05

"Tom, tolong siapkan rumah kemaren. Gue gak bisa membawa Kha pulang ke rumah. Nanti Mama Papa bisa curiga." Ucap Ghani pada sepupu yang menjadi asistennya selama ini. Lelaki itu yang mengurus segala keperluannya. Termasuk rahasia hubungannya dengan Clara yang masih berlanjut.

"Sekarang di mana Kha? Lo meninggalkannya lagi?" Berang Tomi dari seberang telepon.

"Iya, dia sedang menangis di kamar. Kha menderita karena gue Tom."

"Gha, jangan terlalu sering membuatnya menangis. Kha tidak pernah meneteskan air mata saat bersama ayah ibunya."

"Bagaimana Clara Tom, dia sedang menunggu gue menikahinya."

"Ingat Gha, lo sudah menjadi suami sah Khalisa, sedang Clara bukanlah siapa-siapa. Ingat ada mama papa dan orang tua Kha yang harus lo jaga hatinya. Terlebih Kha, dia tidak bersalah. Sama seperti lo, dia juga tertekan dengan pernikahan ini."

"Siapkan dua kamar, gue akan membawanya pulang besok pagi. Tutup mulut lo dari mama papa."

"Iya."

Tomi menghela napas kasar atas kelakuan adik sepupunya yang gila itu.

"Kalau Ghani tidak bisa menjagamu, aku akan menggantikannya menjagamu Kha." Janji Tomi pada dirinya sendiri.

***

Setelah melewati tiga hari yang menyedihkan, Ghani membawanya pulang tapi tidak ke rumah orang tuanya atau mertuanya. Rumah Ghani sendiri, oh Tuhan ternyata Khalisa akan tetap menjadi orang-orangan sawah untuk Ghani. Hanya tameng bukan teman bicara atau apapun, bisa-bisa dia hanya dijadikannya pembantu di sini.

Ya Allah masak pun Khalisa tidak bisa, mana gak ada pembantu di sini. Rumahnya memang tidak terlalu besar, hanya ada dua kamar yang sudah disiapkan. Artinya dia akan tidur di kamar terpisah dengan Ghani, itu akan lebih baik untuknya.

"Gha, apa aku boleh ambil pakaian ke rumah dulu, naik taksi aja biar gak mengganggumu."

Ghani menggelengkan kepala, itu artinya lelaki itu tidak mengizinkan. Ke rumah orang tuanya pun tak boleh. Siksaan seperti apa ini, berapa lama Khalisa mampu bertahan bersama lelaki tampan itu. Mungkin semua ini agar Ghani bisa dengan cepat melepaskannya. Semoga saja, meskipun ada ketakutan menjadi janda.

Hidup sendiri lebih baik dibanding menikah tapi rasa sendiri, huhu.. Sakit sungguh sakit.

Setelah sholat isya Khalisa beranjak ke dapur mencari-cari yang bisa dimakan untuk menyelamatkan perut. Dia memutuskan untuk memasak mie instan, hanya itu yang Khalisa bisa. Dia menyalakan kompor dan mengambil panci. Tapi Ghani datang mematikan kompor yang baru saja menyala.

"Jangan menyentuh barang-barang di rumahku." Dengan kasarnya Ghani berucap.

"Ya Allah Gha, aku cuma lapar tidak mengambil barangmu apapun." Air mata Khalisa luruh mendengar Ghani membentaknya lagi. Gadis itu berlari ke kamar dan menguncinya.

"Sebegitu tidak dianggap kah aku Gha, padahal dulu kita sangat dekat, apa kamu sudah lupa padaku. Hanya kebenciankah yang ada di hatimu." Posisinya serba salah sekarang, ingin belajar jadi istri yang baik tapi tidak diterima. Dia sudah berusaha ikhlas menerima pernikahan ini. Tapi Ghani membuat usahanya jadi tidak mudah.

Ghani mengamati istrinya yang menghilang di balik pintu sambil tersenyum. Menahan senyum di depan perempuan itu lebih sulit dibanding menahan rindu pada Clara.

"Maaf Kha sudah menyakitimu seperti ini. Kamu tidak boleh kelelahan. Jangan menangis lagi."

Ghani mengambil kunci mobil lalu pergi untuk membeli makan malam untuknya dan Khalisa. Lagi-lagi dia meninggalkan Khalisa dalam keadaan menangis.

Tidak apa Kha, bersabarlah lebih baik sakit perut dari pada terus sakit hati. Khalisa bergeming dalam hati, jari lentiknya mengirim pesan pada sang sepupu, Anindi. Dia memiliki toko kue yang tidak jauh dari rumah Ghani, itu akan membuat perutnya tertolong.

Kha : Nin, aku kangen kue buatanmu bolehkah kirimkan untuk cemilanku lebih banyak.

Anindi : Akan aku kirim sekarang Kha.

Cepat sekali Anindi membalas pesannya, senyuman mengambang di bibir ranum Khalisa. Setelah mengirim alamat rumahnya Khalisa menunggu kue pesanannya datang, lumayan untuk mengganjal perut, gumamnya.

Khalisa berlari keluar rumah setelah mendapat telepon dari ojol yang mengantarkan kue dari Anindi. Setelahnya dia segera kembali ke kamar. Syukurlah Ghani tidak melihatnya, entah pergi kemana suaminya itu, rumah sangat sepi. Walau Ghani adapun rumah tetap sepi. Tak terpikir untuk bisa menghangatkan rumah ini kalau sikap Ghani saja sangat dingin padanya.

Hanya kamar ini tempat yang boleh Khalisa sentuh, selain itu tidak ada yang boleh. Yah tak apa yang penting dapat kamar tidur, walau di rumah suami sendiri tapi serasa di penjara, huuhh pilu menyayat hati.

Aktivitas mengunyah Khalisa terhenti saat terdengar suara pintu di ketuk. Ghani muncul setelah Khalisa berteriak mengatakan kalau pintu tidak dikunci.

Lelaki itu merebut brownis yang hampir habis separo di kotaknya. "Kamu makan terlalu banyak Kha, tidak baik."

"Aku lapar." Khalisa menundukkan wajahnya sendu.

"Ayo makan. Sudah kubelikan." Ghani menarik tangan Khalisa, membawanya ke meja makan. "Makanlah sampai kamu kenyang."

Khalisa menyuap nasi sambil berlinang air mata sampai nasi di piring ludes. Sakit sekali rasanya seperti ini bingung, tidak dapat berbuat apa-apa. Perkataan Ghani selalu saja menyakitkan, menusuk hati.

"Apa saja yang boleh aku lakukan di rumah ini, agar tidak melakukan kesalahan lagi?" Pertanyaan ini sudah seperti babu yang tak berani berkutik pada majikannya. Bukan tidak berani, hanya menghargai Ghani sebagai suami sampai lelaki itu menceraikannya.

"Tidak ada, kau tidak perlu melakukan apapun."

Khalisa mengangguk kemudian kembali ke kamar, nikmatilah penderitaan ini sambil tersenyum Kha. Toh minggu depan sudah mulai bekerja juga, tidak masalah bertahan beberapa hari lagi.

Ghani kembali masuk ke kamarnya dengan membawa segelas susu. "Minum susunya dulu baru tidur."

Setelah mengambil gelas yang diberikan Ghani dan membuatnya tandas segera Khalisa mengembalikan gelas kosong itu. Ada hangat yang menjalar di hati atas perhatian Ghani. Khalisa memang harus rutin minum susu dua kali sehari, karena badannya yang mudah drop.

"Terimakasih."

"Istirahatlah, aku ada di kamar sebelah." Ucap Ghani sambil menyelimuti, Khalisa tidak meminta apapun lagi karena pasti akan ditolaknya segala permintaan.

Kenapa dia jadi begitu perhatian seperti ini, kadang marah, kadang baik. Sulit diartikan atas segala sikapnya. Gha sekarang bukan orang yang dikenalnya dulu.

Saat terbangun keadaan lampu kamar mati, baterai ponselnya full, meja di kamar rapi tidak seperti saat dia mau tidur. Khalisa ingat tidak mematikan lampu, pasti Ghani yang melakukannya. Setelah selesai mandi dan sholat subuh Khalsia keluar kamar karena mencium aroma masakan yang membuat perutnya lapar.

Yaah cacing ini memberontak lagi, tak bisa diajak kompromi. Dari belakang Khalisa mengamati tangan kanan Ghani sedang memegang spatula, tangan kirinya memegang penggorengan, gerakan tangannya begitu lincah seperti sudah sangat mahir. Hampir membuat Khalisa tak percaya anak Emran yang dianggap membangkang itu ternyata punya keahlian memasak.

Terpopuler

Comments

Febriyantari Dwi

Febriyantari Dwi

Baru hadir Thor☝️..
nyesel banget baru baca, kayaknya seru
tapi banyak bawang......aku mewek 😭😭😭 Kumenangis...membayangkan......😭

2022-09-22

1

EMI aja

EMI aja

tpi aku setuju perempuan cengeng cenderung labih bisa mengeluarkan emosi agar tidak setres,dan kuat dri dalam ... hehehe in sih pendapat ku

2022-02-03

1

Nur Hidatin

Nur Hidatin

terlalu cengeng pemeran perempuannyaaa

2022-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 PROMO CERITA LAIN
62 61
63 62
64 63
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 Aksara Cinta
148 Bonchap 1
149 Bonchap 2
150 Bonchap 3
151 Bonchap 4
152 Bonchap 5
153 Bonchap 6
154 Bonchap 7
155 Bonchap 8
156 Bonchap 9
157 Bonchap 10
158 Bonchap 11
159 Bonchap 12
160 Bonchap 13
161 Bonchap 14
162 Bonchap 15
163 Bonchap 16
164 Gemuruh Cinta Sang Guntur
165 Bonchap 17
166 Bonchap 18
167 Bonchap 19
168 Bonchap 20
169 Bonchap 21
170 Bonchap 22
Episodes

Updated 170 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
PROMO CERITA LAIN
62
61
63
62
64
63
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
Aksara Cinta
148
Bonchap 1
149
Bonchap 2
150
Bonchap 3
151
Bonchap 4
152
Bonchap 5
153
Bonchap 6
154
Bonchap 7
155
Bonchap 8
156
Bonchap 9
157
Bonchap 10
158
Bonchap 11
159
Bonchap 12
160
Bonchap 13
161
Bonchap 14
162
Bonchap 15
163
Bonchap 16
164
Gemuruh Cinta Sang Guntur
165
Bonchap 17
166
Bonchap 18
167
Bonchap 19
168
Bonchap 20
169
Bonchap 21
170
Bonchap 22

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!