa kasih pengertian ke Tita, kalau bias bujuk supaya Tita mau sekolah di Jogja ” sambil menyodorkan nampan yang berisi makan malam dan segelas susu hangat yang telah disiapkan untuk Tita.
“Haduh mama ini…” Sembari menyelesaikan makan malamnya yang tinggal beberapa sendok lagi di atas piring.
“Pokonya papa harus bantu mama, kalau mama yang ngomong nanti yang ada Tita malah marah-marah mama juga jadi emosi, karena papa sudah selesai makan nya lebih baik sekarang papa ke kamar Tita” sambil menunjuk Nampan yang berisi makan malam tadi.
“Iya…iya papa coba bujuk Tita ya’’ mengambil nampan yang berisi makan malam dan melangkah menuju kamar Tita.
Tok…tol…tok suara ketukan pintu di kamar Tita” Tita sayang ini papa nak, papa bawain kamu makan malam ni, open the door”
“ Tita gak lapar pa” Suara Tita yang menyahut dari balik pintu kamar.
“Ah yang bener…. Ini ada nasi goreng sama rendang telur kesukaan mu lo di tambah susu hangat, ah menu makan malam yang sepesial” masih berusaha membujuk Tita agar mau membuka pintu.
“ Tita bilang Tita gak lapar!!!” dengan nada sedikit kesal.
“Loh itu kok papa denger suara cacing-cacing di perutmu yang memberontak minta makan ayo buka pintunya dulu” masih berusaha membujuk Tita.
“Gak mauuu…Tita gak lapar” dengan suara kencang, sembari melempar konsol game yang ia pegang dan berjalan menuju ranjangnya, ia pun dudu di tepi ranjang dengan ekspresi kesal.
“Aduh suara cacing perut yang demo makin kenceng ini, makan-makan-makan gitu katanya, kedengaran lo ini sampai luar sini suara cacingnya…simsalabim open the door” masih berusaha membujuk Tita agar mau membuka pintu kamarnya.
Tita yang masih sedikit kesal tiba-tiba tertawa karena merasa lucu dengan kelakuan sang ayah yang terus menggodanya, akhirnya Tita mau membukakan pintu kamarnya sambil berkata “Ayah tu ngapain sih gak lucu tau orang Tita lagi ngambek juga”.
“Loh lagi ngambek to ini ceritanya, ngambek juga perlu energi, ni makan dulu biar kuat ngambek sampai satu minggu ke depan” Menyerahkan nampan yang berisi makanan yang telah disiapkan oleh Mama Rani tadi.
“ Apaan sih papa mana ada nasi goreng satu piring buat amunisi ngambek satu minggu” Mengambil nampan berisi makan malam dari tangan sang ayah, dan memakannya dengan lahap karena sebenarnya tita sangat lapar maklum dari siang sampai sore belum makna karena dalam mode ngambek.
“Hayo tadi siapa yang katanya gak lapar… ini kok makanya kayak orang seminggu belum makan, lagi marahan sama mama ya?”
Buru-buru mengunyah dan menelan makanan yang ada di dalam mulutnya “Tita lagi kesel sama mama masak mama daftarin Tita ke SMA X yang ada di Jogja Tita kan mau masuk SMA N, Tita juga udah belajar buat persiapan ujian besok” sembari kembali menyendok makan malamnya.
“Memang mama maksa Tita untuk masuk SMA X, mama kan baru daftarin aja, kalaupun kamu gak mau juga gak papa semua keputusan ada di tangan mu, kamu tau apa alasan mama mendaftarkan kamu ke SMA X ?” Sambil duduk di tepi ranjang dan memperhatikan putrinya makan.
“Hehe… belum sih pa tadi Tita udah keburu dongkol duluan waktu mama ngomong Tita diterima di SMA X, padahal Tita kan sama sekali gak daftar ke sana, Tita kan pengen ke SMA N” Sambil menghabiskan makan malamnya.
“Kamu boleh daftar ke SMA N, mama sama papa gak melarang, sekarang tita coba ngobrol sama mama dari hati ke hati. Bilang ke mama apa yang kamu mau, kamu juga harus tanya ke mama apa alasan mama daftarin kamu ke SMA X”
Tita termenung agak lama “ sini biar papa yang beresin piringnya kamu ke kamar mama, tidur sama mama sambil ngobrol dari hati-ke hati, nanti papa biar tidur di kamar kamu” sambil membereskan piring dan gelas yang sudah kosong krena semua isinya sudah berpindah ke perut Tita.
“Siap 86 pak komandan” Tita melangkah menuju kamar orang tuanya dengan ragu dan agak malu Tita mengetuk pintu kamar orang tuanya “tok…tok..tok… mama ini Tita boleh Tita masuk”.
“Boleh saying sini masuk” Tita membuka pintu dan menyembulkan kepalanya sambil mencari keberadaan sang mama.
“Mama maafin Tita ya udah ngambek seharian ini” berlari kecil menghampiri ibunya seraya memeluk dan mencium pipi sang ibu, Sang ibu tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.
“Ma aku mau tidur sama mama sambil kita ngobrol boleh”
“Boleh dong sayang ayo sini sini mau ngobrol apa “ sambil menarik putrinya ke tempat tidur, kedua ibu dan anak ini berbaring sembari bercerita dan meluruskan semua kesalahpahaman yang terjadi tak terasa obrolan mereka menjadi pengantar tidur.
Keesokan harinya, suasana rumah kembali harmonis Tita dan orang tuanya sarapan sembari berbincang ringan untuk mengawali hari sebelum mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments