Pagi hari Arthur dan Agus menentukan kemana mereka akan pergi, mereka berencana mendatangi benteng Alpa yang letaknya sudah tidak jauh dari posisi sekarang.
Arthur bertanya kepada Agus, karena dia yang lebih mengetahui benteng Alpa dari pada dirinya dan Agus setuju untuk pergi ke sana.
Tidak mengetahui benteng Alpa apa masih bertahan dari serangan mayat hidup, mengingat mayat hidup yang masih banyak di dalam kota.
Mereka berdua sudah memutuskan akan pergi melihat benteng Alpa yang ada di tengah kota, walaupun tidak tahu benteng itu masih berdiri atau tidak.
“Arthur kamu sudah pernah dengar tentang kekuatan jiwa, orang yang memiliki kemampuan mengendalikan sihir.”
Mereka adalah orang-orang yang dapat menggunakan kekuatan melebihi dari manusia bisa bahkan mereka bisa dibilang manusia terkuat.
Selama petualangannya, Arthur tidak banyak berbicara dengan orang lain dan akan berbicara jika menurutnya itu penting.
Setelah kematian orang tuanya, Arthur lebih tertutup pada orang yang tidak dikenal dan banyak berlatih meningkatkan kemampuan bertarungnya
Rumor yang Agus dengar, ada yang mengatakan mereka datang dari dunia lain dan ada juga yang bilang bisa mendapatkan kekuatan itu dari dalam diri mereka, Agus juga masih kurang tahu mengenai itu.
Semenjak terjadi kekacauan, tubuhnya merasa lebih kuat dari pada orang biasanya karena tubuh manusia akan berusaha menyesuaikan keadaan sekitar.
Arthur hampir tidak percaya yang di katakan Agus, karena dia sudah melihat monster dan hal aneh lainya membuatnya yakin kalau Agus tidak berbohong.
Dia tidak menyadari, sudah memiliki kekuatan yang besar dan pedang bayangan yang menemaninya selama 3 tahun ini.
Karena tidak mengerti mengenai kekuatan yang dibicarakan itu, mereka berpikir bisa mendapatkan informasi di benteng Alpa.
Setelah selesai berbicara mereka akhirnya berangkat menuju Benteng Alpa, perhitungan Arthur mungkin mereka akan sampai besok kalau mulai berjalan sekarang.
Mereka melewati jalan utama yang lumayan banyak mayat hidup sedang berkeliaran, Arthur ingin Agus membiasakan diri untuk melawan mayat hidup yang ada.
“Arthur apa kamu yakin? kita lewat jalan ini.” Agus pikir ini sangat berbahaya karena dia melihat begitu banyak mayat hidup di hadapannya.
Arthur berjalan dengan santai sambil menarik keluar pedang bayangan dari sarungnya, dengan sekali ayunan pedang dapat menebas leher mayat hidup yang berlarian ke hadapannya.
Arthur mempraktekkan beberapa gerakan pada Agus, berharap Agus dapat membiasakan dirinya untuk melawan mayat hidup yang ada, agar di masa depan nanti dia bisa melindungi dirinya sendiri.
“Agus coba kamu serang itu.” menunjuk ke arah mayat hidup yang ada di depan mereka.
Agus menatap Arthur dengan bimbang, tidak berani membunuh mayat hidup itu karena masih terlihat seperti manusia, hanya saja di tubuh mereka terdapat banyak luka.
Arthur meyakinkan Agus kalau mayat hidup itu bukanlah manusia lagi, mereka sudah lama mati pada saat makhluk yang tidak dikenal menyerang kota Alpa.
Setelah yakin, perlahan-lahan Agus mulai maju melangkahkan kakinya sehingga mayat hidup yang ingin di serangnya tidak menyadari kehadirannya.
“Krek..” Agus menginjak ranting pohon, mayat hidup langsung menatap Agus dengan mulut yang siap menggigitnya.
