Pemilik Sekolah.

Jam pelajaran hari ini cepat selesai sebab akan acara setelah itu jam dua siang dengan di hadiri pemilik langsung buat acara kali ini, biasa hanya pengganti atau pengisi acara lain tapi kali ini beda.

"Kenapa pake ada acara segala, kan abis ini pelajaran favorit gue Key,"

Gerutu Kesya membereskan buku lalu memasukkan ke dalam tas.

Sebelum pelajaran selesai tadi guru di depan kelas sudah mengasih pengumuman kalau akan ada acara jadi pelajaran hari ini tidak sampai selesai.

"Ngak apa Sya, kan ini acara bagus juga bisa buat motifasi lo mau melangkah ke depan seperti apa.

Ambil positif jangan menggerutu aja yang tau ntar cepat tua lo,"

Keyra paling tau kalau sahabatnya itu paling malas ada acara yang hanya jadi pendengar saja.

Pasti dia akan bilang kalau acara seperti ini mending dengar radio juga sama, sama sama mendengar saja.

Para siswa sudah mulai berkumpul di aula dan mengisi bangku yang kosong.

Menunggu pengisi acara yang katanya sudah sampai dan lagi berjalan ke sana.

Kedua sahabat itu duduk di kursi paling depan, bukan keduanya juga tapi Keyra yang memaksa Kesya duduk didepan dengan alasan biar leluasa mendengar serta melihat.

"Duduk belakang aja ya Key,"

Bujuk Kesya yang paling anti duduk di depan lagi ada acara.

Bagi Kesya duduk di depan itu kurang nyaman sebab merasa seolah orang orang memperhatikan kita padahal sebenarnya tidak, Kesya aja yang kepedean.

Berbanding terbalik sama Keyra yang suka duduk di depan selain leluasa memandang juga bebas mendengar jika duduk di depan.

"Ngak apa biar bebas melihat, siapa tau tampan kan,"

Keyra malas pindah lagi sudah nyaman.

"Mana ada tampan, taun kemaren aja bapak bapak botak lagi, pasti hari ini juga sama,"

Cetus Kesya yang anti di lihat secara dekat apa lagi nanti sampai di tanya segala.

Pengen rasanya Kesya pentokin kepala botak itu ke dinding.

Hingga pembicaraan mereka terhenti mendengar derap langkah yang sudah mendekat.

Sontak mereka menoleh pada langkah kaki di depan pintu hingga mereka semua terpana.

Mereka kira bapak botak lagi tapi ini lelaki tampan, rahang nya pengen minta di belai dan liat sorot mata elang itu ingin menerkam siapa saja.

Tapi mereka semua tidak tau saja kalau lagi berdua sama sahabat somplak nya akan seperti anak TK.

Hingga acara di mulai tidak ada satu orang pun  yang berani mengeluarkan suara walau hanya kata hah.

Kini fokus mereka bukan pada isi yang di sampai kan tapi pada yang menyampaikan.

"Kamu,"

Tunjuk dia tepat di depan Keyra yang pas sekali.

"Iya saya pak,nama saya Keyra.?"

Tanya Keyra yang di balas anggukan.

Sambil mengangkat tangan lalu menyebutkan namanya, ya siapa tau cuma alasan nunjuk Key.

"Siapa yang nanya nama kamu, kenapa kamu bicara terus sama teman kamu? Kalau tidak suka acara ini silahkan keluar,"

Bentak Ken yang paling anti kalau dia bicara di depan ada orang yang tidak mendengar.

"Maaf Pak,"

Sesal Keyra sebab menjawab pertanyaan Kesya tadi hingga dia harus menahan malu mendapat bentakan seperti itu.

Bukan bentakan sih tepatnya tapi teguran biar lebih menghargai orang lain saat bicara.

Acara berlanjut hingga jari telunjuk itu mengarah pada Keyra lagi, hah kok lagi sih kali ini dia salah apa lagi? Fikir Keyra.

"Iya saya pak,"

Gugup yang Keyra rasakan saat jari telunjuk itu menunjuk dia untuk yang kedua kali.

"Maju ke depan,"

Titah Ken yang langsung di laksanakan oleh Key.

"Saya mau tanya,setelah lulus Sekolah kamu mau melakukan apa?"

Itu pertanyaan ya, kok seperti introgasi juga rasanya.

"Saya mau kuliah pak dan sukses seperti bapak, namun,"

Jeda Keyra yang bingung, soal nya biaya buat kesana yang belum ada titik, kalau ada celah paling lewat jalur beasiswa dengan menggunakan otak encer Key.

"Biaya, (Key menganggukkan kepala) kamu bisa cari jalan lain, beasiswa mungkin,"

Itu tidak perlu di beri tau Key juga sudah tau kali.

"Kalau itu saya juga udah mikir sana pak, ngak perlu ngasih tau juga,"

Ceplos mulut Key dan seketika dia menutup mulutnya menggunakan tangan.

Sadar akan sama siapa dia bicara sekarang.

"Maaf Pak, saya ngak sengaja,"

Sesal Keyra memasang wajah sedih.

Jurus andalan sih tepatnya dan semoga berhasil doa Key dalam hati.

"Silahkan turun,"

Ken tentu saja kesal, kenapa ada siswa seperti dia fikir Ken.

Acara terus berlanjut hingga selesai dan semua membubarkan diri keluar aula.

"Hah untung lo tadi ngak kena marah Key, lagian tuh mulut kok bisa blong sih rem nya?"

Kesya yang melihat saja sudah deg deg an takut Key kena marah atau di usir dari sana lebih malu lagi.

"Ngak tau, ngomong tanpa di pinta aja.

Hah malunya tadi,"

Keyra ingin minta maaf sekali lagi sama pengisi acara tadi namun tidak tau harus mencari ke mana.

"Minta maaf lagi aja Key,"

Itu juga yang di fikirkan Keyra tapi tak tau dimana tuh orang berada.

"Orang nya ngak keliatan Sya,"

Keluh Key yang terus berjalan ke arah gerbang Sekolah.

"Nanti aja kalo ketemu,"

Mereka berdua pulang pergi Sekolah selalu bersama bahkan hampir kemana aja bersama seperti anak kembar.

"Eh eh itu dia Key,"

Tunjuk Kesya pada dua orang lelaki berjalan ke arah parkiran.

"Iya,"

Berjalan menuju parkiran sebelum yang di kejar masuk mobil.

Hah mobil, kok Key merasa jauh berada di bawah dia ya.

Key yang biasa naik angkot jadi minder buat menghampiri tapi harus tidak boleh di tunda.

"Pak tunggu,"

Cegah Key sebelum dia masuk ke dalam mobil.

Sedangkan yang di panggil hanya diam berdiri tanpa mengeluarkan satu patah kata walau hanya kata apa.

"Saya benar benar minta maaf sama kejadian tadi pak,"

Mohon Key menyatukan kedua tangan di depan dada, kalau dia benar benar tulus meminta maaf.

Juga wajah polos Key yang sulit buat di tolak buat melanjutkan perkara.

"Sudah lupakan saja,"

Ken masuk mobil tanpa banyak bicara, bagi dia itu hanya hal yang tak penting.

Bagi Ken itu bukan perkara penting dan tidak perlu pembahasan lebih lanjut.

Di ikuti Kemal yang mengemudikan mobil.

Dua sahabat itu akan pergi bersama jika masalah kantor dengan Kemal sebagai supir.

Lengkap sudah jabatan Kemal.

"Yuk pulang Key,"

Ajak Kesya yang merasa tidak ada lagi yang perlu diurus.

Keyra hanya menurut saja, bagi dia sudah minta maaf tadi sudah cukup.

Soal di maaf kan atau tidak, tidak lagi jadi urusan Key, begitu fikir Key

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!