Mentari menerobos memaksa masuk melalui celah gorden,temaran mentari yang tak begitu menyilaukan menandakan bahwa Matahari baru saya terbit.
Gerakan kecil dibawah selimut menandakan bahwa sesuatu yang berada didalamnya sudah menunjukkan tanda-tanda bangun dari tidurnya.
Erina merenggangkan badannya dan mulai membuka matanya,ia tidak pernah merasa selelah ini walaupun ditoko sedang ramai pengunjung.
Berat sekali baginya untuk membuka mata,dengan menyeret paksa kakinya untuk melangkah berusaha memasuki kamar mandi sebelum suaminya bangun.
dengan gontai Erina berjalan menyerngitkan matanya berusaha melihat jalan agar tidak menabrak apapun, mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
Saat melangkah masuk Erina mematung sambil melotot kan matanya,bukan karna menyentuh air kamar mandi yang dingin tetapi Erina melihat dengan mata kepalanya sendiri pria dengan tatapan tajam melihat kearahnya tanpa memakai sehelai benang pun.
"Aaaaaaaaaa.... ma-maafkan saya tuan muda" dengan langkah cepat ingin keluar namun Erina lupa bahwa pintu belum terbuka.
Bugh!! "awhhh.. sakittt." Erina terduduk bersimpuh sambil mengusap keningnya yang ia tabrakkan ke pintu kamar mandi.
Gavin yang melihat itu langsung memakai jubah mandinya lalu menggendong Erina keluar kamar mandi.
"kau ini bodoh dan juga buta ya, setidaknya perhatikan sekeliling mu saat kau melakukan sesuatu" oceh Gavin yang keluar dari kamar mandi dan mendudukkan Erina diatas kasur.
"Ma-maafkan saya tuan muda,saya tidak menyadari kalau anda didalam tadi" menunduk sambil mengusap keningnya.
Memalukan sekali kamu Erinaaaa.. mata ku sudah ternodai dan kening ku memar,kenapa tidak melihat dulu sih tadi.. eh tapi salah dia juga,siapa suruh tidak mengunci pintu
"sini ku lihat" sambil memperhatikan kening Erina.
seketika jantung Erina berdegup dengan cepat,ada prasaan aneh yang menjalar ke hatinya.
"sepertinya tidak terlalu parah memarnya,nanti turun saja kebawah minta salep pereda rasa sakit pada pak yan" ucap Gavin.
"iya tuan, terimakasih"
"lain kali kalo mau ngapain itu hati-hati,bisa2nya kau tidak menyadari aku sudah bangun,atau kau sengaja ingin melihat aku mandi ya" ejek Gavin.
"tidak tuan,sumpah.. saya tidak sengaja,mana mungkin saya seberani itu tuan"
memang aku segila apa sampai ingin melihat pria mandi,dan apa itu tadii astagaaaa mata suci kuu - teriak Erina dalam hati.
"sana kau mandi,habis itu kita turun untuk sarapan dan sekalian obati kening mu itu,Dasar ceroboh"
"baik tuan,saya permisi"
masa bodo lah dia bilang aku apa,tidak dimaki karna melihatnya mandi saja itu sudah mukjizat buat ku.
Selang berapa lama Erina sudah memakai pakaian rapi untuk pergi ke tokonya,dan begitu juga Gavin sudah siap dengan jasnya..
Selain menakutkan dia juga sangat tampan,badannya yang atletis,wajah yang sempurna,kulit yang putih bersih,andai dia bukan suami ku mungkin aku bisa jatuh cinta padanya.
"kau sedang melamunkan apa?" tanya Gavin,
"tidak ada tuan"
"pakaikan dasiku"
"baik" suami ku memang sangat tampan tapi aku hanya pelayan baginya,dan tidak sepantasnya seorang pelayan punya prasaan kepada tuannya.
"kau sudah harus ada dirumah saat aku pulang,Daniel akan memberitahu mu jika aku pulang lambat."
"iya tuan" ya setidaknya aku masih bisa ke toko ku saja sudah cukup.
Gavin turun kebawah diikuti dengan Erina dibelakangnya,dimeja makan sudah ada dua gadis cantik sedang menunggu kakaknya untuk sarapan bersama,walaupun mereka hanya tinggal bertiga tetapi mereka tidak pernah meninggalkan sarapan bersama.
Diluar Gavin memang terkenal angkuh dan sombong. namun siapa sangka orang yang biasanya arogan saat ketemu banyak orang adalah orang yang hangat di keluarganya.
Gavin takut kejadian yang menimpa kedua orang tuanya terjadi pada orang2 yang ia sayang. ia takut untuk kehilangan lagi.
"pagi kak Gavin.. selamat pagi juga kakak ipar" ucap Mila dengan riang.
"pagi kak Gavin,pagi kakak ipar" jawab cuek Karin.
Erina yang mendengar ucapan dari ke dua adik iparnya itu merasa aneh karna melihat sikap mereka yang berbeda.
Yang satu periang dan imut,sedangkan yang 1 lagi cuek tapi mempesona. tapi kenapa aku tidak melihat mertua ku ya, jangan-jangan..
"selamat pagi juga hmm.." nama mereka siapa ya.
"Namaku Kamila kak,dan dia kakak kembar ku Karina.
kami biasa dipanggil Karin dan Mila"
"ah iyaa Mila,selamat pagi juga Karina"
Mila menyambut dengan senyum cantiknya sedangkan Karin hanya tersenyum kecut.
Setelah Erina meletakkan makanan ke piring Gavin, mereka pun makan tanpa suara.
Setelah makan Erina mengantar Gavin ke mobilnya,
"Hati-hati dijalan tuan muda"
hanya dibalas dengan menaikkan tangan ke udara sambil jalan masuk ke mobilnya.
Tidak seburuk yang ku duga,rumor yang beredar tentang tuan Gavin tidak sepenuhnya benar,dia memang lelaki yang sangat dingin dan agak menyebalkan,sombong juga sih,tapi tidak terlalu begitu..ahh gimana cara menjelaskan nya yah.
Sudahlah - Erina balik menuju kamarnya untuk bersiap berangkat ke tokonya.
"Pak yan saya berangkat kerja dulu,saya akan pulang sebelum tuan muda pulang nanti".
"Baik nona muda, hati-hati dijalan" tunduk hormat pak yan.
"Astaga!!! aku tidak membawa motor ku kemari,aku harus izin dulu pada tuan Gavin kalau ingin membawa motorku kembali."
"Yasudah aku pesan gojek online saja"
Dari pintu utama,Mila dengan menenteng buku berlari ke arah Erina.
"Kakak ipar..!! hehehe mau kemana kak? kerja ya" tanya Mila yang terlihat mengatur nafas.
"eh iya Mil, kakak mau berangkat kerja,kamu gak berangkat bareng Karin?"
"nggak kak,kak Karin jadwalnya pagi,sedangkan aku agak siangan,ini aja mau ngumpul dulu sama temen aku,nanti sekalian langsung ke kampus"
"Kakak ipar kerja dimana?"
"kakak punya usaha kecil-kecilan, seperti gerai oleh2 makanan khas daerah"
"Wahhhh.. sepertinya keren,Btw kakak nunggu apa disini? mobil kakak dimana?"
"Mobil?? kakak tidak punya mobil Mila,hehehe.. "
"Lahh terus biasanya kakak naik apa? Gojek?"
"tidak.. kakak punya motor,biasanya naik itu, tapi harus minta izin dulu jika ingin membawa motor kakak kesini pada tuan Gavin".
"Oohh begitu,yasudah sekarang berangkat sama mobil aku saja dulu kak,atau mau ku minta sopir antar kakak ke toko,ada beberapa mobil yang bisa kakak pakai di garasi"
"tidak usah Mila,aku akan membicarakan itu nanti pada tuan Gavin"
"yasudah kalo gitu ayo aku antar kakak ipar,sekalian pengen tau toko kakak ipar"
"Okedeh kalau Mila tidak keberatan"
Erina merasa senang bisa akrab dengan adik iparnya, sebelumnya ia membayangkan adik iparnya akan menindas dia seperti difilm2.
Baru Mila yang ingin dekat dengan dirinya, Karin lebih terlihat cuek,jadi Erina tidak terlalu ingin dekat.
Mobil mereka melaju sedang memecah jalanan menuju toko Erina.
"oh iya kakak ipar,Hmmm.. maaf atas sikap dingin kak Karin ya,dia memang cuek tapi sebenarnya hangat dan menyenangkan kok,dia bagitu karna belum mengenal kakak ipar aja"
"tidak apa Mila,kakak rasa Karin begitu mungkin karna mengira kakak jadi istri tuan Gevan karna ada maksud"
Padahal aku disini hanya sebagai pelayan kakak mu, hanya pelayan yang harus membayar jasa tuannya untuk menyelamatkan hidup keluarga ku.
"Aku yakin,lambat lain kak Karin akan sadar bahwa ketakutan nya tidak beralasan,kakak ipar bersabar aja"
"iya Mila, kakak mengerti"
Manis sekali kamu Mila,sedangkan Karin lebih mirip kakak kamu Gavin,kenapa tidak kembar dengan Gavin saja,hahahah
"Ini toko kakak ipar ya, lumayan besar kok kak,hebat sekali kakak udah punya toko sendiri,kasih tau dong kak caranya... aku juga pengen tau cara bikin usaha dari nol" binar mata Mila memohon pada kakak iparnya.
"Baiklah baiklah.. lain kali kakak ceritakan bagaimana kakak bisa sampe seperti ini,kamu tidak mau masuk Mila?"
"sepertinya tidak kakak ipar,aku langsung pergi saja,teman ku sudah menunggu"
"Ehh tunggu sebentar,Mila panggil kakak jangan kakak ipar,itu terdengar aneh. Mila bisa panggil kakak dengan sebutan Kak Erin. nama kakak Erina,tetapi orang terdekat kakak biasa manggil kakak Erin."
"siap kakak ipar,ehh kak Erin.. hehehehe .. aku pamit dulu.. Daaaa kak Erin , see you"
Erin melambaikan tangannya riang seolah sedang bersama teman sebayanya,mobil Mila tak terlihat lagi, Erina masuk ke tokonya dan melakukan rutinitas seperti biasanya.
Petang hari Erina sudah berada di Mansion, ia duduk sambil menonton tv dikamarnya,menunggu Gavin pulang untuk menyambutnya.
Saat Gavin membuka pintu kamar,Erina langsung membungkuk memberi salam,lalu membantu Gavin melepas sepatu dan dasinya.
"Air hangat sudah saya siapkan,anda bisa langsung mandi tuan"
"bagai mana kening mu?"
hah kening? kenapa dia malah membahas kening ku, omggg - Erina teringat kejadian memalukan seumur hidupnya.
"sudah baikan tuan,untungnya tidak meninggalkan bekas,hanya ngilu saja sedikit"
"lain kali kalau ingin melihat ku mandi bilang saja,tidak perlu sampai membenturkan kepala mu ke pintu" ejek Gavin.
A-apa?!!! apa-apaan tuan Gavin ini,bisa2nya dia berbicara seringan itu,siapa juga yang ingin melihatnya mandi,ya tuhannn..
"tidak tuan,saya memang tidak sengaja" jelas Erina.
"selain ceroboh,kau juga mesum ya" ejek Gavin lagi.
Rasa ingin ku sumpelkan kaos kaki ini ke mulut mu tuan,kenapa anda begitu sangat menjengkelkan - gerutu Erina.
Ntah kenapa Gavin merasa senang saat mengolok Erina,ia melihat Erina menahan emosi namun tetap diam seakan dia tidak masalah dengan itu,
Mungkin aku sudah gila,kenapa aku senang membuat dia emosi ya,hahahah lihat itu.. mukanya merah seperti kepiting rebus.
Melihat Erina dengan raut kesal mengambilkan handuk, Gavin tidak dapat menahan tawanya,ia tertawa saat memasuki kamar mandi.
"apa yang tuan muda itu tertawai,anda menjengkelkan sekali,tidak lucu tuan.. mesum.. siapa juga yang mesum,orang nggak sengaja juga" gerutu Erina pelan.
Selesai mandi mereka turun makan malam,dan duduk sebentar diruang tv,sedangkan Gavin pergi ke ruang kerjanya.
Saat Erina sedang merapikan selimut untuknya tidur, Gavin masuk dan menatap heran.
"Kenapa kau tidur disana,apa kurang cukup luas kasur ku?"
"bukan seperti itu tuan,saya tidak mau membuat anda tidak nyaman dengan kehadiran saya"
"memang pernah aku bilang aku terganggu jika kau tidur dikasur ku?"
Erina terdiam,"tidak tuan,tidak pernah"
"lipat kembali dan kau tidur dikasur malam ini dan seterusnya,aku tidak ingin terlihat jahat menyuruh mu tidur disofa selamanya"
"t-tapi tuan sungguh saya tidak apa2 jika tidur disini sampai kapan pun"
menatap tajam ke Erina,"ada aku suruh kau membantah?"
"T-tidak tuan,baik saya akan rapihkan ini dlu" dengan cepat Erina melipatnya dan meletakkan nya dilemari.
"matikan lampu dan cepat naik,memangnya apa yang kau pikirkan,dasar otak mesum" kesal Gavin.
Erina mematikan lampu dan langsung berbaring disamping Gavin,tidak berbicara sepatah kata pun.
keduanya mulai tertidur dan memasuki mimpi masing-masing.
**Bersambung...
...Terima kasih telah kembali membaca☺️...
...Jangan lupa LIKE,POIN,dan VOTE nya....
...Insyaallah update setiap hari 🤗...
...Love u Tomat 🥰**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Nanaina
loh kayaknya kalau nggak salah di bab sebelumnya Erina pakai mobil
2023-08-18
0