Agus hanya terdiam tidak dapat mengayunkan kapak yang ada di tangannya, ini pertama kalinya dia mencoba membunuh orang itu pikirnya.
Arthur menatap Agus yang masih diam, menyuruhnya untuk cepat menyerang mayat hidup itu sebelum dia digigit.
Mendengar suara Arthur, Agus langsung mengangkat kapaknya ke atas dengan sekuat tenaga memukulkannya pada kepala mayat hidup hingga terbelah menjadi dua.
Arthur tersenyum menatap Agus sembari bertanya bagaimana rasanya telah mengalahkan mayat hidup dengan kedua tangannya sendiri.
Agus tersenyum tipis mendengar pertanyaan Arthur, awalnya merasa sedikit takut tapi pada akhirnya dia bisa melakukannya.
Dia harus membiasakan dari sekarang, tidak tahu kapan akan menghadapi lawan yang lebih kuat tidak mungkin Arthur akan selalu ada untuk melindunginya.
Mereka terus berjalan, Agus sudah mulai sedikit terbiasa membunuh mayat hidup yang mengnyerang mereka.
“Agus, sebaiknya kita istirahat untuk hari ini.” mereka menghentikan perjalan, melihat matahari mulai terbenam karena jalan akan semakin gelap dan berbahaya.
Agus menunjuk ke arah rumah yang ada di depan mereka, menurutnya itu cocok untuk menjadi tempat bermalam.
Malam hari mereka habiskan dengan bercerita, Agus menceritakan tentang kehidupannya sebelum terjadi kekacauan yang melanda kota dan sekitarnya.
Setelah lama bercerita, mereka berdua memutuskan untuk tidur di depan api yang mereka buat dari sisa papan yang ada disitu.
Mereka tidur di rumah yang sudah tidak memiliki atap lagi, rumah itu sudah tinggal beberapa tiang dan dinding yang masih berdiri.
Cahaya matahari menyinari wajah mereka, membangunkan dari tidurnya. mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju benteng Alpa yang ada di tengah kota.
Tidak cukup lama mereka menemukan beberapa orang yang sedang berjalan memeriksa sekitar luar area benteng Alpa.
“Siapa mereka?” kapten tim yang melihat Arthur dan Agus berjalan ke arah mereka dan semua anggota timnya langsung berkumpul melihat kedatangan mereka.
Mereka adalah salah satu tim yang ada di Benteng Alpa, kemampuan mereka sudah di akui oleh pemimpin benteng alpa.
“Apa kalian dari Benteng Alpa?” Arthur bertanya pada pria yang sedang ada di depannya.
Dia adalah Evan kapten tim yang menjelajahi reruntuhan kota Alpa, dia membawa pedang dan perisai di tangannya.
Evan menyadari jika Arthur bukanlah orang biasa, menatap pedang yang ada di punggung Arthur mengeluarkan sedikit aura hitam.
“Ia, kami berasal dari Benteng Alpa.” Evan tersenyum lembut, Arthur yang memiliki aura bertarung yang kuat sehingga dia tidak ingin membuatnya tersinggung.
“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya salah satu anggota tim Evan dengan tatapan yang dingin, menganggap mereka berdua sebagai pecundang yang datang untuk berlindung di Benteng Alpa.
Arthur memberitahu kalau mereka ingin pergi ke Benteng Alpa dan Agus hanya mendengarkan pembicaraan mereka.
Evan memperkenalkan dirinya dan semua anggota timnya pada Arthur, dan sebaliknya begitu juga Arthur.
Setelah merasa Arthur tidak berbahaya, Evan menawarkan diri untuk menemani mereka menuju Benteng Alpa.
***
Terima kasih sudah membaca.
Dukung dengan Like dan Vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
elbhy
rudi ni sakti bingits ya
2020-08-28
1
senja
yg sudah direvisi bab berapa Ka?
2020-07-16
1
Tutik S
sippp.....semangat tuk lanjut yaaaa 👍👍💪💪
2020-07-09
0