Episode 3

"Haaoomm" Rionaldo menguap rasa mengantuk belum hilang. Ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidur tetapi badannya serasa pegal-pegal dan tenggorokannya terasa sakit.

"Eehheeemm" berdehem sambil memegang leher bagian tenggorokan yang sedikit parau.

Rionaldo mengambil air minum dengan tenaga yang rasanya semakin terkuras setelah bangkit dari tempat tidur. Ia minum satu teguk dengan harapan rasa parau tenggorokannya akan sedikit berkurang.

Sedangkan mentari kembali tidur dibalik setelah ia bercermin melihat matanya sedikit merah karena kurang tidur , pulasnya ia tidur sehingga lupa kalau hari ini akan bimbingan skripsi

Ponselnya yang selalu berdering tanda ada panggilan masuk ia tidak hiraukan, setiap ada panggilan telfon yang mengganggu telinganya Mentari menutupnya dengan bantal, jadi bisa dibayangkan kalau 3 kali panggilan masuk maka bantal diatas kepala mentari sudah tiga susun.

Aldi ingin mengganggu adiknya, ia masuk kamar mentari dengan bersiul sembari mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil karena baru selesai mandi. Dia begitu kaget melihat bantal yang tersusun diatas kepala Mentari

"Astaghfirullah, bunda anakmu mencoba bunuh diri" teriak Aldi sengaja dengan ekspresi panik

Mentari mendengar teriakkan dalam kamarnya terbangun dari tidurnya dengan memegang kepalanya yang sakit

"kakak" teriak Mentari

"Apa sih?, masih pagi sudah tegangan"

"Apa sih apa sih, sengaja tadi kan?

"Heeee,...orang dalam rumah sudah beraktivitas kamu masih tidur" tegur Aldi

Bunda Anita mendengar Aldi istigfar dari arah kamar mentari yang awalnya masih didapur ia tinggalkan. Sampai dalam kamar Putrinya itu, ia melihat Mentari pegang kepala dan Aldi putranya itu berdiri didepan tempat tidur

"Kalian dua bikin bunda panik" marah bunda Mentari

Aldi menunjuk mentari begitupun sebaliknya "bukan aku bun tapi kak Aldi" ucap Mentari

Aldi memutar bola matanya "aku, padahal aku istighfar gara-gara kamu yang menutup kepalanya dengan 3 bantal" jelas Aldi lalu meninggalkan ibu dan adiknya itu, setelah sampai diambang pintu kamar mentari "bun, nikahkan saja Mentari agar cepat bangun pagi" sambungnya

Ibu anita mendengar itu merupakan ide bagus baginya "benar kata kakakmu, bunda nikahkan saja supaya bunda tidak pusing setiap pagi bangunin kamu"

"Loh" jawab Mentari yang bingung mau jawab apa sedangkan aldi malah ketawa diluar kamar mentari lalu ibu Anita pergi meninggalkan putrinya dengan muka bingung

"ini hanya aku terlambat bangun mau dinikahkan, kalau gak ada calon pasti dijodohkan.. iihh emang sekarang zaman perjodohan" batin Mentari dan ia kepikiran dengan Rionaldo.

Mentari ingin bertemu dengan Rionaldo sekaligus ingin minta saran dari skripsinya.

"Chat saja dulu" batin Mentari lalu mengirim pesan kepada Rionaldo

✉️Mentari : Ri, kita ketemuan taman depan kampus

Setelah mengirim pesan, mentari siap-siap sesuai yang dia chatkan kepada Rionaldo. Mentari menuju meja makan, ia akan sarapan sebelum kekampus

"Tumben dek sudah rapi" Aldi heran melihat adiknya itu karena tadi masih tiduran dan sekarang sudah rapi

"Emang aku tidur gak ingat masa depan apa" jawab mentari dengan mengoleskan selei di rotinya lalu ia makan dan seketika habis

"Ludes dek?" Tanya lagi Aldi setelah melihat mentari minum susu

"Iya dong kak, aku pergi dulu.. assalamualaikum" pamit mentari

Mentari sudah depan rumah tetapi ia lupa kalau papanya hari ini sudah pergi duluan dikantor. Ia langsung pesan taksi online, ia takut nanti Rionaldo menunggu lama.

Rionaldo menggigil kedinginan di apartemennya, ia demam karena begadang semalaman ditambah flu. Rionaldo bersin-bersin dan ia ingin sarapan sebelum minum obat. Obat dibawakan oleh Siska tapi sebelum Siska pulang ia menawarkan diri membuatkan sarapan pagi tapi Rionaldo menolak.

"Pesan di grabfood saja" batin Rionaldo

Dengan terpaksa Rionaldo bangkit dari pembaringannya untuk mengambil ponsel yang ia simpan diatas meja. Rionaldo baru buka ponselnya sudah disambut oleh pesan mentari

"Ini anak pagi-pagi sudah chat lagi" batin Rionaldo

✉️Rionaldo : gak bisa hari ini, lagi sakit

✉️Mentari : sakit apa?

Rionaldo membaca pesan dari mentari ia hanya menyunggingkan senyum "peduli bangat sama teman sendiri bagaimana dengan suaminya nanti, ahhhh kenapa jadi berpikir seperti itu" batin Rionaldo lagi

✉️Rionaldo : kayaknya aku sudah mau mati, soalnya tadi aku lihat malaikat maut

Mentari kadang yang berpikir lambat dan apa yang dia baca mengambilnya dalam hal serius "Rionaldo mau mati" ia syok membaca pesan sahabatnya itu

Mentari mengubah alamatnya menjadi alamat apartemen Rionaldo tujuannya. 15 menit kemudian Mentari sampai di apartemen Rionaldo dengan panik langsung mengetuk pintu.

"Lama bangat sih, apa dia sudah mati" gumam mentari seorang diri di pintu apartemen Rionaldo

Dengan paksa Rionaldo membangunkan badannya untuk membuka pintu, dia tau kalau yang mengetuk pintu itu pasti Mentari

"Ngapain datang, sok peduli" ucap Rionaldo cuek setelah membukakan pintu dan kembali ketempat tidurnya

"Memang aku peduli" jawab mentari asal membuat Rionaldo menoleh seketika melihat mentari

"Memang aku peduli" Rionaldo mengulang ucapan Mentari

Mentari yang mengikuti belakang Rionaldo malas pusing dengan tingkah temannya, ia duduk tanpa disuruh dan melihat sekeliling apartemen temannya itu.

"Apartemen laki-laki memang gak ada satu sudut kamar pun yang bersih" ucap Mentari tidak sengaja

"Kamu datang disini mau jenguk aku atau hina apartemen aku?" Tanya Rionaldo tidak terima dengan ucapan mentari itu

"Kamu dengar? Padahal aku hanya bicara dalam hati" ucap Mentari serius

Rionaldo melihat muka mentari yang benar-benar serius dengan jawabannya membuatnya tambah sakit kepala, bagaimana bisa bicara dalam hati senyaring itu.

"Kenapa?" Tanya mentari bingung hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Rionaldo

Rionaldo memegang pelipisnya tambah sakit kepalanya melihat mentari yang menghambur di apartemennya

"Hahahaha" mentari ketawa menonton film kartun

Rionaldo yang tidur terganggu dengan suara tawa mentari

"Mentari bisa diam gak, aku lagi pusing nih, mana Grabfood aku belum datang lagi"

Mentari mematikan tv "kamu mau makan, aku masakan bubur ya.. biasanya orang sakit itu makan bubur"

Rionaldo kaget mendengar mentari yang bicara panjang lebar dengan penuh percaya diri menawarkan diri memasak "yah sudah, kedapur... aku mau tidur dulu.. penasaran dengan masakan kamu" Rionaldo mengalah dari pada semakin banyak bicara tambah pusing

"Yakin aku sendiri didapur, nanti apartemen kamu terbakar"

"Mentari kamu ini teman aku paling aneh" ucap Rionaldo yang masih menutup mata

"Hahaha... Rio tegangan... Rio tegangan... Rio tegangan" ucap Mentari menuju dapur

Di dapur Mentari cuci beras dan merebus beras tersebut sampai lembek jadi bubur. Rionaldo yang penasaran dengan apa yang dilakukan mentari, ia mengintip mentari dari balik pintu dapur

"Emang pintar masak itu anak, jangan sampai hanya menghambur didapur" batin Rionaldo sambil memantau mentari

"Masak-masak" ucap mentari dengan memegang spatula untuk mengaduk bubur dalam panci dan ponselnya bergetar..

"ada pesan masuk" batin mentari menuju meja makan Rionaldo mengambil ponselnya

Setelah membaca pesan diponselnya ia menaruhnya kembali diatas meja dan kembali di dapur melihat buburnya

"Astaga, kering kayak nasi" ucap Mentari lirih yang membuat Rionaldo usap dada dengan tingkah mentari

Rionaldo pura-pura baru datang dengan mengambil gelas untuk minum, sedangkan mentari kembali menaruhkan air dalam panci dan mengaduknya lagi dengan sedikit menambahkan garam.

"Bubur belum masak?" Tanya Rionaldo setelah ia duduk dikursi yang tidak jauh dari Mentari

"Sebenarnya tadi udah masak.." ucap mentari tiba-tiba berhenti setelah sadar mau melanjutkan ucapannya tapi tidak enak hati kepada Rionaldo

"Terus kenapa masih diatas sana?" Tanya Rionaldo sambil menaikkan alisnya

Mentari senyum sambil menghampiri Rionaldo yang lagi duduk, dengan sedikit tidak enak hati "tadi kering seperti nasi jadi aku tambahkan sedikit air dan garam baru aku aduk kembali" ucapnya dengan pelan, "tapi tenang dijamin enak kok" sambungnya lalu ia kembali melihat buburnya sedikit mengaduknya dan tidak lama ia angkat lalu mengambil mangkuk menyendok bubur untuk Rionaldo

"Ditaruh dimana nih?" Tanya mentari sudah didepan Rionaldo

"Disini saja" jawab Rionaldo sambil menunjuk meja makan didepannya

"Oke, habis ini aku pulang" pamit Mentari

Rionaldo yang masih mengaduk buburnya langsung beralih ke Mentari

"buru-buru?" Tanya Rionaldo dengan lembut sambil kembali mengaduk buburnya yang masih panas

"Gak juga tapi gak enak sama tetangga yang lain, aku perempuan dan kamu laki-laki dalam satu apartemen yang sama, nanti orang berpikir aneh-aneh" Jelas Mentari yang tiba-tiba otaknya jalan

"Hanya itu, gak pikir sahabatmu ini sakit?" Tanya lagi Rionaldo sambil menyendok bubur lalu ia makan

"Hhmmm.. lumayan rasanya tidak mengecewakan" batin Rionaldo

Mentari tidak menghiraukan pertanyaan Rionaldo, ia lebih menunggu komentar bubur yang dia buat "gimana" tanya Mentari dengan posisi duduk disamping Rionaldo saat ini

"Enak" puji Rionaldo, "tapi ingat satu hal karena enak jadi sebelum pulang harus dimasakkan lagi untuk makan siang dan sore" sambung Rionaldo yang diangguki oleh mentari sembari ia senyum semangat

"Aku ambilkan lagi bubur?" Tanya Mentari senang karena buburnya dibilang enak

Rionaldo senyum lalu menyodorkan mangkok buburnya "sedikit saja" ucap Rionaldo.

Rionaldo sudah kenyang tapi melihat mentari yang senang karena buburnya dipuji enak ditambah melihat muka Mentari yang selalu senyum dan menawarkan untuk mengambilkan bubur, Rionaldo tidak enak hati untuk merusak semua itu

Mentari kembali dimeja makan dengan mangkok buburnya

"dihabiskan, habis ini aku masak bubur untuk siang" ucap Mentari dengan lembut

"Lembut amat suaranya" heran Rionaldo

"Sstttt.. lagi baik hati" jawab mentari sembari ia ketawa lalu melihat jam ditangannya "oohh baru jam 11 siang, jam satu aku harus pulang" sambungnya dengan lirih

"Gak ada niat rawat aku sampai benar-benar sembuh?" Tanya Rionaldo dengan memberanikan diri

"Rencana kayak gitu tapi kamu harus nginap dirumah, aku gak bisa disini.. gak baik" jawab mentari sambil main ponsel

Rionaldo tidak suka kalau ia bicara dan lawan bicaranya main ponsel "chattingan dengan siapa?"

"Gak tau, nomor baru makanya lagi sementara aku tanya ini" jawab Mentari

Rionaldo meminta ponsel Mentari dengan menyodorkan tangannya "sini"

"Untuk?"

"Sini"

Mentari terpaksa memberikan ponselnya kepada Rionaldo dan menyuruh mentari mengambilkan ponselnya diatas meja dalam kamarnya. Mentari yang belum pernah masuk kamar Rionaldo dengan senang hati karena sebagai teman ia penasaran dengan kamar sahabatnya

"Oke" ucap Mentari lalu ia pergi menuju kamar Rionaldo

Mentari masuk kamar Rionaldo terlebih dahulu memberi salam. Ia masuk dengan melihat foto satu persatu yang Rionaldo pajang dan fokus di album foto kecil yang bertuliskan masa depan. Mentari tertarik dengan album itu tetapi kembali ditujuan awal kekamar ini yaitu mengambil ponsel Rionaldo.

Rionaldo sudah tidak sabar menunggu ponselnya tetapi Mentari tak kunjung datang "kok lama, mungkin dia lagi cari ponsel aku" batin Rionaldo

Mentari kembali memperhatikan foto diatas meja kamar Rionaldo satu persatu, ia menemukan fotonya disana yang sedang makan dipinggir jalan

"Foto aku" batin Mentari lalu ia kembali melihat foto yang lain ia menemukan foto sepasang orang tua yang bergandeng tangan dengan senyum bahagia tergambar jelas diwajah mereka berdua

"Senyum penuh cinta" batin Mentari lagi tanpa sadar menyunggingkan senyum

"Astaga" mentari tersadar kalau dirinya sudah lama dikamar Rionaldo. Mentari dengan ponsel ditangannya kembali dimeja makan dan memberikan ponsel Rionaldo.

Rionaldo menerima ponselnya lalu memasukkan nomor baru tersebut diponselnya lalu ia telfon

📞"Assalamualaikum, ini dengan siapa?" Tanya Rionaldo dingin

Mentari yang mendengar itu hanya diam sambil mendengar apa yang Rionaldo ucapkan

📞"Kamu siapa?" Tanya Rionaldo lagi yang membuat Mentari merinding takut

📞 "Kamu anak jurusan lain, tau dari mana nomor mentari?" Tanya Rionaldo lagi dengan sedikit meninggi

"Iisshhh.. aku yang di chat dia yang kebakaran jenggot" batin Mentari

📞"Oke.." ucap Rionaldo kepada orang tersebut. "Mentari blok nomor tadi" perintah Rionaldo sebelum mematikan sambungan telfonnya, ia sengaja agar orang yang ia telfon dengar secara jelas

"Jangan sampai keluarga aku" Mentari tidak mau"

"Dia preman jurusan lain, mau bergabung dengan mereka?" Tanya Rionaldo kesal karena anak tadi mengaku pacar mentari.. "atau itu pacar kamu?" Sambungnya

Mentari ingin menjawab tapi ia tidak bisa tahan tawa mendengar pertanyaan Rionaldo

"hahaha.. pertama kamu tanya mau bergabung dengan mereka, kedua pacar saya.. gak ada yang ketiga?.. aduh, kamu aneh kalau pacar aku gak mungkin dong tidak ada didaftar kontak aku"

"Mungkin saja, kamu sengaja gak simpan nomornya supaya gak ada yang tau, iya kan?" Tuduh Rionaldo namun hatinya tidak terima kalau itu benar

"Hahahaha" mentari ketawa sambil lap air matanya karena terlalu lama ia ketawa, "aku gak mau pacaran, kalau dia serius kenapa gak datang aja dirumah"

"Benar?" Tanya Rionaldo lagi

"Hhumm..mmm" jawab mentari.. "eh boleh gak aku minta satu yang ada dikamar kamu?" Tanya Mentari

Rionaldo tanpa curiga langsung mengiakan "boleh silahkan ambil sebagai ucapan terima kasih karena sudah masakkan aku bubur"

Mentari mendengar diizinkan itu ia tidak menunggu waktu lama langsung lari menuju kamar Rionaldo. Rionaldo senyum melihat mentari yang lari dan tidak lama ia kembali dengan album foto dan satu bingkai foto.

Rionaldo tau dari model bingkai foto itu kalau foto yang dia ambil itu adalah fotonya sendiri dan album tersebut adalah album foto mereka berdua

"Untuk apa dengan foto dan album itu?" Tanya Rionaldo

"Aku gak punya foto ini" mentari mengangkat bingkai foto yang ada ditangan kirinya memperlihatkan kepada Rionaldo "dan ini aku penasaran" sambungnya lagi dengan mengangkat album foto tersebut

"Boleh kamu ambil foto yang ada dibingkai tapi kembalikan album fotonya" ucap Rionaldo dengan lembut.

"Bodoh-bodoh kenapa aku gak simpan dalam lemari itu album" sambungnya membatin

"Aku semakin penasaran" ucap Mentari lalu ia duduk pas didepan Rionaldo dengan membuka album itu

"Masa depan" mentari membaca nama album itu sambil membuka gambar pertama

"Mentari"

"Hmmm"

"Mentari"

"Iya, kayak mau timbang amal saja dipanggil terus.. tenang nak amal baik mu berat tapi lebih berat dosamu, makanya aku...." Ucap Mentari terputus setelah melihat fotonya dan Rionaldo dalam album waktu Maba, tapi bukan fotonya yang ia perhatikan melainkan kata-kata disetiap lembar foto itu

"ANDAI KAMU TAHU, HATIKU HANYA UNTUK MU TAPI SAYANG SIFAT POLOSMU YANG MEMBUTAKAN SEMUANYA"

...**SEMOGA SUKA❤️...

...MENTARI SELALU MENUNGGU TEMAN-TEMAN UNTUK MAMPIR 😁🌹...

.......

.......

.......

.......

.......

...JANGAN LUPA DUKUNGANNYA YA TEMAN-TEMAN...

...👇...

...KOMEN, LIKE DAN VOTE...

...TERIMA KASIH 🙏**...

Terpopuler

Comments

Makray

Makray

usil amat sih kak.... kasian adiknya lo

2023-01-19

0

lilis herawati

lilis herawati

mahasiswa harus semangat

2023-01-12

0

kelakar betul kakak beradik ini, selalu membuat daisy senyum sorang-sorang. bikin iri daisy ada seorang abang yang baik dan kelakar😂😂

2022-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 Episode 97
99 Episode 98
100 Episode 99
101 Episode 100
102 Pengumuman
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
Episode 97
99
Episode 98
100
Episode 99
101
Episode 100
102
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!