04

Sabar Kha, ini ujian dari Allah. Ujarnya menguatkan diri sendiri saat tidak ada yang menguatkan. Tempat mengadu pun tidak ada sekarang. Bukan tidak ada, Khalisa tidak ingin membeberkan aib keluarga.

Air mata ini selalu saja mengalir saat hati merasa teriris, kenapa jadi sangat cengeng seperti ini. Khalisa terisak dibalik mukena putih yang menyelimuti tubuhnya yang layu ini. Kha, jangan lemah seperti ini, kamu tidak boleh terlihat lemah. Tangannya menyeka air mata yang sudah mengurai.

"Kha, apa kamu mau pulang?" tanya Ghani. Khalisa baru sadar dia sudah di kamar lagi. Gadis itu menggelengkan kepala pelan.

"Lalu kenapa menangis?"

"Gha, kalau kamu tidak ingin melihatku kembalikan saja aku pada ayah dan ibu. Aku tidak pernah sendirian seperti ini, aku kesepian Gha." Isak tangis terdengar tambah nyaring dan semakin pilu. Dengan wajah masih menghadap sajadah, Khalisa tidak melirik sedikit pun ke arah Ghani.

"Aku tidak apa kamu lepaskan Gha. Di sini sangat sepi tidak ada teman bicara, tidak ada yang bisa aku lakukan." Lanjutnya, berharap Ghani sepemikiran dengannya.

"Aku tidak bodoh melepaskanmu sekarang Kha, Papa masih belum memberikan kekayaannya padaku." Sahut Ghani dengan arogan, Ya Allah siapa sebenarnya suaminya ini. Mengapa lelaki itu begitu tamak akan harta, sampai tega menyakiti Khalisa yang tidak tau apa-apa.

Khalisa menghapus air mata yang membasahi pipinya kemudian merapikan mukena. Dia mengambil ponsel lalu duduk di sofa yang agak jauh dari tempat Ghani berada sambil berbalasan pesan dengan Anindi sepupunya. Itu membuat hatinya sedikit lebih baik.

Terus-menerus meratapi nasib membuat Khalisa akan semakin gila.

Sampai malam Ghani tidak kemana-mana hanya asyik menonton televisi sendiri. Lelaki itu juga tidak mengajak Khalisa bicara. Asyik dengan ponselnya sambil cengar-cengir sendirian berbalas pesan dengan kekasihnya, mungkin.

Khalisa merebahkan badan di ranjang sampai tertidur, tidak ingin memohon lagi pada Ghani. Tidak akan ada yang berguna selain menerima semua kenyataan, bahwa dia sudah diperalatnya demi uang.

Apa ayah dan ibu tidak tau semua ini, anaknya sekarang hanya sebagai senjata untuk mendapatkan harta. Setelah semua Ghani dapat maka dia akan menjadi janda rasa perawan. Haha, menyedihkan sekali. Hati ini tertawa pilu.

Malam kedua di hotel tidur bersama suami bagai guling yang tidak bisa bicara, tapi sayang guling ini juga tidak boleh di peluk. Tidak kalah meneyeramkannya dengan malam pertama.

Khalisa duduk di balkon sofa menunggu Ghani tidur baru ikut berbaring di ranjang empuk. Dia memandang langit yang dihiasi banyak bintang berkilau dari balik kaca. Mungkin hatinya akan berkilau jika tidak menikah dengan Ghani.

Kenapa dia jadi menyesali pernikahan yang tidak salah ini. Khalisa-lah yang salah karena tidak bisa memposisikan diri dengan baik.

"Kha, tidur." Panggil Ghani, Khalisa menurut berbaring disampingnya.

"Gha..." Khalisa ingin mengajak suaminya bicara tapi tidak ada jawaban, yang ada malah suara mendengkur halus. Secepat itu Ghani meninggalkannya tidur.. huhh kesal...

"Kamu lebih manis kalau lagi tidur Gha. Selamat tidur suamiku yang galak." Khalisa membelai rambut Ghani dengan ujung jari agar tidak mengganggu suaminya tidur.

"Jika kamu tidak mau menerimaku sebagai istrimu, lebih baik lepaskan aku Gha, agar tidak ada yang tersakiti diantara kita." Suara lirih yang diucapkan Khalisa mampu menggetarkan relung hati Ghani yang sedang pura-pura tidur.

Saat Khlisa membuka mata Ghani sudah tidak ada di sampingnya, kamar mandi juga kosong.

"Gha kamu suka sekali meninggalkanku sendirian."

Selesai mandi dan sholat subuh Khalisa keluar kamar hotel. Setelah berjalan sampai loby, dia kembali lagi ke kamar karena bingung mau kemana mencari Ghani.

"Aku bisa gila seperti ini Gha."

Khalisa menghempaskan tubuh di sofa dengan gusar.

"Sepiiiii, sesepi hatiku tanpamu," lirihnya.

"Ghaaa pulaangg, aku kesepian juga kelaparan." Ucapnya dengan setengah berteriak untuk melegakan hati yang gundah.

"Makan dulu kalau lapar." Ghani meletakkan sepiring nasi lengkap dengan lauk, sayur, buah dan susu cokelat di meja.

"Gha jangan tinggalkan aku lagi, sepi."

"Iya, makan." Titah Ghani dengan muka datar, tanpa ekspresi. Ihh kok suami serem amat, manis dikit kek, ini pengantin baru kenapa jadi dianggurin gini ya.

Khalisa menyantap nasi dengan lahap, agar tatapan Ghani segera berhenti, tatapannya seperti ingin menerkam saja.

"Pelan-pelan Kha."

Yeay dia tersenyum, pekik Khalisa dalam hati. Walau Ghani segera mengubah ekspresi wajahnya saat Khalisa melirik ke arah lelaki itu. Manis juga senyumannya, coba kalau setiap saat senyum pasti tambah ganteng deh.

"Hari ini kamu mau mengurungku di kamar sendirian lagi?"

"Hm."

Yaah suaminya jelmaan limbad.

"Ya udah, tinggalin aja kalau kamu lagi sibuk." Kata Khalisa setelah menyelesaikan makan, beranjak meninggalkan Ghani duduk di sisi ranjang. Pemandangan yang indah dilihat sambil tiduran, akan lebih indah kalau ditemenin Ghani memandangnya.

Biar ada kesempatan memandang wajah tampannya, yaelah.. baper banget...!! Ku menangis membayangkan... jadi ketularan sinetron itu deh Khalisa...

"Ghaa kamu jahaattt." Teriaknya saat tau Ghani tak ada di kamar, tidak akan ada juga yang mendengar teriakannya ini. Sekedar untuk melegakan hati yang kesunyian di sini. Perih.

"Maaf...!" Ucap Ghani, tadi dimana lelaki itu jadi tiba-tiba muncul di belakang, persis jailangkung datang tak dijemput pulang tak diantar. Suka nongol dan menghilang sesuka hati.

"Kalau kamu gak mau terima aku sebagai istrimu gak masalah Gha. Tapi jangan diemin aku seperti ini. Aku jadi kayak orang yang gak ada gunanya." Dua hari berdiam diri di hotel membuat Khalisa frustasi, belum bisa beradaptasi menerima keadaan ini.

Tidak ada jawaban, sanggahan, komentar, kritik atau pun saran yang membangun, membuat Khalisa benar-benar jadi seperti orang gila.

"Aku pulang aja ya, nanti aku bilang sama Ayah kalau kamu ada urusan jadi gak bisa pulang bareng. Aku mau nenangin diri di rumah aja." Katanya melangkah ke arah pintu, lelah kalau harus terus seperti ini.

"Jangan keluar..!"

Bentakan Ghani membuat Khalisa terduduk di lantai, bersandar ke ujung ranjang. Satu dua butiran bening terjatuh. Penderitaannya tak bisa diakhiri sekarang. Ghani kembali meninggalkan Khalisa sendirian di kamar.

Peraturannya, Ganti boleh pergi, Khalisa tidak. Sungguh nasibmu sangat malang, Kha.

"Maaf Kha, aku harus memperlakukanmu seperti ini."

Ghani meninju udara hampa dan mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Mana bisa dia terus-terusan melihat gadis kecilnya menangis seperti ini karenanya. Ghani meninggalkan istrinya sendirian di kamar saat sedang menangis. Bahkan tidak bisa memeluknya untuk menenangkan seperti Kha kecil lagi.

Ada Clara di sana yang sedang menunggunya dengan setia. Memeluk Kha sama saja mengkhianati Clara, tapi apa kabar pernikahan ini. Lebih dari sekedar selingkuh biasa. Ghani berkali-kali melepaskan tendangannya ke ruang hampa udara yang sangat menyesakkan dada.

"Maafkan aku Kha kecilku sayang, maaf kakakmu ini jahat sekarang padamu. Maaf Kha karena pernikahan ini sangat menyakitimu."

Terpopuler

Comments

Nurliana Saragih

Nurliana Saragih

Aish,,,Thor, jangan disamain kayak LIMBAD serem aku jadinya.

2022-04-06

1

Erma Yanti

Erma Yanti

jdi terasa sesak dada ini...ikutan gk enak...😔

2022-01-30

3

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 PROMO CERITA LAIN
62 61
63 62
64 63
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 Aksara Cinta
148 Bonchap 1
149 Bonchap 2
150 Bonchap 3
151 Bonchap 4
152 Bonchap 5
153 Bonchap 6
154 Bonchap 7
155 Bonchap 8
156 Bonchap 9
157 Bonchap 10
158 Bonchap 11
159 Bonchap 12
160 Bonchap 13
161 Bonchap 14
162 Bonchap 15
163 Bonchap 16
164 Gemuruh Cinta Sang Guntur
165 Bonchap 17
166 Bonchap 18
167 Bonchap 19
168 Bonchap 20
169 Bonchap 21
170 Bonchap 22
Episodes

Updated 170 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
PROMO CERITA LAIN
62
61
63
62
64
63
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
Aksara Cinta
148
Bonchap 1
149
Bonchap 2
150
Bonchap 3
151
Bonchap 4
152
Bonchap 5
153
Bonchap 6
154
Bonchap 7
155
Bonchap 8
156
Bonchap 9
157
Bonchap 10
158
Bonchap 11
159
Bonchap 12
160
Bonchap 13
161
Bonchap 14
162
Bonchap 15
163
Bonchap 16
164
Gemuruh Cinta Sang Guntur
165
Bonchap 17
166
Bonchap 18
167
Bonchap 19
168
Bonchap 20
169
Bonchap 21
170
Bonchap 22

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!