pebinor

Setelah selesai menyuapi Ayuna, Mamanya Arya lanjut memberikan Ayuna obat. Dia sangat telaten sekali melakukan semua itu, hingga membuat Ayuna terkesima.

"Maaf ya tan, kalau aku merepotkan tante, lebih baik aku pulang saja, tan" Ayuna berkata kepada mamanya Arya, setelah selesai minum obat.

"Tidak apa-apa nak, tante senang kok bisa di di repotin sama kamu, kamu lebih baik tinggal di sini saja untuk sementara waktu, tunggu kondisi kamu benar-benar membaik"

"Tante ngingetin aku sama ibu aku" ucap Ayuna lemah.

"Lho emangnya ibu kamu kemana, Ay?" Tanya Ratna dengan menatap Ayuna.

"Ibu dan ayah aku sudah tiada tan, mereka sudah bahagia di surga"

" Duuhh, maafin tante ya sayang, tante nggak tahu kalau orang tua kamu sudah tiada" ucap mamanya Arya dengan sedikit rasa bersalah.

"Iya, nggak apa-apa tan" balas Ayuna.

"Ya sudah, kalau begitu kamu tante tinggal dulu ya, kamu istirahat saja"

"Iya tan, sekali lagi terimakasih tante"

"Sama-sama sayang"

Setelah itu, Ratna keluar dari kamar yang di tempati Ayuna, dia merasa begitu senang akan kehadiran Ayuna, ini pertama kalinya Ratna bertemu Ayuna, tapi dia merasa dia sudah begitu dekat dengan Ayuna. Ratna bisa melihat kalau Ayuna adalah wanita yang baik.

"Semoga saja suatu saat nanti kamu menjadi menantu ku, Ayuna" batin Ratna bahagia.

 

"Mama" panggil Arya, menghampiri sang mama yang lagi beristirahat di kamarnya.

"Lho Arya, kamu dari mana saja, nak? Main nyelonong saja masuk ke kamar mama"

"Tadi ada sesuatu yang harus aku urus ma. Bagaimana ma, mama suka nggak sama Ayuna?" Arya berkata dengan muka yang bersemu.

"Mama suka, dia cantik. Kelihatannya dia juga wanita yang baik dan lembut. Mama rasa dia Sangat cocok untuk menjadi pendamping kamu" Ratna berkata sambil menatap sang putra.

"Tapi ma, ada suatu hal yang mau Arya katakan kepada mama, ini tentang Ayuna." Arya berkata dangan posisi duduk di kasur di sebelah sang mama.

"Ada apa, Arya? Kamu katakan saja, mama siap untuk mendengarkan nya.''

"Tapi mama jangan marah ya?'' ucap Arya dengan sedikit memohon. Begitulah Arya kalau lagi bersama sang mama, dia akan bersikap apa adanya.

"Ya nggak lah, sudah cepat katakan saja, ini sudah mau magrib, sebentar lagi kita akan sholat.'' desak Ratna, penasaran.

"M-mmmm begini ma, sebenarnya Ayuna sudah punya suami dan ......."

Belum selesai Arya berbicara, mamanya tiba-tiba memotong.

''A-paaaa? Ayuna punya suami?" Sahut Ratna sedikit keras, dia cukup kaget mendengar perkataan anaknya.

"Mama dengerin Arya bicara dulu." mohon Arya.

"Kamu mau jadi pebinor Arya? Mama nggak setuju, lebih baik kamu anterin saja Ayuna pulang sekarang, pasti sekarang suaminya lagi kuatir nyariin dia. ''ucap Ratna lagi, tanpa mau mendengarkan sang anak.

"Ma ... plis, Arya mohon dengarkan Arya dulu! Ma, hubungan Ayuna sama suaminya lagi nggak baik-baik saja ma, makanya Ayuna tadi pingsan di kantor, Ayuna stres ma. Suami Ayuna ternyata sudah mengkhianati Ayuna, dia selingkuh di belakang Ayuna. Mama tahu tidak suami Ayuna selingkuh sama siapa?" Jelas Arya sedikit memberi jeda pada ucapannya.

"Ya mana mama tahu Arya, kamu kira mama ini dukun, peramal hah.'' Ratna bicara sedikit judes, dia masih tidak menyangka kalau Ayuna sudah punya suami.

"Suami Ayuna selingkuh sama adiknya Ayuna sendiri ma, Ayuna sudah dikhianati sama dua orang yang paling dekat dengannya. Dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Arya harap mama mau mengerti." Jelas Arya panjang lebar.

"A-paa ... kamu benaran, Arya? Kasian sekali Ayuna. Kalau begitu mama mau menemui Ayuna. Minggir kamu.'' Sahut Ratna, Ratna kemudian berjalan ke kamar Ayuna, dia begitu prihatin mendengarkan apa yang Arya katakan.

 

Sementara itu ditempat yang berbeda. Yudha duduk termenung dikamarnya, pikirannya masih tertuju kepada Ayuna, penampilan nya begitu berantakan, Yudha masih belum bisa mengetahui di mana keberadaan Ayuna, tadi siang dia sempat datang ke kantor tempat di mana Ayuna bekerja, tapi, dia tidak berhasil menemui sang istri, Yudha bertanya kepada Siska, tapi dia malah mendapat satu tamparan dari wanita itu, yang membuat pipinya begitu nyeri. Yudha juga bertanya kepada karyawan yang lain, kata mereka Ayuna di bawa ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri. Yudha begitu kuatir. Yudha seharian ini sudah puas berkeliling ke rumah sakit, mencari keberadaan Ayuna, tapi tidak dia temukan keberadaan sang istri.

Yudha beberapa kali mengabaikan panggilan bertubi-tubi yang datang dari sang kekasih, dia begitu menyesal. Sekarang dia merasa sangat merindukan sosok Ayuna.

"Ayuna ... kamu dimana sayang? Maafkan mas, mas khilaf sayang. Mas berjanji, kalau kamu kembali, mas akan berubah, mas akan meninggalkan Nina. Hiks .. hiks .. hiks .." gumam Yudha dengan penuh penyesalan hingga dia tak mampu menahan air matanya.

Saat Yudha sedang menangisi Ayuna, tiba-tiba Nina datang dari balik pintu kamar, tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Mas, kamu dari mana saja hah? Kenapa kamu mengabaikan aku seharian ini?!'' tanya Nina bernada kesal, dia berbicara dengan begitu keras, dia sangat marah sama sikap Yudha yang telah mengabaikannya.

"Nina, kamu bisa permisi dulu tidak masuk ke kamar ini? ''Jawab Yudha membentak. Dia cukup kaget akan kehadiran Nina.

"Mas jawab dulu, mas Yudha habis dari mana saja? '' ucap Nina. berkata dengan nada dibuat manja. Dia bergelayut manja di tangan Yudha.

"Mas mencari mbak mu Nina, apa kamu tidak kuatir sama mbak Ayuna!"

"Alaahhh mas nggak usah terlalu berlebihan, mbak Ayuna itu sudah besar, dia bisa jaga dirinya sendiri, buat apa mas mikirin mbak Ayuna terus, lebih baik mas ceraikan saja dia, agar kita bisa menikah secepatnya! Nina bicara begitu tega, dia seperti tidak peduli sama kakaknya.

"Nina!! Kamu bisa diam tidak! Kamu jangan bikin aku tambah pusing, apa kamu tidak punya perasaan sedikit pun, Ayuna itu kakak kamu!'' Bentak Yudha.

"Ya, tapi mau bagaimana lagi mas, kita sudah terlanjur berhubungan dibelakang nya, aku sekarang takut mas! Aku takut kalau aku hamil. Hiks ... hiks... hiks ..." Ungkap Nina dengan lirih, dia pura-pura meneteskan air matanya untuk mendapatkan perhatian Yudha kembali.

Yudha merasa bersalah kepada Nina, kemudian dia memeluknya.

"Maafkan mas, mas janji akan bertanggung jawab. Kamu tenang saja'' bujuk Yudha sambil membelai rambut Nina dan mengecup pucuk kepala Nina.

"Mas janji ya?''

"Iya sayang".

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

"A-yuna ... kamu dimana?" Teriak Ratna, memanggil Ayuna, dia tidak melihat Ayuna berada di tempat tidur.

"I-yaaa tante, tunggu sebentar. Aku lagi di kamar mandi" jawab Ayuna yang ternyata lagi mandi.

Beberapa saat akhirnya Ayuna keluar.

"Tante masih disini? Maaf Ayuna kira tante sudah keluar"

"Iya tante nungguin kamu, ada yang ingin tante tanya ke kamu Ayuna"

"Tante mau nanya apa? Maaf, kita bicaranya bisa nanti saja tan? Ayuna mau sholat dulu" ungkap Ayuna sungkan.

"Oohhhh ya, Tante kok bisa pikun gini, ya. Tadi tante juga mau sholat dulu, gara-gara Arya nih. makanya tante tidak sabar pengen ketemu kamu. Maafin tante ya sayang." Sahut Ratna dengan sedikit malu.

''iya tan, nggak apa-apa''

Kemudian Ratna berkata lagi.

"Kamu sudah kuat berdirinya sayang?" Tanya Ratna dengan melihat ke arah Ayuna.

"Alhamdulillah keadaan aku sudah agak mendingan tan"

"Ya sudah, kalau begitu kita sholat berjamaah saja yuk, biasanya di rumah ini Arya selalu sholat berjamaah sama para pekerjanya, dia selalu menjadi imamnya. Ayoo sayang, kita ke mushola. '' ajak Ratna berkata dengan antusias.

"Memangnya pak Arya bisa sholat tan?" Tanya Ayuna dengan sedikit ragu.

"Eehhhh kamu jangan salah Ay, Arya itu walaupun gitu tapi ilmu agamanya cukup mumpuni, dia sudah tante didik dari kecil, kalau nggak percaya kamu lihat sendiri nanti. Ayooo cepetan. Sahut Ratna berkata sambil berjalan di samping Ayuna, mereka berjalan berdampingan.

 

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirrobbil aa'lamin arrohmanirrohim malikiyau middin ....

Arya membacakan surah Al-fatihah dengan begitu merdu, dia menjadi imam. Di belakangnya ada Ayuna, mamanya dan beberapa para pelayan di rumahnya.

Ayuna meneteskan air matanya, dia begitu tersentuh mendengarkan suara Arya yang begitu indah dan merdu. Ayuna tidak menyangka, ternyata dia telah salah menilai Arya selama ini.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokattu". Ucap mereka berbarengan.

Mereka telah selesai mengerjakan sholat berjamaah.

Kemudian Arya menoleh kebelakang, bersalaman dengan sang mama, di ikuti oleh Ayuna.

"Andaikan kita bisa sama-sama seperti ini terus. Mama merasa kalau Ayuna sudah seperti putri mama saja.'' batin Ratna, dia begitu senang melihat dua orang manusia yang berbeda jenis ada di dekatnya, apalagi Arya dan Ayuna seperti terlihat malu-malu. Terlihat Seperti ABG saja.

Tapi, sebelum itu Ratna akan bertanya dahulu kepada Ayuna, tentang hubungan dia dan suaminya. Ratna tidak mau kalau nanti Arya di sebut sebagai pebinor.

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

yhuda bilang hilaf,, hilaf kok keterusan itu namanya doyan bukan hilaf,, kalo udah bejat ya bejat aja ggak usah bilang hilaf..

2023-02-15

0

niktut ugis

niktut ugis

A❤️A

2022-04-13

0

Shabrina

Shabrina

minggir kamu...ini natural banget Thor....keren...

2022-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!