Merasa Di Abaikan.

Key yang merasa di abaikan menghentakkan kaki ke jalan.

Merasa dia tidak di anggap apa salah nya bilang iya.

Kan tidak sulit.

"Ih beneran itu orang ngeselin Sya, awas aja nanti kalau jatuh cinta sama gue, gue tolak baru tau rasa,"

Key menendang angin di depan.

Merasa apa ya sulit di ucapkan dengan kata kata.

"Masalah nya Key om tadi nggak bakal suka sama lo, liat dari tampang nya yang tampan itu udah punya pasangan.

Gila aja wajah pari purna gitu nggak punya gandengan, gue juga mau,"

Siapa yang tidak mau sama Kendra pengusaha muda sukses di usia yang bisa di bilang pas di ajak berumah tangga.

Semua orang juga mau termasuk Kesya.

Gila aja kalau ada yang nolak auto perlu di tanya apa ada yang salah sama mata dan otak orang itu.

Kalau di ajak berumah tangga sama Kendra kehidupan kita sudah terjamin nggak bakal kekurangan lagi.

Tidak perlu mikir besok mau makan apa.

"Jangan ngada ngada ya Sya, itu calon gebetan gue.

Kalau mau sama yang satunya lagi, lumayan tampan juga,"

"Awas jangan kegatelan sama dia,"

Sambit Key yang tidak terima ocehan yang menargetkan om tampan itu sebagai incaran.

Tolong lah tidak perlu bersaing sama sahabat sendiri juga.

"Lo yang gatel Key, belum tentu tuh om mau sama lo.

Masih bau kencur gini,"

Mereka pulang naik bus umum.

Itu kebiasaan mereka berdua lebih suka menikmati berdesakan naik bus dari pada pakai motor, padahal mereka punya.

Dan akan di pakai pada waktu tertentu.

"Man maaf nih ya, sesama bau kencur nggak perlu saling hina.

Cukup sadar diri dan yang jelas lo gaet yang satunya lagi.

Fiks no debat,"

Udah Sya ngalah udah nggak perlu debat.

"Masalah nya Key itu om om mau nggak sama lo, dia kalau mau cari pasangan mikir juga kali nggak mungkin mau sama yang di bawah umur.

Bisa di tuntut dia,"

Ledek Kesya pada Key yang langsung terdiam.

Padahal sama sama masih kecil.

"Masa iya Sya masih kecil ini ukurannya udah tiga empat mau tiga enam ini,"

Sambil memegang aset nya yang berada di dada.

Sontak Kesya menutup muka menggunakan tas malu di lihat orang.

Ya mereka masih berada di dalam bus dan bisa di pastikan kalau obrolan mereka ada yang dengar.

Lah Key dengan tidak tau malunya membahas hal yang bisa membangkitkan sesuatu yang sudah terpendam lama juga membuat malu bukan main.

"Plis Key kalau mau bahas itu nanti ya kalau udah di rumah,"

Kesya bicara penuh permohonan agar Key memberhentikan ucapan yang bisa membuat malu sampai ke tulang sum sum.

"Oh di rumah ya, ok.

Sekalian gue mau liatin lo kalau ini udah besar,"

Tolong siapa saja bisa bekap mulut Key yang tidak bisa di ajak kompromi.

Membahas hal mesum di tempat umum dengan santai.

Ini anak urat malunya ada di mana? apa ketinggalan di sekolah tadi.

"Iya iya di rumah,"

Saat bus sudah berhenti di halte dekat rumah.

Kesya beranjak cepat turun dari bus mengabaikan panggilan Key yang minta di tungguin.

Kesya masih menutup wajah menggunakan tas hingga sudah berjalan agak jauh baru bisa bernafas lega.

\=\=\=\=\=

Di perusahaan Ken, lelaki itu sibuk mengerjakan kerjaan yang di tinggalkan saat datang menghadiri kunjungan ke sekolah tadi.

Bukan tanpa alasan Ken mau datang ke sana.

Sekalian mau melihat perkembangan sekolah secara langsung.

"Bro lo udah siap,"

Kemal masuk ke dalam ruangan Ken seperti biasa.

Tidak menganggap ada pintu jadi masuk tanpa ngetuk pintu.

Bawahan yang baik bukan?.

"Kalau belum lo mau bantuin?"

Balas Ken tetap terus memeriksa berkas tanpa mengalihkan pandangannya pada Kemal.

"Mau aja gue bantu tapi gaji gue di tambah nggak?"

Dasar bawahan tidak tau diri atau suka memanfaatkan sesuatu.

Ya namanya juga usaha siapa tau mau dan Kemal dengan senang hati nggak bakal nolak.

"Ok, nol empat cukup?"

Kemal langsung mendengus kesal.

Gila saja mau bayar cuma dengan nol empat dapat apa itu.

Tau kan kalau nol empat paling tinggi nominalnya lima puluh ribu.

Buat beli cemilan sama minuman yang dapat.

"Pelit amat jadi bos, tambahin dua lagi napa,"

Ya kali cuma di bayar pakai nol empat.

"Itu sih mau lo,"

Ken tetap fokus sama lembaran kertas yang bisa membuat angka nol di rekening nya bertambah.

Di usia yang tidak terlalu muda,bisa di bilang matang.

Ken sudah banyak mendapat penghargaan juga sukses di usia muda.

Kalau mau tau Ken berasal dari keluarga mana maka tidak banyak yang tau saking tertutupnya informasi tentang keluarga Ken.

"Itu lo tau,"

Balas Kemal.

"Lo tau itu apa?"

Menunjuk sesuatu yang berada tidak jauh dari meja kerja Ken.

"Sofa, emang kenapa?"

Tanya balik kemal, ada dengan sofa fikir kemal.

Ya kali udah sebesar ini sofa tidak tau.

"Gunanya apa?"

Anak baru lahir juga tau, jadi buat apa di tanya lagi.

"Buat duduk lah, Lo udah lupa kegunaan sofa.

Situ masih waras?"

Kesal kemal, sofa aja di tanya gunanya apa.

Semua orang di dunia ini juga tau guna sofa.

Buat mandi bukan?.?

"Ya udah duduk sana kalau nggak mau bantu,"

Sinis Ken melanjutkan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi.

Kedatangan Kemal ke ruangan nya sudah tau.

Asisten sekaligus sahabatnya itu pekerjaan nya sudah selesai makanya datang buat ngerusuh.

"Bilang kek di suruh duduk, kenapa berbelit kayak emak emak,"

Kemal duduk di kursi yang berada di depan meja Ken.

Bukan pada sofa yang di tunjuk Ken.

Kejauhan tidak bisa memandang Ken lagi fokus kerja.

Seperti cewek yang menemani pasangan nya kerja.

So sweet bukan sih.

"Ken nanti malam datang?"

Kemal memperhatikan hp yang menyampaikan kalau ada notif yang minta di perhatikan.

"Kemana?"

Ken tidak tau dan juga dia jarang pergi ke luar malam malam.

"Ada acara reuni,"

kemal memperlihatkan chat group yang akan mengadakan acara reuni nanti malam.

"Nggak malas, nggak ada guna,"

Ya ini lah Ken, paling anti keluar malam kalau tidak ada guna serta manfaat.

Ken lebih suka di rumah kumpul sama keluarga atau nggak menenangkan diri di mansion nya.

Ken punya mansion yang sudah di siapkan untuk masa depan.

Bersama siapa lagi kalau bukan bersama keluarga kecilnya nanti.

"Lupa gue kalau lo anak umi,"

Ledek kemal yang tau kebiasaan Ken lebih suka di rumah.

Ya Ken memanggil orang tuanya Umi dan Abi.

Terdengar adem yah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!