Mentari diam sejenak lalu ia paksa untuk senyum dan lanjut membuka lembar berikutnya
"MENTARI ❤️"
Mentari melihat Rionaldo sekilas lalu ia lanjut lagi
"SENJA YANG SELALU TERHALANG REMBULAN UNTUK BERTEMU MENTARI"
Mentari membaca itu ia langsung menjawabnya "mungkin iya, karena Mentari dan senja tidak akan pernah bersatu walaupun dari sinar yang sama" ujar Mentari lagi setelah membaca tulisan dalam album itu
Rionaldo hanya diam dengan respon mentari seperti itu, entah marah, sedih atau kecewa mendengarnya seakan ucapan itu memberikan sebuah tanda mengecewakan
"Kenapa harus ada senja jika ada matahari yang siap menerangi sepanjang hari dengan sinarnya yang terang benderang sampai mata tidak sanggup untuk menatapnya?" Tanya mentari
"Pertanyaan itu sama halnya dengan kenapa harus ada mentari setelah sang fajar padahal kita tahu ada matahari dibalik semua itu?" tanya balik Rionaldo
Mentari berpikir dan menutup album itu tetapi masih memberikan sekad dengan jarinya "karena mentari memberikan kehidupan baru, dari dia kita tahu bahwa saatnya untuk berjuang untuk hidup kita"
"Berarti kamu percaya bahwa hadirmu saat ini membuat seseorang memiliki semangat untuk berjuang karena dia tau hadirmu merupakan sebagian dari hidupnya" jelas Rionaldo
"Maksudnya?" Tanya mentari sudah tidak mengerti
Rionaldo langsung menunjuk jidat Mentari lalu menekannya sehinga kepalanmya mundur kebelakang
"Otakmu berapa digit?"
"Haaa?" Mentari tambah dibuat bingung
"Lanjut saja lihat album foto tapi satu pesanku JANGAN PERNAH BERUBAH APALAGI MARAH PADAKU"
"Tenang, aku gak akan marah kok.. asal...."ucapannya terpotong setelah melihat tulisan I LOVE YOU MENTARI dibuku album tersebut
Mentari menatap Rionaldo "sejak kapan?" Tanya mentari lagi sambil menunduk malu
"Kenapa kamu yang malu, heeyy seharusnya aku yang malu"
"Biasanya laki-laki tidak tau malu" jawab jujur Mentari yang membuat Rionaldo berhenti bicara seketika dan diam sejenak lalu ia bersuara
"Mentari, andaikan aku tidak tau malu dari dulu aku utarakan tidak perlu dengan album seperti itu tapi aku bukan laki-laki seperti yang kamu ucapkan tadi" Rionaldo menjelaskan dirinya sendiri kepada mentari
"Maaf, aku salah ucap tadi" mentari kembali membuka foto album tersebut. Mentari dibuat tidak sanggup untuk lanjut melihat foto-foto itu karena tulisannya yang begitu membuat tidak enak hati jika itu terjadi diantara sahabat
"MANIS"
Mentari langsung mengembalikan album foto tersebut kepada Rionaldo yang lagi duduk didepannya "nanti aku lihat lagi, aku harus masak bubur sebelum pulang tapi kalau masih sakit nanti aku datang masakkan untuk makan malam"
"Iya, terima kasih" ucap Rionaldo sambil bangkit dari tempat duduknya kembali dikamar dengan album foto dan bingkai ditangannya
Mentari kembali memasak bubur didapur untuk makan siang Rionaldo.
...*****💛💛💛*****...
Di perusahaan papa Hadi sedang mengumumkan CEO baru, semua karyawan heboh dengan berita itu
"Benar CEO baru kita masih muda?" Tanya salah satu diantara para karyawan itu
"Iya, pewaris perusahaan ini" jawab salah satu diantara mereka lagi
Mereka masih cerita tiba-tiba Hadi dan Aldi lewat, semua buka jalan sambil menunduk hormat. Setelah Hadi lewat kembali para karyawan berkumpul "waaoow ganteng"
"Sstttt, ganteng-ganteng pasti sudah punya pacar... Malas mengagumi yang sudah punya pacar ntar suka jadi repot" ucap salah satu dari mereka lalu dia pergi meninggalkan teman-temannya
"Idih, padahal dalam hati suka sama CEO baru tadi" jawab karyawan lain
"Bubar-bubar kita kerja" ucap dari mereka lalu bubar kembali kerja di divisi masing-masing
CEO baru ini adalah Aldi Algantara saudara Mentari anak dari Hadi Algantara. Aldi pertama kali menjabat sebagai CEO jadi Hadi masih mendampingi Aldi.
Hari pertama merupakan hari terberat bagi Aldi kerja disebuah perusahaan apalagi dirinya sebagai CEO, keputusan ada ditangannya perusahaan berkembang atau malah menurun semua berada ditangannya dan diujung penanya.
Aldi lagi istrahat diruangan pribadinya, sambil memikirkan strategi apa untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar berkembang dengan pesat dan bisa membuka cabang baru.
"Ting ting ting" punyi ponsel Aldi
Aldi mengambil ponselnya dalam saku jasnya dan melihat layar ponselnya untuk mengetahui siapa yang menelfon
"Arka" ucap Aldi lirih lalu ia cepat mengangkat telfon tersebut
📞"Assalamualaikum bro, dimana?" ucap arka disebrang telfon
📞"Wa'alaikumussalam, diperusahaan papa aku, kamu?" Tanya balik Aldi
📞"kapan tiba di indo? Kok gak ngabarin bro" ucap arka lagi sedikit protes
📞"Kemarin, maaf ya bro sibuk diperusahaan papa jadi gak kepikiran mau telfon kamu" jawab Aldi lagi dengan jujur
📞"Gak apa-apa bro, gimana kalau kita makan malam di restoran fajar" tawar Arka
📞"Oke bro" Aldi mengiyakan., "Ehh kamu sekarang kerja dimana?" Tanya balik Aldi kepada Arka
📞"Aku perusahaan ayah juga sekaligus jadi asisten dosen di kampus ayah aku" tutur Arka kepada aldi
Aldi kepikiran mentari mendengar temannya arka jadi asisten dosen di kampusmya sendiri
📞"Sudah dulu ya bro, aku harus kekampus siang ini ada mahasiswa yang mau kumpul tugas sekaligus mahasiswa yang mau bimbingan" tutur arka lalu ia memberi salam sebelum mematikan sambungan telfon "assalamualaikum"
📞"Wa'alaikumussalam" jawab Aldi lalu menyimpan ponselnya diatas tempat tidur sambil memikirkan ucapan arka tadi
"Bimbingan.. mahasiswa kumpul tugas.. dan kampus sendiri" ulang Aldi bingung dengan ucapan arka tadi, "untuk apa jadi asisten dosen dikampus sendiri bikin capek saja" sambung Aldi lagi sambil jalan mengitari tempat tidurnya.
"Aku punya ide" ucap aldi lagi lalu mengambil ponselnya menelfon mentari
📞"Assalamualaikum, dek dimana?" Tanya Aldi
📞"Wa'alaikumussalam, ini lagi siap-siap kak ternyata siang ini aku mau bimbingan" jawab Mentari dengan buru-buru menyendok bubur untuk Rionaldo
📞"Kamu dimana kok ada bunyi piring" tanya Aldi lagi curiga kepada Mentari
📞"Di apartemen teman aku kak, teman aku lagi sakit.. sudah dulu ya kak.. aku buru-buru mau bimbingan nih" ucap mentari lalu mematikan sambungan telefon dengan sepihak
Aldi melihat ponselnya sudah mati karena mentari mematikan tanpa salam terlebih dahulu
"gak ada akhlak ini anak" ucap aldi sambil memperhatikan layar ponsel
Aldi kembali kerja, makan siang ia dibawakan oleh sekretarisnya yang dia sudah pesan terlebih dahulu.
Sedangkan Mentari membawakan bubur untuk Rionaldo yang sekarang lagi duduk nonton,
"Ini buburnya" ucap mentari dengan senyum bangga melihat hasil masakanmya itu
"Gak pakai racun tikus kan?" Tanya Rionaldo curiga
"Heee" mentari refleks memukul Rionaldo "mana ada sahabat mau bunuh sahabatnya sendiri"
"Ada, kamu" jawab Rionaldo lagi
"Kapan?" Tanya mentari lagi, "makan, habis ini aku mau bimbingan sama pak Bagus" sambung mentari
Rionaldo yang sudah menerima mangkuk bubur itu hendak menyuapkannya dalam mulut tiba-tiba mendengar bimbingan sama dosen Bagus, Rionaldo langsung menaruh kembali sendok buburnya dalam mangkok.
Mentari melihat itu "kenapa gak enak?.. tadi dipuji enak sekarang sudah tidak enak.. hmmm gak konsisten"
"bukan gak konsisten tapi aku masih kenyang"
"makan aja baru minum obat" ucap mentari sambil memikirkan bimbingan pertamanya kepada pak Bagus
Rionaldo begitu bahagia mendengar Mentari yang perhatian kepadanya, tanpa ia sadari ia menyunggingkan senyum sambil mengaduk-aduk buburnya. Rionaldo makan dengan semangat tanpa sadar ia menghabiskan buburnya satu mangkok
"Gimana kalau proposal aku dicoret-coret" batinnya sambil melihat Rionaldo yang sedang makan
Rionaldo merasa kalau ada yang melihatnya, ia menoleh kearah Mentari dan mendapatkan mentari lagi melihatnya sedang makan
"Kenapa?" Tanya Rionaldo sambil menaikkan alisnya
"Doain aku ya, aku mau bimbingan pertama kali nih.. tapi aku takut jangan sampai ketemu lagi dengan asdos menjengkelkan itu" ucap Mentari kepada Rionaldo
"Aamiin, mudah-mudahan tidak bertemu dengan beliau" ucap Rionaldo sembari ia senyum kepada mentari
"Aamiin ya Allah" mentari mengaminkan ucapan Rionaldo sebelum melihat ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk
Mentari membuka pesan tersebut dengan sekilas membacanya langsung memberitahu Rionaldo
"Ri.. ada nomor baru yang chat dengan sopan" ucap Mentari sambil mengangkat ponselnya menghadapkan layarnya kedepan Rionaldo
"Coba buka, aku yang baca" tawar Rionaldo lagi dan mentari dengan cepat kilat membukakan pesan tersebut dan Rionaldo membacanya, dia tidak fokus dipesannya melainkan dia lihat siapa yang kirim pesan "arka asisten dosen pak Bagus" ucap Rionaldo dengan lambat yang membuat Mentari langsung kena mental
Mentari mengusap mukanya dengan kasar dan muka ingin menangis "kayaknya aku wisudahnya kecuali pak Arka ini damai dengan saya, aku harus pergi Ri.. cepat sembuh" ucap Mentari
"Iya, hati-hati kekampus.. terimakasih buburnya" ucap Rionaldo sepenuh hati
"Iya" jawab Mentari yang sudah menutup pintu Rionaldo
Rionaldo melihat punggung Mentari yang sudah tidak terlihat ia mengambil obatnya dan dia minum. Rionaldo enak dosennya semua mudah ditemui dan bisa diajak bercanda jadi Rionaldo santai dalam hal bimbingan.
15 menit kemudian mentari sampai depan fakultasnya. Sebelum turun, Mentari menarik napas terlebih dahulu supir taksi online yang melihat mentari itu langsung bertanya
"Kenapa mbak?" Tanya pak supir taksi tersebut
"Mau berperang dunia ketiga didalam pak, makanya aku sampai sesak napas nih.. ini uangnya pak" ucap mentari lalu ia keluar
sedangkan pak supir ketawa mendengar jawaban penumpangnya itu lalu memutar balik mobilnya.
Mentari sampai depan ruangan pak Bagus, mengetuk pintu dan ada orang yang mempersilahkan masuk, mentari pun masuk dengan hati-hati meskipun hatinya kesal melihat orang yang ada didepannya tapi tetap ia coba untuk ramah dengan senyum damai walaupun dalam hati sudah ingin berperang.
"Duduk, sudah dewasa kan tidak perlu disuruh" ucapnya
"What.. mau bimbingan sama asisten seperti ini" batin Mentari sembari ia duduk
"Mana proposalnya?" Tanya pak Arka
Mentari langsung mengeluarkan proposal dari dalam tas dan memberikannya kepada pak Arka, arka menerimanya dengan senyum sekilas yang mentari tidak sadar hal itu
"Kamu mau sarjana dengan proposal seperti ini?" Tanya pak arka kepada mentari
"Iya pak, apa ada yang salah pak?" Tanya Mentari
"Bukan hanya salah tapi ini fatal" ucap pak arka yang membuat Mentari patah semangat
"Fatal maksudnya pak, salah semua?" Tanya Mentari
"Iya, besok pagi kamu harus datang jam 8 pagi untuk memperbaiki proposal kamu ini" ucap pak Arka kepada Mentari
Mentari yang tidak mengerti sampai otaknya tidak jalan."baik pak" jawab mentari lalu ia keluar tanpa pamit
Pak arka melihat mentari sudah membuka pintu hendak keluar "sopan santun kamu dimana tinggal hilang saja"
"Ya Allah pak, saya hilang gimana bapak saja masih tegur saya" jawab mentari malas pusing mengingat proposalnya banyak yang salah
"Bukan mahasiswi kalau gampang nyerah" ucap pak Arka
Mentari mendengar itu, kenapa rasa kesal dihatinya melebihi rasa takutnya kepada asdos tersebut, ia kembali dimeja pak arka yang lagi duduk yang sedang membuka proposal Mentari
"Pak, kami sebagai mahasiswa tidak butuh ucapan proposal kamu salah karena kami juga tau, meskipun kami sudah melakukan yang terbaik tapi kami yakin sebagai mahasiswa pasti ada yang salah atau kurang makanya kami melakukan bimbingan.. kenapa dosen-dosen tidak bilang proposal kamu masih ada yang kurang, dilengkapi saya tunggu besok.. itu pak enak kami dengar sebagai mahasiswa bukan mematahkan semangat kami dengan ucapan fatal seakan-akan kami tidak ada usaha sama sekali tinggal copy paste dari internet tanpa melihat sumber yang jelas" kesal Mentari dengan nada tinggi yang membuat diluar ruangan itu berkumpul dipintu ruangan pak arka dan pak bagus
"Kamu sadar dengan ucapan kamu tadi?" Tanya pak arka kepada Mentari
"Maaf pak, habisnya bapak membuat saya hilang kesabaran"
"Selama saya kuliah dan sampai sekarang jadi asdos, saya belum pernah menemukan mahasiswi langka seperti kamu" ucap Arka kesal dengan ucapan Mentari tadi
"Maaf pak" ucap mentari tunduk karena takut "mati aku, bisa-bisa tidak wisudah tahun ini" sambungnya membatin
"Keluar sekarang, besok pagi harus sudah disini jam 8 pagi kalau terlambat proposal kamu tidak akan saya periksa" ucap pak arka lalu membukakan pintu untuk Mentari "silahkan keluar" sambungnya dengan dingin
"Baik pak, terimakasih" ucap mentari lalu ia keluar begitupun dengan Arka kembali menutup pintu ruangannya.
"Hahaha... Enak dikerjain habisnya terlalu lambat kecuali sudah dikirimkan pesan baru datang" ucap Arka dengan santai di kursi kebesarannya.
Pak Arka banyak ditawarkan untuk membimbing mahasiswa yang proposal tetapi dengan alasan banyak pekerjaan di kantor takutnya tidak bisa ia urus tetapi pas masuk nama mentari ia langsung terima dan kata pak bagus kalau itu mahasiswi yang dia awasi pada saat ujian diruangannya.
Pak Arka tanpa berpikir panjang menerima tapi hanya satu mahasiswi tidak yang lain.
"Assalamualaikum bos" ucap asisten pribadinya lewat telefon
"Wa'alaikumussalam, iya.. ada apa?" Tanya Arka dingin
"Perempuan tadi ada di kantin" ucapnya lagi
"Tolong hampiri dan bayarkan makanan yang dia pesan" ucap arka lalu ia matikan sambungan telfon dan mengambil tasnya keluar menuju kantornya
Sedangkan asisten Arka sedang melakukan seperti apa yang perintahkan oleh bosnya.
Mentari yang lagi makan sedikit demi sedikit sambil melamun memikirkan proposalnya dan perjuangannya akan dimulai besok dengan pak Arka membuatnya stres duluan
"Pak Arka gila, kenapa sih harus diperbaiki diruangannya kenapa tidak coret saja lalu aku perbaiki dirumah kan enak" ucap mentari tidak terima sambil mengaduk minumannya itu
Asisten arka menghampiri "mbak kenapa, sepertinya lagi banyak masalah"
"Gak ada kok, mau duduk disini juga?" Tanya mentari dengan seulas senyum kepada laki-laki tersebut
"Emang bisa? Aku yang traktir kebetulan saya lihat mbak ini sedikit ada masalah"
Mentari malas berdebat, ia takut akan salah bicara lagi seperti yang terjadi kepada pak arka tadi "terima kasih kalau begitu"
Asisten Arka mendengar ucapan mentari tanpa menunggu waktu lama ia langsung kekasir membayar makanan mentari lalu kembali kepada mentari "mbak, saya sudah bayar jadi tidak perlu lagi ke kasir untuk bayar"
"Sekali lagi terima kasih ya" ucap Mentari lagi kepada asisten arka itu
Asisten arka setelah bayar ia langsung pergi karena arka sudah mengirimkan pesan bahwa dia segera ke kantor sekarang ada hal yang harus ia selesaikan.
"Loh, katanya mau makan tapi malah pergi" ucap Mentari setelah melihat orang yang bayarkan makanan tadi sudah tiba di pintu keluar, "tidak masalah, makan gratis" sambung Mentari senang
......***SEMOGA SUKA❤️......
...MENTARI SELALU MENUNGGU TEMAN-TEMAN UNTUK MAMPIR😁🌹...
.......
.......
.......
...JANGAN LUPA DUKUNGANNYA YA TEMAN-TEMAN...
...👇...
...KOMEN, LIKE DAN VOTE...
...TERIMA KASIH 🙏***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Han
eh eh eh apa ini pak arka ????
2023-06-17
1
Han
Mentari Terimakasih udah nyampein isi hati anak semester akhir 🙌🏻🙌🏻
2023-06-17
2
Han
Santai dong pak
2023-06-17
1