Rintik-rintik hujan menetesi tubuhku, namun aku terus berjalan diatas trotoar menuju rumah.
Sepanjang jalan, aku terus memikirkan nasibku, nasib ibu dan randy. Apa yang harus aku lakukan setelah lulus SMA?
Impianku untuk lanjut ke perguruan tinggipun rasanya sirna, mungkin pilihannya aku harus mencari pekerjaan untuk membantu ibu. Kasihan jika ibu harus membesarkan aku dan randy sendirian dengan usaha katering kecil-kecilannya yang terkadang seminggu full penuh pesanan, terkadang lagi tak ada pesanan sama sekali. Tapi usaha ibu cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari, namun jika untuk membayar biaya kuliah tentunya itu tak akan cukup!
Huhh... dimana aku harus mencari pekerjaan yang layak? sementara aku hanya lulusan SMA. Takkan mungkin aku mendapatkan pekerjaan kantoran.
Ya Allah, permudahlah jalanku...
DUGGGG!!!
"Awwwww,!! Kakiku terkena bola. Darimana bola ini? aku melihat sekitar ternyata aku sudah berada dipinggir lapangan Bola.
Ya Allah, apakah aku melamun sambil berjalan? kenapa aku sampai disini. Dimana ini? Sungguh aku tak tahu..
"Maaf, Apa ada yang sakit?" Suara seorang lelaki menyadarkanku dari lamunan.
"Oh, tidak apa" Aku meraih bola didekat kakiku dan menyerahkan padanya.
"Sepertinya kakimu merah? Apakah sakit?" Lelaki itu terus memperhatikan kakiku.
Dan ternyata betisku sedikit nyeri. Aku berusaha melangkahkan kakiku namun betisku semakin nyeri.
"Aku akan mengantarmu, kau mau pulang ke arah mana?".
"Tunggu sebentar disini, jangan kemana-mana?" Lelaki itu berlari meninggalkanku.
Kupandangi tubuhnya yang perlahan menghilang dari hadapanku.
"Apalagi ini ya Allah." Aku menghela nafas panjang.
Tak lama lelaki itu datang dengan sepeda motornya. dia menghampiriku.
Bodoh, kenapa aku menunggunya? kenapa aku tidak pulang saja?
Ku pandangi tubuhnya yang tinggi dan tegap. Otot tangannya yang terbentuk. Ah, ternyata wajahnya begitu tampan.
"Hey" Lelaki itu menyadarkan lamunanku lagi. Ia menggibas-gibaskan tangannya didepan mataku.
"Aku akan mengantarmu, sepertinya kakimu akan nyeri jika dipaksa berjalan mungkin kamu tidak biasa bermain bola sehingga terkena bola sedikit saja betismu langsung memerah" Lelaki itu tersenyum mengarahkan matanya padaku.
Masya Allah, senyum itu...
Aku berbalik arah dan mencoba berjalan meninggalkannya. meskipun sakit aku terus berjalan tertatih.
"Heyyyy, tunggu!" Dia meraih tanganku.
"Lepaskan!" Aku menepis tangannya.
"Maaf, sekali lagi maaf jika aku lancang" Dia mengulurkan tangannya kepadaku.
"Namaku Fabyan, panggil Byan" Senyumnya padaku.
Aku menatapnya penuh tanya, mengapa dia memperkenalkan diri? apakah ini modusnya? Ah, fikiranku terganggu karenanya.
"Maaf, aku harus pulang". Aku melangkahkan kakiku dan terus menjauh darinya. Tak kubalas uluran tangannya. Mengapa harus ku balas? Toh, mungkin juga dia adalah lelaki yang suka modus. Aku sangat tidak menyukai lelaki seperti itu.
Semakin jauh aku dari lapangan bola itu. Aku tak tahu sampai dimana aku ini? Huftttt, Hujan semakin membesar. Dan kenapa jalan ini begitu asing untukku.
Ku raih ponsel didalam tas, ku lihat jam ternyata sudah pukul 13:08 pm. Aku tersadar, dari sekolah aku jam 11:30 am itu berarti aku berjalan sudah ada sekitar dua Jam? Atau bahkan lebih?
Hujan semakin deras, aku berhenti disebuah Toko pinggir jalan untuk berteduh. Disini juga banyak orang dan pengendara yang berteduh karena toko itu tutup. Ku perhatikan arah sekitar, aku sungguh tak mengenal daerah ini? Apa yang aku lamunkan sehingga aku sampai ditempat ini?
Ah, siall! Dia lagi??
"Kamu? kenapa masih disini? apakah rumahmu jauh?" Dia memarkirkan sepeda motor maticnya dan mendekatiku.
Aku hanya meliriknya dengan menghela nafas.
"Sepertinya kamu bukan orang sini? dimana rumahmu? setelah hujan reda aku akan mengantarmu". Lagi-lagi lelaki itu membuat aku penasaran. Apa tujuannya? padahal kami baru saja bertemu. Aku pun mengacuhkannya?
Hujan sudah sedikit reda, aku khawatir ibu akan mencariku. Ponselku sudah kehabisan daya sehingga aku tak bisa memberi kabar pada ibu. Pasti saat ini ibu sedang khawatir memikirkanku dan mencoba mencariku.
Sebentar lagi aku akan pulang bu.. jangan khawatir, Gumamku dalam hati.
"Hey, ayoo aku antar?" Dia menawarkanku sembari menyerahkan Helm merah miliknya.
"Namaku bukan hey!" Aku meraih helm itu dari tangannya dan maju menuju sepeda motor yang terparkir dipinggir jalan.
Mau tak mau aku menerima tawarannya, dari pada aku disini saja tak tahu jalan pulang. Lebih baik aku bersama lelaki ini. Jika dia macam-macam, maka aku akan berteriak sekencang-kencangnya pasti orang-orang akan menolongku...
"Kamu begitu unik" Lelaki itu perlahan berbicara, namun aku bisa mendengar dan melihat senyumannya.
Byan, yaa aku baru ingat byan namanya.
"Sudah, ayo antarkan aku pulang!" Gerutuku sembari menaiki sepeda motornya.
"Baik tuan putri... Aku akan mengantarmu selamat sampai tujuan.." Byan menyalakan sepeda motornya dan perlahan melaju..
"Sangat gombal!!!" Jawabku ketus.
🍒Jadi makin penasaran akan kisah mara dan byan?? lanjut terus baca novelku ya teman-teman... jangan lupa kasih sarannya, biar bisa aku perbaiki lagi...
Makasih semuanya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments