MOVE ON
Assalamu'alaikum...
Maya menghampiri ayah dan ibunya di meja makan lalu mencium tangan keduanya.
"Wa'alaikumsalam", jawab keduanya bersamaan.
Orang tua Maya tidak menanyakan dari mana dan kemana anaknya sampai pulang malam kerena sebelumnya Maya sudah mengirim pesan dan meminta izin pada ayahnya untuk pergi jalan - jalan dengan Nia. Dani pun sudah mengizinkannya juga tahu kemana dan dengan siapa Maya pergi.
"Makan dulu sayang", perintah Dani pada anak gadis kesayangannya.
"Masih kenyang yah mau langsung kekamar aja mau bersih- bersih".
Hm Dani mengangguk dan Maya pun langsung beranjak.
Maya langsung membersihkan diri begitu masuk ke kamarnya.
Merebahkan tubuh ditempat tidur kesayangannya, tangannya terulur meraba dibawah bantal mencari selembar foto yang ia selipkan dibawah sana.
Diambilnya foto tersebut kemudian ditatapnya lekat - lekat wajah seorang didalamnya, wajah dari mantan kekasihnya yang masih belum bisa ia lupakan hingga saat ini.
Walaupun sudah hampir setahun mereka tidak pernah bertemu dan bertukar kabar nyatanya Maya masih saja mengharapkan bahkan masih sering merindukan Kevin.
Bagai manapun Kevin pernah menjadi seorang spesial dihatinya dan sampai saat ini nama Kevin juga masih ada dihatinya. Sulit untuk melupakan dan menghapus kenangan - kenangan saat dulu mereka masih bersama.
Sebenarnya hubungan mereka belum berakhir hanya saja
hubungan keduanya putus begitu saja saat terhalang jarak jauh. Tidak salah bukan kalaau May masih mengharapkan Kevin.
Kamu disana lagi apa Kev, apa kamu sudah melupakan aku hingga tidak pernah menghubungiku? Apa karna sudah ada yang lain?
Maya bertanya pada foto Kevin seakan Kevin ada didepannya dan mendengar ucapannya.
Akkkrhh.... " teriak Maya frustasi.
Cinta pertama memang susah dilupakan, itulah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan apa yang Maya alami saat ini.
N**ggak gue nggak mau terjebak seperti ini.
"Gue harus move on ya gue harus move on, hidup terus berlanjut. Melangkah kedepan tanpa menoleh kebelakang. Oke gue bisa, semangat. Maya mengepal tangan keudara menyemangati dirinya sendiri.
Kemudian ia memilih meyibukkan diri dengan membaca buku berharap apa yang ia lakukan bisa mengalaihkan pikirannya tentang Kevin.
Hoammm....
Maya menguap berkali - kali menandakan bahwa ia sudah mulai mengantuk, matanya sudah sangat berat meminta untuk dipejamkan.
Maya memutuskan menutup buku bacaannya, bergegas kekamar mandi membersihkan diri dan bersiap untuk tidur.
Sepertinya tidur adalah jalan terbaik.
Mengistirahatkan syaraf - syaraf dan juga otak yang sudah bekerja seharian. Melepas penat setelah seharian beraktifitas.
Mematikan lampu, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Hanya butuh waktu sebentar Maya sudah masuk ke alam mimpi.
*****
Dinginnya udara pagi menusuk hingga ketulang - tulang mengusik anak manusia yang masih betah berada di bawah gulungan selimut, tapi suara azan subuh memaksanya untuk membuka mata.
Maya segera bergegas ke mamar mandi mengguyur tubuhnya dengan air hangat.
Melaksanakan kewajiban menghadap yang Maha Kuasa. Berima kasih atas rahmat yang diperolehnya. Bersyukur masih diberi kesempatan menikmati keindahan semesta, menghirup udara segar serta diberi kesehatan juga bersyukur masih memiliki kesempatan memperbaiki diri.
Usai dengan kegiatannya Maya keluar dari kamar mencari sesuatu yang dapat mengahangatkan dirinya dari hawa dingin setelah semalaman hujan tiada henti hingga menjelang pagi.
"Masak apa bu", Maya berdiri dibelakang Heni yang masih sibuk mengupas bawang.
"Astaga ini anak permisi kek apa kek tiba - tiba nongol dibelakang ibu bikin ibu jantungan aja", maki Heni, Maya hanya nyengir saja diomeli seperti itu oleh ibunya baginya itu hal biasa.
"Ibu si begitu seriusnya sampai nggak denger ada langkah kaki mendekat", kilahnya. Heni diam tidak menanggapi ucapan anak gadisnya ia sudah hapal dengan kelakuan Maya yang sudah pasti punya kata pembalaan.
"Kok bau pisang goreng bu", hidung Maya mengendus - endus aroma pisang goreng yang baru tercium baunya saja sudah sangat enak. Heni menggeleng dengan kelakuan anak gadisnya itu yang selalu cepat kalau soal makanan.
"Itu ada dimeja makan masih panas ibu baru selesai gorengnya.
Maya menghampiri meja makan dan benar saja terdapat sepiring pisang dan segelas kopi dimeja makan.
"Woahhh cocok ini ada kopi pula", Maya langsung meraih cangkir berisi kopi tapi belum sempat Maya meminumnya,
"Plakk..kk" tangan Heni lebih dulu mengenai lengannya.
"Bikin sendiri itu punya ayah", dengan sedikit kesal Maya meletakkan kembali kopinya tidak jadi meminumnya.
Mukanya langsung cemerut, Dani yang sedari tadi berdiri di depan pintu dapur menyaksikan anak dan istrinya berdebat diam saja. Ia melangkah mendekati meja makan dan lagsung mendudukan dirinya disamping Maya.
"Sllrrruuppp ahhh.....", Dani sengaja meminum kopi didepan Maya agar menambah kejengkelan anaknya ia sangat senang menggoda dan membuatnya kesal. Melihat itu tambah mengerucutlah bibir Maya Dani tersenyum melihat itu.
"Hmmm.. pisangnya enak, bu slurrp..ahh" Dani menyeruput kopinya kembali sambil matanya melirik kearah Maya untuk melihat ekspresi anak.
Satu ...dua... dan benar saja seperti dugaannya,
"Ayah.... rengek Maya ia memperlihatkan muka memelas melihat itu Dani ingin tertawa tapi ia tahan.
"Habiskan", Dani menyodorkan gelas di depan Maya dan dengan senang hati mererimanya lalu menghabiskan kopi milik ayah yang tinggal separuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments