Di sebuah apartemen mewah, pagi ini byan berpenampilan rapi. Byan mengambil ponsel di atas nakas. Ya ponsel nya memang tertinggal dirumah mara. Tetapi tidak sulit baginya untuk membeli yang baru.
"Hallo, tunda jadwalku hari ini." Byan menghubungi seseorang diseberang sana.
Dia segera mengahiri panggilannya.
"Mara? siapa sebenarnya dirimu? hmmmm tentu saja kamu hanya seorang bocah SMA?" Byan tersenyum membayangkan mara. Seorang wanita yang baru sehari dikenalnya. Wanita yang membuatnya tak bisa berhenti tersenyum. Hingga ia lelah menunggu pagi karena terasa begitu lama.
"Ahirnya pagi sudah tiba, Apakah aku merindukanmu mara??"
Byan meraih jaketnya, dengan kaos hitam celana jeans ia melangkah menuju luar apartemen nya dilantai 11 gedung ini.
Siapa byan?
Fabyan alfarizi Malik, putera kedua dari pengusaha Malik Grup.
Ayahnya Heru alfarizi malik, Ibunya Andriyani malik dan kakak pertamanya Rayhan alfarizi malik yang kini berada di korea selatan mengurus perusahaan keluarga.
Di jogja fabyan tinggal untuk mengurus cabang perusahaan orang tuanya. Sementara keluarga Malik berada di pusat kota jakarta.
Baru dua bulan fabyan tinggal dikota jogja, dia merintis perusahaan yang menggeluti bidang manufaktur/industri.
***
"Assalamualaikum..."
Terdengar suara orang mengucap salam dari luar. Mara yang sedang membantu ibunya menyiapkan sarapan terheran.
"Siapa pagi-pagi begini sudah bertamu?" gumam mara.
"Heh, Waalaikumsalam..." Ibu mara menuju luar membuka pintu.
Ibu mara kaget, dia tak menyangka byan datang sepagi ini.
"Nak byan, mari masuk."
"Terimakasih bu" Byan membawa dua kantung plastik besar dan memberikannya pada ibu mara.
"Ibu, siapa?" Randy memeluk kaki ibunya dari belakang. Randy menatap lelaki itu yang berada di depan pintu.
"Hey, anak ganteng?" Byan memberi sapaan pada randy yang menggemaskan.
"Mari nak byan, kita ke ruang makan, kebetulan ibu baru buat nasi goreng. Ayoo ikut sarapan"
Tanpa menolak, byan pun mengekori ibu mara menuju ruang makan.
Meski terlihat minimalis dari luar, ternyata rumah mara terbilang luas dan memiliki banyak ruang.
Mara yang sedang asim menyantap nasi goreng, kaget melihat kedatangan byan yang berada dibelakang ibunya.
Mara terpaku menatap byan yang terlihat benar-benar membuat jantungnya berdegup kencang.
Ya Allah, apakah dia malaikat?
Malaikat pencabut nyawa?? mengapa jantungku berdegup kencang sekali? Aku belum mau mati sekarang ya Allah. Mengapa kau kirimkan malaikat kepadaku?
Mara tersedak menatap kedatangan byan yang sekarang duduk dikursi bersebrangan dengannya.
"Pagi mara," Sapanya.
Byan menyerahkan Gelas berisi air minum pada mara.
" Awas, keselek!" ucap byan sembari senyum sendiri.
" Udah keselek" Mara menjawab ketus dan meraih gelas dari tangan byan.
"Ini buat nak byan, maaf ya seadanya saja sarapannya." Ibu byan menyodorkan sepiring nasi.
Byan menerimanya dengan senang.
"Bu, terimakasih banyak."
"Apa kak byan ini kakak baru Randy bu? Horrre randy punya kakak baru!!" Randy bertepuk tangan.
Ditatap oleh ibu dan juga Byan dengan senang. Kecuali mara.
Ya, apa maksud perkataan randy barusan? mara masih menatap heran pada byan.
"Kak byan ini ponselnya!" Mara menyerahkan ponsel pada byan dengan wajaah datar.
"Oh, trimakasih mara."
Selesai sarapan, mara langsung berpamitan dengan ibunya untuk kesekolah. Hari ini ujian terahir sekolah. Mungkin mara akan lama libur kesekolah. Hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan.
"Mara pergi dulu bu."
"Aku antar ya? maraa??" Byan menatap mara.
"Bu, aku sekalian mau kerja, kebetulan arahnya sama dengan sekolah mara." Byan menyalami ibu mara yang hanya dibalas dengan senyuman dari ibu.
"Baiklah, hati² nak byan. Mara ikutlah dengan nak byan jangan merepotkan ya?"
"Iya bu." mara segera keluar rumah.
Namun mara terkejut saat melihat ada honda civic terparkir didepan rumah.
"Ayo mara, nanti kamu terlambat." Byan membukakan pintu mobil untuk mara.
"I..ini mobil siapa?" Tanya mara heran.
"Masuklah, ini mobilku." Jawab byan.
Didalam mobil byan melambaikan sebelah tangan pada ibu mara dan juga randy. Terlihat dari spion mereka tersenyum membalaa lambaian tangan byan.
"Sekolahku dekat, aku bisa jalan kaki" Ucap mara kesal.
"Mara, sebenarnya aku ingin memperkenalkan diriku lebih padamu juga ibumu tapi sepertinya ini terlalu cepat." Byan menyetir dan sesekali mencuri pandang kearah wajah mara.
"Aku tidak ingin mengenalmu lebih" Mara menjawab mengarahkan pandangannya keluar jalan.
Mendengar ucapan mara, byan hanya tersenyum. Byan sungguh semakin tertarik karena sikap acuh seorang mara.
Seperti apa sebenarnya mara? mengapa dia membuat byan penasaran?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments