Langit mulai redup, warna jingga yang menghiasi langit sedikit demi sedikit mulai pamit bersama matahari. Bintang dan bulan siap untuk berperan menghiasi langit dimalam hari.
Mentari yang baru pulang dari kampus dengan perut kosong ditambah badan memanggil untuk segera istrahat membuat tuannya tidak bisa melawan selain mengikuti kehendaknya.
Mentari masuk dalam rumah langsung menuju meja makan.
"Bun.. ada makanan enak gak?"
"Kamu baru pulang sekarang, dari mana?" Tanya balik ibu Anita sambil menaruh cumi bakar dan sayur tumis kangkung pedas
"Ma syaa Allah bunda, rajin amat masak cumi bakar.. aku makan ya?" Izin Mentari sudah tidak tahan melihat menu untuk malam ini.
"Mandi dulu baru makan" larang ibu Anita yang masih menyendok lauk didapur. Ia tidak tau kalau putrinya itu sedang menikmati makanannya
"Nanggung bun" jawab Mentari yang sudah nambah nasi 2 kali. "Alhamdulillah, kenyang" sambungnya lagi sambil mengusap perutnya karena kenyang
Ibu Anita, menuju meja makan dengan semangkuk sup ditangannya dan Mentari sementara minum tanda ritual makanannya akan berakhir.
"Sudah makan?" Tanya ibu Anita
"Iya Bun, Mentari lapar sekali... Mentari kekamar dulu ya bunda" pamit Mentari sambil mengangkat tasnya.
Ibu Anita dan Pak Hadi makan malam berdua tanpa Mentari sedangkan mentari dikamar membersihkan diri dan lanjut kerja tugas kampus sebagai nilai tambahan untuk UAS nanti, jadi seorang mahasiswa/i semakin dekat dengan akhir semester maka tingkat kesibukannya makin bertambah
"Bun, Mentari gak makan sekalian?" tanya papa Hadi baru ia sadar ternyata mereka hanya makan berdua
"Sudah makan tadi pa, dia yang duluan makan katanya lapar sekali" jawab ibu Anita dengan suapan terakhir lalu ia minum
Papa Hadi mendengar itu hanya mengangguk lalu ia kembali lanjut makan begitupun dengan ibu Anita menunggu suaminya selesai makan
Berbeda dengan Mentari yang masih fokus belajar untuk final besok pagi.
"Huuaammm" Mentari menguap sambil menutup mulut
"Ngantuk, udah jam berapa sekarang?" Tanya mentari seorang diri dalam kamar lalu ia meraih ponselnya "lahhhh.. baru jam 9 sudah mengantuk, apa kabar nilai nanti" sambungnya lagi masih memaksakan diri untuk terus belajar
15 menit kemudian, bukannya belajar malah enak tidur berbantalkan lengannya diatas meja, tidurnya sangat nyenyak sampai panggilan telfon ia tidak dengar.
...*******************...
Pagi yang cerah dengan cahaya mulai masuk disela-sela gorden kamar mentari. Mentari masih berada dibalik selimut yang hangat, membuat empunya susah untuk bangkit dari tempat tidur.
"Tok tok tok"
"Mentari, gak kekampus?.. sekarang sudah pukul 7 pagi" teriak ibu Anita dibalik pintu kamar putrinya itu
Meskipun mentari masih tidur, telinganya masih mampu menangkap ucapan bundanya itu kalau sekarang sudah pukul 7 pagi. Mentari menyibakkan selimutnya lalu bagun dengan cepat lari membuka pintu kamar dengan rambut singa
"Bunda, benar sudah jam 7?" Tanya Mentari memastikan
"Iya" jawab ibu Anita dengan tangan yang dia lipat didada..
"sudah mau wisudah tapi masih suka terlambat bangun pagi" sambungnya lagi dan kali ini ia marah karena dia kira Mentari sudah siap-siap kekampus ternyata belum bangun.
"Efek belajar bun" jawab mentari lalu lari kekamar mandi.
10 menit kemudian, mentari sudah duduk dimeja makan dengan cepat mengambil satu roti tawar lalu mengolesnya dengan selei rasa kacang dan lari menuju mobil yang sudah ditunggu oleh papa Hadi dihalaman rumah
"Ayo pa, nanti mentari terlambat" ucapnya sambil mengunyah roti tawar yang dia bawa tadi
Papa Hadi menyusuri jalan kota dengan pelan, mentari melihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Mentari menepuk-nepuk tangannya diatas kursi mobil diatara dirinya dan papanya itu.
"Papa, lambat amat bawa mobil" batin Mentari
Papa Hadi yang masih fokus nyetir teralih ditangan mentari yang suka menepuk tempat duduk
"Kenapa?" Tanya papa Hadi
"Mentari sudah mau terlambat pa" jawab mentari dengan cepat karena pertanyaan ini yang dia tunggu dari tadi
"Tanya dulu teman-teman kamu, jalanan sedikit macet"
Mentari mendengar perintah dari papanya tanpa berpikir panjang dia langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam tas lalu mengirim pesan kepada Siska
✉️ Mentari : Sis, udah ada dosen?
Setelah selesai mengirim pesan kepada siska, mentari mengembalikan ponselnya dalam tas. Papa Hadi hanya memperhatikan putrinya sekilas lalu kembali fokus nyetir.
"Belum terlambat kan?" Tanya papa Hadi lagi
"Belum dibalas pa"
"Chat lagi dong, takutnya kamu terlambat"
Mentari kembali mengeluarkan ponselnya dan kali ini dia chat Rionaldo
✉️ "Rio, sudah ada dosen?"
✉️ Rionaldo : tinggal tuan rumahnya yang ditunggu
✉️ Mentari : aku serius
✉️ Rionaldo : iya, aku juga serius.. UASnya diruang dosen, jam 4 sore
Mentari membaca pesan dari Rionaldo itu tidak ada kata yang keluar dari bibirnya selain "apa" dengan ekspresi kaget. Mentari sudah tidak ada semangat diwajahnya karena tadi malam belajar mati-matian demi UAS hari ini ternyata malah disuruh UAS diruangan dosen jam 4 sore.
"Nasib-nasib" batin mentari sambil menggigit jari
Papa hadi menyadari perubahan mentari "kenapa nak?"
"Diundur jadi jam 4 sore pa" jawab Mentari
"Jadi kita pulang sekarang?" Tanya papa Hadi dan menoleh kiri kanan mencari pembelokan
"Ehhh.. jangan pa, aku nunggunya dikampus sama teman-teman" larang Mentari kepada papanya itu dan papa Hadi hanya mengiyakan apa yang diucapkan putrinya
10 menit kemudian Mentari sampai di fakultasnya, dengan santai masuk kelas mencari Siska.
"Sis, benar kita UAS nanti diruangan dosen?" Tanya mentari belum percaya
Siska mendengar pertanyaan mentari yang awalnya menulis langsung berhenti dan menatap wajah mentari yang dia kira hanya bercanda
"UAS apa?" Tanya balik Siska
Kali ini bukan hanya Siska yang bingung, mentari pun ikut bingung dengan pertanyaan balik Siska.
"Hari ini kita UAS kata Rionaldo dipindahkan jam 4 sore" jelas Mentari
"Aku gak dengar info UAS hari ini"
"Aku dikasih tau sama Rionaldo" ulang Mentari lagi meyakinkan Siska dengan jawabannya itu
"mungkin mau UAS duluan, supaya cepat gitu" jawab Siska lalu dia lanjut tulis tugasnya
Mentari hanya mengangguk dia akan coba tanya langsung kepada Rionaldo kalau sudah ada dia dalam kelas. Mentari ikut fokus melihat Siska yang menulis sampai mahasiswa/i lain ikut masuk kelas. Rionaldo pun ikut masuk kelas, mentari melihat Rionaldo langsung menghampirinya
"Maksudnya UAS sore jam 4?" Tanya mentari to the point
Rionaldo melihat kiri kanan dengan senyum sedikit tergambar diwajahnya "ssttttt.. nanti aku jelaskan" larang Rionaldo
"Jelaskan apa?" Tanya lagi mentari yang tidak mengerti maksud dari Rionaldo
Rionaldo langsung menarik tangan mentari membawanya diluar kelas, karena Rionaldo paham betul dengan sifat polos mentari bukan hanya mempermalukan dirinya tapi orang yang ada disekitarnya juga.
"Jam 4 sore, hanya kita berdua yang UAS karena aku ada kegiatan makanya aku minta sama dosen kita UAS jam 4. Supaya aman tinggal urus skripsi.. atau kamu tidak mau?" Tanya Rionaldo
Mentari berpikir sejenak "hhmmmmm, gimana ya?"
"Ya udah aku kasih tau aja dosen kalau gitu, aku sudah jelas mau UAS jam 4 sore ini" ucapan final Rionaldo
"Heeeee, enak aja.. aku mau juga cepat lah.. tapi gimana kalau aku gak tau jawabannya?" Tanya Mentari lagi untuk meyakinkan dirinya
"Ada aku yang bisa bantu kamu, kenapa sih harus ragu-ragu" ucap Rionaldo
"Oke, fix.. aku siap kapten" jawab mentari dengan tangan hormat sembari ia senyum
"Oke, makanya jangan ragu dengan kapten ini" jawab Rionaldo membanggakan diri.
Waktu begitu cepat berputar tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, mentari dan Rionaldo sudah siap menuju ruangan dosen tempat dimana untuk UAS.
Mentari dan Rionaldo jalan beriringan. Mentari yang tegangan orangnya ia membuka tasnya mencari buku catatan untuk UASnya saat ini.
"Kenapa buka tas lagi?, Kita udah mau masuk ruangan dosen" ucap Rionaldo
"Otak aku tidak secerdas kamu, gimana kalau aku lupa jawabannya?" Tanya balik mentari
Rionaldo hanya ketawa lucu mendengar ucapan mentari "santai, tetap kita bisa menjawab"
"Percaya diri bangat ya" jawab mentari lalu ia berhenti dipintu masuk dengan menghela napas kemudian mengetuk pintu dan memberi salam
Rionaldo ingin memberi tahu cara kode kalau nanti tidak tau jawaban dari soal agar aman dan tetap terkendali
"Eehhh, jangan dulu.. kamu sudah tau bagaimana caranya nanti kalau tidak tau jawabannya?"
Mentari menggeleng pelan dengan muka bingung "belum"
"Angkat jari sesuai nomor yang kamu tidak tau" ucap Rionaldo sebelum dosen menyuruh mereka masuk.
"Masuk" dosen mempersilahkan selanjutnya setelah keluar dua orang mahasiswa dari ruangannya.
Yang dipersilahkan selanjutnya tidak lain adalah Mentari dan Rionaldo. Mereka pun masuk beriringan, awalnya tidak memperhatikan dua mahasiswa yang ada didepannya kali ini.
"Ada apa?" Tanya dosen Bagus yang sedikit suka ganggu mahasiswi di kampus. Ganggu disini paling suka lihat mahasiswa dan mahasiswi yang datang bersamaan
"Yang menghadap kemarin pak.." jawab Rionaldo
"Ohhh Rionaldo Mahendradatta dan kamu?" Tanya pak Bagus sambil menunjuk Mentari
Mentari baru buka mulut tiba-tiba Rionaldo bersuara "sama pak, kami berdua mau UAS"
"Kenapa tidak sama-sama yang lain saja?" Tanya pak Bagus lagi
"Aaaaaaa" ucap mentari bingung karena disini dia hanya ikut Rionaldo
"Gini pak, saya dan Mentari ada kegiatan besok jadi kami berdua tidak bisa ikut pak. Kami mengambil waktu untuk UAS sore ini pak, terima kasih pak atas waktu yang telah bapak luangkan untuk saya dan Mentari sore ini" ucap Rionaldo dengan sopan kepada dosen pak Bagus
Pak bagus bukan merespon ucapan Rionaldo malah curiga kepada dua orang didepannya ini
"Kalian ini teman?" Tanya pak Bagus lagi
"Iya pak" jawab Mentari dengan cepat dan Rionaldo hanya menoleh ke tempat lain dengan nada lirih "mati aku".
Biasanya pak Bagus dengan jawaban teman ini jadi senjatanya mengganggu mahasiswa kampus. Tapi entah rezeki mereka hari ini pak bagus tidak banyak bertanya
"Ohh... Ini soal UAS kalian berdua tapi kalian berdua harus pisah, tunggu saya telfon dulu asisten saya untuk mengawasi salah satu diantara kalian"
Setelah memberikan soal kepada Rionaldo dan mentari kemudian pak Bagus menelfon asistennya. Tidak lama kemudian asistennya mengetuk pintu dan masuk. Asisten pak bagus bukan mengawasi Rionaldo melainkan Mentari.
Rionaldo kerja soal tidak fokus matanya selalu kearah Mentari. Rionaldo melihat asisten pak Bagus selalu perhatikan Mentari yang lagi fokus menjawab soal yang diberikan pak Bagus
"Ngapain asisten pak Bagus selalu memperhatikan mentari" batin Rionaldo yang sudah menjawab semua soal yang diberikan dosen tetapi dia masih menunggu mentari
Mentari sudah menjawab semua soal yang diberikan oleh pak Bagus. Mentari menoleh kearah Rionaldo
"Kita kumpul yuk" ajak mentari dari sudut ruangan dan Rionaldo pun mengangguk iya lalu berdiri menuju meja pak Bagus.
Pak Bagus sebelum mulai UAS mata kuliahnya ia menyuruh asistennya untuk memberi jarak antara Rionaldo dan mentari.
"Yakin jawabanmu sudah benar semua?" Tanya asisten pak Bagus itu lagi
"Iya" jawab Mentari penuh yakin dan Rionaldo pun ikut menghampiri mentari
"Ini banyak yang salah, tulis nomor kontak kamu disini nanti saya informasikan kalau banyak salah" ucap asisten tersebut penuh perhatian kepada mentari tersebut
"Tapi...." Ucap mentari bingung sambil melirik Rionaldo meminta bantuannya
Rionaldo mengerti maksud dari Mentari, dia pun menghampiri asisten tersebut "pakai nomor saya saja pak, kebetulan saya dan Mentari tetangga pak"
"Ohh" jawab singkat asisten tersebut dengan tangan yang dimasukkan dalam saku celana sambil jalan mengitari Mentari
"Bagaimana pak?" Tanya Rionaldo lagi memastikan kepada asdos tersebut, "maaf pak, kami harus pulang waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 sore" sambungnya lagi mengingatkan asdos tersebut kalau waktu sudah menjelang malam
"Iya pak, kami harus pulang" timpal Mentari sambil melihat asdos tersebut yang sudah membuatnya tidak nyaman berada diruangan itu
"Oke, silahkan" ucap asdos tersebut mempersilahkan mereka pulang
Mentari dan Rionaldo pulang, karena sudah menjelang malam jadi Rionaldo lah yang antar pulang Mentari. Mereka berdua menuju parkiran tanpa berpikir mentari masuk dalam mobil dan duduk santai sambil menunggu Rionaldo masuk
"Rionaldo, kamu mau tunggu asdos tadi yang membuat rambut aku ingin berdiri saking sakit hati?" Tanya mentari
Rionaldo menghampiri mentari dijendela mobil "gimana aku mau masuk, kamu bisa bawa mobil?
Mentari tanpa berpikir langsung menjawab sambil mengomel "tadi aku diremehkan sama asdos yang sok tau itu sekarang kamu juga,. Ahhhh memang laki-laki tidak punya perasaan"
Rionaldo bukan meladenin ucapan Mentari malah ia ketawa "hahahaha"
Mentari langsung keluar dari mobil dan duduk diparkiran tanpa alas dengan tas sampingnya yang dia pegang
Rionaldo sudah duduk dibagian sopir tetapi Mentari masih duduk di luar karena tidak terima dia diremehkan seperti tadi
"Ayo masuk, ini sudah malam.. mana dalam kampus ini banyak hantu.. disini saja sisa satu mobil yang belum pulang.. atau kamu mau...." Ucap Rionaldo menggantung ucapannya
Mentari langsung bangkit dari duduknya dan masuk dalam mobil "enak aja aku numpang sama asdos tadi"
Rionaldo pun mengantar Mentari pulang sedangkan orang tua Mentari terutama bunda Anita sudah panik dirumah karena mentari yang belum pulang sampai sekarang
...***JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE NYA YAA TEMAN-TEMAN...
...SEMOGA KITA SEHAT SELALU... AAMIIIN🤲***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Nenie desu
semangat thor
2024-05-28
0
Han
ciss dulu mahasiswa tingkat akhir kita samaan 😊😊
2023-06-07
1
Han
Percayalah niat hati untuk belajar gede banget tapi rasa kantuknya juga gak kalah gede😂😂
2023-06-07
1